Chapter tiga : Red Lights and Candy Wrappers

28 2 0
                                    



- chapter tiga

3. Red Lights and Candy Wrappers

malam itu, gadis berambut panjang sedang memasak di dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



malam itu, gadis berambut panjang sedang memasak di dapur. rambut tersebut ia sengaja  di cepol agar tidak mengganggu aktivitasnya. hanya memakai hoodie yang pas di tubuhnya berwarna coklat dan celana hot pants putih polos.

setelah ritual memasak telah selesai, allura memindahkan makanan tersebut ke wadahnya. sedikit ia potong sebuah tomat untuk menghias makanan tersebut.

serasa semuanya telah selesai, gadis itu melepas celemek di bajunya. allura gantung kembali celemek tersebut, kakinya berjalan mendekati meja makan. gadis itu duduk kursi sana lalu menyantap makanan masakan malamnya.

saat di tengah-tengah sedang makan, lengan gadis itu bertumpu pada meja makan. matanya menatap kosong ke depan, ia kembali teringat kejadian di bus. mengingat tampang pria itu yang sangat menyeramkan, pandangannya kembali ke bawah. kini allura merasa tidak ada lagi selera untuk makan.

entah mengapa ada rasa cemas di benak gadis itu, ia merasa tak nyaman. matanya mengelilingi ke seluruh isi dapur, memang tidak ada siapa pun tapi allura merasa itu tidak mungkin.

ia membuang pikiran sialan itu jauh-jauh, allura kembali menyantapp makanan yang di depannya. kembali menyantap makanan itu dengan cepat sampai habis dan meletakkan wadah itu di westafel lalu berlari menuju kamarnya.

pintu tersebut ia tutup lalu di kunci, tubuhnya berbalik badan hingga punggungnya bertubruk dengan pintu putih tersebut, dadanya naik turun. napasnya memburu, tangannya memegang dadanya yang berdetak sangat kencang. entah mengapa suasana rumahnya menjadi sangat terasa sangat menyeramkan. apa pria itu ada berada di sekitar rumahnya?

kepalanya menggeleng cepat, ia berjalan mendekati jendela yang terbuka. buru-buru allura menutup jendela itu dan menguncinya cepat. kakinya melangkah ke arah ranjang untuk tidur di sana. tubuhnya yang ia tutup semua dengan selimut dan mematikan lampu kamarnya. matanya melirik ke arah jam yang sudah pukul sebelas malam. jantung gadis itu perlahan berdetak normal dan napasnya kembali setabil, kedua matanya ia pejamkan perlahan dan kantuknya pun mulai menyerang.

 jantung gadis itu perlahan berdetak normal dan napasnya kembali setabil, kedua matanya ia pejamkan perlahan dan kantuknya pun mulai menyerang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PRANCISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang