Silahkan baca dan coba pahami tentang apa yang akan ku bagi. Apa? Malas? Membosankan. Tak apa. Aku menulis untuk diriku dan untuk mereka yang ingin menyapa tulisanku.
Baiklah, ku katakan bahwa ini tentang ayah. Ayahku yang berpura-pura kuat.
Ayah, tidak lelahkah kau meski seluruh badanmu hampir remuk?
Ya, aku tau itu pasti sangat lelah.
Ayah, andai ayah tau dan membaca ini.
Ini adalah lisanku yang tak kunjung sampai ditelingamu. Bahkan, mulut ini selalu terasa kaku setiap kali ingin mengungkapkan kegelisahan itu.
Ayah, ila sayang, sangat sayang dengan ayah.
Tetapi mengapa ayah selalu enggan melakukan setiap nasehat itu?
Ayah bilang ayah lelah, tetapi mengapa tetap memaksa?
Bahkan sampai saat ini aku masih belum merasa berguna bagi mu.
Wahai diri, sudah sejauh mana membahagiakan ayah?
Ayah, ini bukan puisi tetapi sekali lagi anakmu katakan bahwa ini adalah lisan yang tak sampai.
Ayah, berhentilah menyiksa diri dengan pekerjaan menyakitkan itu.
Ayah, berhentilah meninggalkan kewajiban karna beban yang menghantui itu
Sebab masih ada jalan lain untuk kita tetap terus hidup.
Ayah, jangan sakiti kami dengan perkataan menyakitkan itu saat ayah sangat lelah
Bahkan tidak makan pun tak apa asal perkataan meyakinkan itu tidak lolos dari lisanmu
Ayah, berhentilah menyia-nyiakan jerih payahmu dengan sebatang rokok yang sudah menjadi candu bagimu, kesehatan ayah lebih penting. Tidakkah ayah sayang pada kami?
Ayah, aku tau. Hatimu lembut.
Kasih sayangmu tidak pernah palsu
Dan ayah tidak gagal mendidik kami meski ayah tidak sempat menyelesaikan pendidikan itu.Ayah, aku ingin ayah seperti ayah yang diceritakan ibu.
Ayah menjaga kewajiban ibadah.
Ayah, kita ke surga sama-sama, ya?
Jangan sampai ayah tersiksa sendirian.
Ayah, semoga masa tuamu dipenuhi dengan ibadah yang khusuk.
Hati yang damai
Perasaan yang selalu bahagia
Kala melihat kami menjadi orang yang berhasil
Ayahku adalah ayah yang hebat
Kau harus tau isi hatinya sebelum menghakiminya
Sebab sekali kau tau
Bahkan untuk menatapnya saja kau tak sanggup
Bebannya terlalu berat
Sebab masih banyak orang yang menyebalkan yang kerap kali mengusik pikiran
Ayah
Hari yang paling terburuk bagiku ketika air mata itu lolos dari matamu.
Pertama kalinya hati seorang ayah terluka karnaku.
Aku selalu ingin melupakan kejadian itu tetapi kenangan buruk itu selalu mengusik.
Aku tau saat ini baik-baik saja tetapi pikiran ku selalu menagih hutang.
Hutang akan janji membalas keringat, luka, serta penderitaan ayah karna ulahku
Ayah, aku mohon tunggu lah sebentar..
Aku masih berada dititik, ",sedang berjuang."
Maaf aku tidak mampu seperti mereka yang mudah sukses dalam sekejap.
Aku selalu merasa iri, tetapi aku sadar bahwa setiap manusia itu punya waktunya masing-masing.
Dan aku harus paham akan hakikat itu.
Ayah, aku mohon tunggu sebentar saja.
Anak ini, tidak lagi mengecewakan mu.
Ayah, jangan hapus kepercayaan mu padaku.
Aku memang nakal
Aku memang bangkang
Aku kadang kerap kali tidak mau mendengar
Tetapi jauh dalam hati kecil ini tak berniat untuk menentang
Aku hanya ingin berhasil dengan caraku
Yang terkadang, kerap kali menjadi bahan perdebatan.
Ayah,
Aku akan sukses.
Pegang kata-kataku.
Aku akan membuat masa tuamu diliputi dengan perasaan damai.
Ayah, sekali lagi lisan ini tidak bisa sampai.
Karna bibirku akan tetap kaku.
Meski hatiku berteriak setiap saat.
Ayah, ini janjiku.
Janji dari seorang anak yang pernah membuatmu menangis.
Meski kelihatannya aku baik-baik saja tetapi..
Beban perasaan bersalah setiap hari ku pikul
Rasa penyesalan selalu menghantuiku kemana-mana.
Aku selalu berteriak didalam hati, kapan kau akan sukses? Lekas tebus dosa2 mu!!!
Ah, aku lelah..
Bertengkar dengan pikiran ku sendiri.
Berfikir keras untuk, bagaimana aku menebus semua ini dengan cepat?
Aku harus lulus tepat waktu
Aku harus membawa kepercayaan itu kembali
Aku tak akan membiarkan tubuhmu terbakar terik matahari lagi
Aku harus sukses sukses sukses!!
Itu kata pikiran ku..
Dia memaksa untuk cepat..
Padahal semua butuh waktu..
Ya Tuhan, biarkan perasaan damai kembali mengakses hatiku.
Berikan juga rasa sabar
Agar aku tak terus terusan memaksa pikiran ini.
Aku hanya lelah, bukan menyerah..
Berikan aku waktu beristirahat sejenak.
Lalu kembali mengejar asa..
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tidak) Ada Orang Yang Benar-Benar Kuat
No Ficción𝑫𝒖𝒏𝒊𝒂 𝒌𝒂𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒉𝒂𝒌 𝒌𝒊𝒕𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒑𝒂 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒖𝒓𝒂-𝒑𝒖𝒓𝒂 𝒔𝒆𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒔𝒂𝒋𝒂? -𝓵𝓪𝓵𝓪𝓬𝓪𝓷