chapter 3

2 0 0
                                    

Happy reading 📚

Terkadang sulit untuk menjelaskan suatu.yang memaksa kita untuk diam


"Hah"jawabku cengong apa aku gak salah denger

"Iya key sini"jawab meyakinkan

"I-ya"Gus jawabku terbata bata.aku duduk di samping Gus Faro akan tetapi ada sekatan bangku

"Ohya kal ri kenalin ini Keysa"kenal Gus Faro yang mendapat anggukan kepala dari mereka dan senyum yang khas

"Key ini Gus Fahri dan di samping Gus Fahri itu haikal"jelas Gus Faro

"Iya Gus"jawabku dengan senyuman.
Jangan tanya jantungku.seakan akan jantungku berdetak lebih cepat. Mereka mencicipinya kue buatanku aku menundukan pandangan.aku takut nanti rasanya tidak enak karna aku tidak sempat mencicipinya tadi.

Semua menikmati makanan tiba tiba
Haikal menayakan siapa yang membuat kue itu.samar samar aku mengangkat kepal

"Siapa yang membuat kue ini Gus"tanyanya ke Gus faro

"Keysa tadi "jawabanya dengan senyum yang tidak bisa diartikan

"Kenapa gak enak ya"sahutku memberanikan diri

"Ehhhh Ndak key enak kok malah aku suka"seakan ada beribu kupu kupu berterbangan di dalam tubukku.
senyum ku mengembang. Seakan tidak ada hal yang lebih bahagia lagi kecuali dia.

"Alhamdulillah kalo suka"

"Key udah berapa lama di pesantren sini" tanya Gus fahri

"Udah 5 tahun Gus"

"Wahhh udah lama berarti.satu tahun lagi lulus mau kemana key"bukan Gus Fahri yang tanya melain Kan Gus Faro

"Belum tau Gus"jawabku dengan senyuman

"Gak ada rencana mau kemana"untuk yang sekian kalinya jantungku di buat berdebar.yahhh Haikal yang menanyakan

"Ada cuma belum pasti soalnya.belum bilang sama bunda"

"Rumah kamu dimana key"

"Hah... Emm rumahku ada di Surabaya"

"Ke-napa"lanhutku dengan gugup

"Gapapa cuma nanya"

Sedari tadi Gus Fahri dan Gus Faro berbincang-bincang sendiri mereka membahas tentang pesantren. sedangkan aku di dekatkan denga posisi yang sangat tidak nyaman

"Tetanggaku juga ada di pesantren Al Amin tapi ngak tau Al Amin mana " tanya dia

"Namanya siapa kak"tanyaku penasaran

"Lita.apa kamu kenal sama dia" satu nama beribu luka.ada masanya untuk berharap, dan ada waktu untuk berhenti. Ada saat untuk memperjuangkan, namun ada juga untuk meng ikhlaskan.
Satu hal yang paling menyesakkan jiwa adalah harus berpura - pura ikut bahagia ketika melihat orang yang dicintai mencintai orang lain.

"Key.keysa hehhhh"tangan yang berada di depan wajahku

"Ehhh iya kak.kenal kok malah ia sahabat aku.satu kamar juga"jawabku ingin menangis.
Jika awalnya aku tahu bahwa pertemuan denganmu hanya menyisakan rasa sakit. Mungkin aku akan memilih untuk tidak pernah bertemu denganmu. Yah.. Kamu hanyalah orang asing dalam hidupku awalnya. Aku tak mengenalmu, kamu pun juga tak mengenalku. Dan entah mulai kapan itu tiba tiba kamu mulai masuk dalam hidupku dan hatiku. Lalu tiba tiba pula cinta itu lenyap seperi senja di sore hari.

"Salamun ya nanti"

"Insyaallah"

"Ayok pulang kal udah mau petang"tiba tiba suara Gus Fahri membuyarkan lamunanku

"Ehh iya ayok gus"sahut Haikal

"Aku pamit gus.key. umi mana Gus"tanya Gus Fahri

"Kayaknya lagi di dapur"

Tiba-tiba umi datang dari arah belakang

"Mau kemana ri kal"tanya umi

"Pulang mi udah mau petang nanti Buya cari"jawab Gus fahri

"Gak makan disini aja dulu"

"Gak usah mi kapan-kapan aja"

"Yasudah aku pamit ya gus.key.umi"Meraka berdua pamit menyalimi umi dan Gus faro saat Haikal di depan ku aku langsung me nyatukan tanganku di depan dadaku
Lalu ia menjabat sana sepertiku di lanjut Gus fahri

Selesai mereka pergi aku pamit ke umi mau kembali ke pondok pesantren sampai di pesantren sekitar jam 05:00 aku langsung mandi setelah itu kekamar ternyata di sana banyak anak anak yang pulang dari dinia sejak tadi.sampain situ langsung di srobot pertanyaan oleh mereka

"Key.lho dari mana aja"tanya Lita

"Dari dalem umi"jawabku sambil duduk bergabung sama meraka.saat ini mereka duduk santai sambil makan cemilan yang di bawakan orang tua mereka waktu jenguan.

"Ngapain"tanya Nina

"Buat kue sambil nemenin Gus Faro kedatangan tamu dari pondok pesantren Al iklas"jawabku santai sambil memasukkan makanan kuaci yang ada di tanganku

"Hahhhhhh Al ikhlas mana Jombang"sahut heboh Lita

"Iya"jawabku santai

"Ohya Lit dapet salam dari Haikal"lanjutku

"Ya Allah.kenapa kamu ngak ngomong kalo ada mas Haikal"jawabnya agak kecewa

"Aku ngak tau.dia tanya juga pas mau pulang."bohongku
Sedangkan yang lain menyimak percakapan kami Dengan raut wajah tidak faham

"Kalian bahas apa sihhh"sahut Firda teman kamar kami

"Gak apa apa kamu masih bocil jadi gak boleh tau"jawabku di akhiri dengan kekehan anak anak
Sedangkan orang yang dikatain memamerkan wajah sebelnya

"Ehhh udah mau masuk magrib.ayok wudhu"ajak Dinda

"Yasuda ayok"jawab kita bwngkit dari tempat duduk tak lupa kami semua membersikan sisa makana yang kita makan tadi setelah itu kita wudhu mengantri di lantai bawah lalu menuju mushola untuk sholat.

***

Sedangkan di lain tempat terdapat seorang laki-laki melamun di gazebo pesantren.dia Haikal entah paa yang di pikirkan setelah musyawarah(belajar ia selalu tersenyum. Namamu begitu indah ketika Allah membuat ku merasakan perasaan yang tenang disaat pertama kali aku mengenalmu. Ada rasa yang berbanding terbalik, Apa aku sanggup menyangkalnya?? Ternyata aku tak mampu menyangkalnya karena Allah lah yang memberikan rasa itu tanpa kau sadari pun mungkin saja kau mempunyai rasa yang sama seperti ku, tapi biarlah rasa itu menjadi rasa yang seperti seujung kuku yang sedikit demi sedikit tumbuh dan itu karena Allah. Oleh karena itu aku mencintai Allah melebihi aku mencintai makhluk-Nya, tak kan kubiarkan Allah hilang dari hatiku, biarlah setan membisikan kepada ku rayuan-rayuan gombalnya anggap lah itu penguji keimanan ku.

"Woiiii ngapai di sini sendirian"
Haikal yang sejak tadi melamun di kejutkan dengan seseorang yang memukul bahunya

"Astaghfirullah.dil lho ngapain ngagetin gue aja"dengan raut wajah marah sedangkan yang di marahi ia malah cengengesan tanpa dosa

"Maap lho lagian ngapain bengong sendirian Kesambet baru tau lho"

"Ngak ngapa ngapain"jawabku cuek

"Gitu aja ngambek lho kayak cewek lagi pms"

"Enak aja kalo ngomong.gue tampol mulut lho baru tau rasa"sahut Haikal ngegas
"Udah malem ayok tidur"ajak Fadhil
Haikal langsung melihat jam ya memang saat ini udah jam 23:45
Keadaan di sekitar pesantren juga mulai sepi dan hening
"Ayokk.udah pada tidur semua "tanyaku

"Iya.niatnya tadi mau ke khamam lihat kamu sendiri disini aku samperin"
Mereka berjalan kekamar ternyata sepi sudah pada tidur semua.kemudian mereka Terlelap dalam mimpi masing-masing

***

bait bait cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang