Suara decitan terdengar dari kaki-kaki tempat tidur yang bergesekan dengan lantai, karena seorang anak berusia tiga belas tahun tak sengaja terbangun dari tidurnya.
Anak itu merangkak menuruni tempat tidur secara perlahan, karena takut mengganggu kenyamanan tidur sang Adik.
Ceklek!
"Papa mau ke mana?"
Lelaki paruh baya yang dipanggil Papa itu menolehkan kepalanya.
"Papa dan Mama mau kerja dulu sayang."
"Kerja? Harus banget tengah malam kayak gini? Emangnya Papa dan Mama kerja apa, sih? Kenapa setiap berangkat kerja selalu malam hari?"
Seorang wanita paruh baya berjalan mendekat ke arah dua orang yang tengah berbincang.
"Kenapa bangun jam segini, hm? Bukannya besok pagi kamu harus berangkat ke sekolah?"
"Senja haus. Mau ambil air putih di dapur."
"Ayo, Mama antar." Senja mengangguk patuh, lalu melangkahkan kakinya guna menuruni anak tangga.
°°°
"Sekarang kamu tidur, ya. Mama dan Papa harus berangkat kerja dulu."
"Nggak bisa besok pagi aja?"
"Nggak bisa sayang. Pekerjaan Papa dan Mama sangat mendesak. Kamu bisa diandalkan kan untuk menjaga Bulan?"
Senja menolehkan kepalanya ke arah sang Adik yang tengah tertidur pulas di sebelahnya.
"Bisa, Pa. Senja akan jagain Bulan selama Papa dan Mama pergi kerja."
"Anak pintar... Panggil Bi Lola di kamarnya, kalau kamu butuh sesuatu." Senja mengangguk.
"Papa dan Mama pergi dulu ya sayang."
Secara bergantian kedua orang tua Senja mengecup singkat kening sang putri.
"Hati-hati, Ma... Pa..."
Kedua orang tua Senja mengangguk, lalu menyunggingkan senyumnya.
Hingga raga kedua orang tuanya menghilang, saat pintu kamar telah ditutup dengan sempurna.
Sayangnya, Senja tak pernah menyangka, bahwa malam itu adalah hari terakhir ia dapat bertemu dan berbincang dengan kedua orang tuanya.
Andai saja Senja menyadarinya, mungkin menahan kedua orang tuanya agar tidak pergi bekerja pada malam itu akan ia lakukan dengan sekuat tenaga.
TBC,
FR.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA'S WORLD
Teen FictionIni tentang Senja Alamanda. Tangisan serta amukan sang Adik sudah menjadi asupan sehari-harinya. Hidup dengan penuh kecemasan dan ketakutan, karena kesalahan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya di masa lalu, mengakibatkan Senja tak pernah menikma...