Langit menatap sebuah bangunan yang sudah sangat lama tak ia kunjungi. Laki-laki itu pernah menginjakkan kakinya di tempat ini bersama kedua sahabatnya.
Mungkin, sebuah club malam yang berada di pusat kota Jakarta akan menjadi saksi bisu bahwa kini hati dan pikirannya sedang tidak baik-baik saja.
Langit berjalan lunglai melewati orang-orang yang tengah berjoget menikmati alunan musik serta lampu diskotik.
Laki-laki itu memusatkan kedua bola matanya ke arah seorang laki-laki yang wajahnya sangat ia kenali.
"Yo?"
Gio yang sudah setengah sadar akibat pengaruh minuman beralkohol menolehkan kepalanya.
"Langit... brother gue... tumben banget lo ke sini."
"Habis berantem sama Bokap."
Lengit mendudukan dirinya di sebuah kursi yang bersebelahan dengan Gio.
"Lo sendiri ngapain di sini? Ada masalah?"
"Anak broken home kayak gue mana pernah hidup bahagia sih, Lang?" Gio tersenyum kecut. Walaupun dalam keadaan setengah sadar, ia tetap meneguk segelas vodka yang telah disajikan oleh Rico.
Flashback
PRANG!
Keadaan seperti ini yang membuat kesehatan mental Gio dalam keadaan tidak baik-baik saja.
Kedua orang tuanya memang sudah lama telah berpisah. Namun, pertengkaran di antara keduanya yang memperebutkan masa depan Gio agar menjadi seorang Dokter ataupun Pengacara terlalu sering lelaki itu dengar.
"Saya sudah menyiapkan universitas terbaik untuk Gio, karena saya ingin dia menjadi seorang Pengacara bukan seorang Dokter seperti kamu!"
"Memangnya apa yang salah dengan seorang Dokter, hah?! Gio itu anak saya! Saya yang mengandung dan melahirkannya! Jadi, Gio harus menjadi Dokter sama seperti saya!"
"Tapi, Gio juga anak kandung saya, Wina!"
"YA! GIO MEMANG ANAK KANDUNG KAMU JUGA, BRAM! TAPI, DARI MANA SAJA KAMU SELAMA INI, HAH?! SEMBILAN TAHUN, BRAM! SEMBILAN TAHUN SAYA MEMBESARKAN GIO SEORANG DIRI, KARENA KAMU TERLALU ASIK DENGAN ISTRI BARUMU! DI MANA TANGGUNG JAWABMU SEBAGAI SEORANG AYAH?! KENAPA BARU SEKARANG?! DI SAAT SAYA DAN GIO SUDAH HIDUP BAHAGIA TANPA KEHADIRAN KAMU!"
"TAPI SAYA SUDAH BERUBAH, WINA! SAYA BUKAN BRAM YANG DULU! SAYA INGIN MENEBUS SEMBILAN TAHUN ITU BERSAMA DENGAN GIO!"
"Gak akan ada yang pernah berubah, Bram! Gio akan tetap menjadi seorang Dokter sama seperti saya!" Ucap Wina sungguh-sungguh.
"Oke! Oke, kalo itu mau kamu! Saya akan bawa masalah ini ke meja hijau agar hak asuh Gio menjadi milik saya!"
Wina memperlihatkan senyum meremehkan ke arah Bram. "Silahkan! Saya hanya memperingatkan, kalo usaha yang kamu lakukan itu hanya akan berakhir dengan sia-sia!"
"Kita lihat saja nanti." Bram melangkahkan kakinya ke arah pintu keluar.
Rico berjalan mendekat.
Kebetulan, Rico ini adalah teman satu SMP Langit serta Gio. Namun, karena keterbatasan biaya, Rico tak melanjutkan pendidikannya di bangku SMA, melainkan langsung bekerja di usia yang masih sangat belia.
Kira-kira, sudah satu tahun lamanya ia bekerja sebagai seorang bartender, setelah dipecat dari tempat kerjanya yang lama.
"Mau pesen apa lo, Lang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA'S WORLD
Teen FictionIni tentang Senja Alamanda. Tangisan serta amukan sang Adik sudah menjadi asupan sehari-harinya. Hidup dengan penuh kecemasan dan ketakutan, karena kesalahan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya di masa lalu, mengakibatkan Senja tak pernah menikma...