Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
☀ 𝑵𝒐𝒊 𝒆 𝑰'𝒆𝒔𝒕𝒂𝒕𝒆 𝑷𝒐𝒔𝒊𝒕𝒂𝒏𝒐 ☀
18.11 CET¹
Matahari belum terbenam. Masih setia berada di langit sore bersama goresan jingga pada langit di sekitarnya.
Sama halnya dengan matahari, Jimmy masih setiamenendang seluruh barang yang menghalangi langkahnya, meluapkan segala kekesalannya. Mengapa? Mengapa ia harus lupa?!
Setelah lelah seharian mencari Nave, dirinya pulang tanpa melakukan tujuan awalnya mencari Nave-menyampaikan informasi dari ketua agensi. Atau tepatnya, ia melupakannya.
“Astaga...” Erangnya sebal.
Jemari mungilnya menggenggam erat ponsel yang kini menunjukkan sebuah panggilan keluar. Nave, dirinya mencoba menghubungi gadis itu. Tetapi yang ia dapat selalu saja kalimat 'Panggilan ditolak' dari operator.
“Ayolah Nave jangan menyusahkanku!”
Ia memutuskan kembali menekan nomor Nave yang barusaja menolak panggilannya. Dengan catatan, jika kali ini ditolak dirinya harus kembali melangkahkan kaki menuju kediaman Salvdore Fam, tempat tersial yang pernah ia datangi.
Dan sesuai dugaan, Nave kembali mereject panggilannya.
“Lakukan sepuasmu Nave! Ketika dihari bekerja, aku akan menghukummu!” Gerutunya sebal. Dengan cepat ia menyambar topi yang tergantung di belakang pintu.
Kendati saat sibuk menggerutu sembari mencak-mencak di ruangan tengah, tangan Jimmy tak tinggal diam. Dirinya memanggil seseorang untuk menjemputnya menggunakan kendaraan, sebab mobilnya terlalu sayang untuak digunakan dalam keadaan dirinya yang tengah dikuasai emosi. Bisa jadi mobilnya akan lecet ditengah perjalanan dari Apartnya menuju rumah Nave.
Cukup lama menunggu panggilan diangkat. Oleh sebab itu, tanpa menunggu lawan bicara bertanya, Jimmy melayangkan permintaannya.
“Tae, boleh tolong jemput aku di apart? Ini penting.”
☀ 𝑵𝒐𝒊 𝒆 𝑰'𝒆𝒔𝒕𝒂𝒕𝒆 𝑷𝒐𝒔𝒊𝒕𝒂𝒏𝒐 ☀
“Ya Tuhan...”
Sepulang dari pantai 2 jam yang lalu, aku banyak merenung di kamar, bahkan panggilan dari ibu pun aku abaikan. Maaf ibu...
1 hal yang terus teringat di pikiranku. Bagaimana bisa aku menaruh rasa pada gadis yang parahnya kekasih sahabatku sendiri? Maafkan atas ketidaktahuanku. Aku benar-benar tidak mengetahuinya asal kalian tahu!
