TRE

198 46 25
                                    

TRE : JIMMY?!

☀ 𝑵𝒐𝒊 𝒆 𝑰'𝒆𝒔𝒕𝒂𝒕𝒆 𝑷𝒐𝒔𝒊𝒕𝒂𝒏𝒐 ☀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☀ 𝑵𝒐𝒊 𝒆 𝑰'𝒆𝒔𝒕𝒂𝒕𝒆 𝑷𝒐𝒔𝒊𝒕𝒂𝒏𝒐 ☀

        MENIKMATI satu cup es krim di bawah teriknya matahari musim panas sangatlah nikmat. Apalagi jika ditemani oleh pujaan hati. Duduk berdampingan di atas kursi santai yang disewa untuk beberapa saat kedepan.

Begitu asumsiku. Rasanya bukan hanya tenggorokanku yang terasa segar, seluruh tubuhku juga ikut merasakan kesegaran yang diberikan oleh segelas es tersebut.

Terlebih saat ini ia tengah menyunggingkan senyum manis pada bibir berbentuk hati miliknya setelah menyeruput Cold Vanilla Latte. Oh rasanya aku ingin melayang saja.

Oke itu terdengar lebay.

“Tae—eum maaf. Boleh aku memanggilmu Tae? Karena kupikir kita seumuran.” Ujar gadis itu yang mampu membuatku tersedak.

Hiss pelan-pelan.” lanjutnya seraya menepuk pelan punggungku.

Bibirku menyunggingkan senyum tipis tanpa sengaja. Mataku menatapnya teduh, dengan binar mata ketertatikan yang ku coba sembunyiman. Ah semoga saja ia tak menyadarinya.

“Boleh saja.” Jawabku pelan. Lanjut menyedot es kelapa muda yang ku pesan bersamanya. Ah aku baru ingat! Saat ini aku harus—

“Hei, aku belum mengetahui namamu lho.”

—menanyakan namanya.

Aku menaruh cup es yang sebelumnya kupegang di atas pasir yang baru saja ku ratakan. Lantas kepalaku menunduk kemudian ditumpuk pada kedua tanganku. Tak lupa sebelah alisku sengaja di naik turunkan.

Ia tertawa. “Astaga, kau manis sekali.” Puji nya sembari mengacak rambutku.

Dia bilang apa tadi?

          Kau manis sekali
          Kau manis
          Kau

          AAAAAAAAAAAAAAAAAA

         EOMMA TOLONG ANAKMU!

Aku tersenyum ditengah jantungku yang berdegub kencang. Dapat kurasakan semburat merah menjalar di pipiku. Semoga ia tak melihatnya.

“Tae, kau tak apa? Kau terlihat—”

        “Eung?

        “Pipimu merah,”

        Aku merutuki semburat merah yang menjalari pipiku. Kenapa harus di depannya?! Mau ditaruh dimana wajahku ini?

         “Oh, pipiku selalu seperti ini jika kepanasan.” Elakku memanfaatkan suhu yang tinggi. Dan aku mengipasi wajahku menggunakan tangan—niatnya agar ia percaya pada alibi yang kugunakan.

𝙉𝙤𝙞 𝙚 𝙄'𝙚𝙨𝙩𝙖𝙩𝙚 𝙋𝙤𝙨𝙞𝙩𝙖𝙣𝙤 (re-publish) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang