*****
"ini tolong kamu bagikan dulu buku yang kemarin ya" ucap wanita paruh baya, sang wali kelas.
"tugas yang baru simpen aja di situ" lanjutnya sambil menunjuk ke arah meja
"baik, bu"
Fay dan Jena melangkahkan kakinya keluar dari ruang guru setelah mengumpulkan setumpukan buku tugas milik satu kelas.
Sudah menjadi rutinitas mereka yang selalu mewakilkan teman-temannya untuk mengumpulkan tugas kelas. Apapun mata pelajarannya dan siapapun gurunya, selalu Fay dan Jena yang di panggil dan memberikan informasi kepada teman sekelasnya, yah bisa dibilang mereka berdua adalah tangan kanan guru.
Mereka berjalan beriringan di koridor sambil bercengkerama dan bergurau sambil membawa setumpukan buku yang telah dibagi rata, agar tidak terlalu berat.
Jena asyik bercerita mengenai kekonyolan keluarganya yang membuat Fay tertawa, namun tidak disangka saat Fay melihat ke arah lapangan, matanya terpaku pada seseorang. Tiba-tiba terukir senyuman manis yang membuat lekukan pada bibirnya yang ranum itu.
Entah mengapa seperti ada sesuatu di dalam tubuhnya, setelah melihat laki-laki yang selama ini dikaguminya Fay jadi merasa hari ini dirinya lebih bersemangat dari hari biasanya.
"bokap gua tuh yah emang ada aja tingkahnya, bokap lu di rumah gitu juga ga?" tanya Jena
"hah?"
"hah?!" Jena mengulangi ucapan Fay
"kenapa?"
Jena mengkerutkan keningnya, ia merasa bingung. Karena ia bertanya pada Fay, namun Fay malah bertanya balik.
"kok kenapa sih, kan gua nanya ke lo"
"nanya apa?"
Jena mulai merasa kesal, pasti daritadi selama dirinya bercerita Fay tidak mendengarkan apa yang dibicarakan olehnya.
"ga jadi!" ucap Jena dengan pundung
Seperti tidak punya rasa bersalah, Fay malah ber'oh' dan membuat Jena tambah geram lalu memilih untuk tidak melanjutkan pembicaraan yang memang mungkin tidak Fay dengar daritadi.
Jena tahu jika Fay seperti itu maka itu tandanya dia sedang tidak tahu dan tidak mengerti, meskipun Fay tau judul pembahasannya tapi inti pembahasannya tidak akan sampai pada otak Fay.
Mereka sampai di kelas dan meletakan buku-buku yang dibawanya di atas meja guru, agar sang pemilik mengambil masing-masing. Fay berjalan ke tempat duduknya dan mengeluarkan beberapa buku, termasuk buku hariannya.
"jena buku gua mana?"
Jena yang baru saja ingin duduk di bangkunya sudah di tagih buku oleh Rian si musuh kelasnya.
"gua kagak minjem buku lo, nyet" Jena menjawab dengan sewot
"tadi lo bawa banyak buku, njing"
"yee si guguk, ambil sendiri lah sono di meja guru"
Setelah mendengar ucapan Jena, Rian berjalan ke arah meja guru. Namun sebelum melangkahkan kakinya, tidak afdhol bagi Rian jika belum mengusili Jena. Ditariknya rambut Jena lalu ia berlari ke arah meja guru sambil tertawa.
"MONYEDD!" umpat Jena
"jen, berisik" ucap Fay
Jena langsung duduk di sebelah Fay walau dengan perasaan yang kesal kepada Rian. Selalu ada saja ulah usil Rian kepada Jena. Seperti sudah terjadwal, setiap hari keusilannya selalu berbeda-beda.
KAMU SEDANG MEMBACA
waktu
Jugendliteratur"gua suka lo. kali ini serius, fay" Fay menatap Banyu dengan tatapan kosong, ia tidak percaya dengan perkataan Banyu barusan. "lo gila, ya?!" Jena terkejut dengan perkataan Banyu "lo udah punya pacar, nyu,-hati lo mau dibagi gitu?!" lanjutnya Fay m...