Prolog

6.2K 589 89
                                    

Malam itu, seorang wanita bergaun minim berjalan beriringan dengan seorang wanita tua, keduanya menyusuri koridor hotel. Si wanita tua yang malam itu memakai mantel berbulu tidak berhenti bicara, memberi intruksi yang sama pada anak barunya itu.

"Ingat ya Cal, pokoknya kamu harus memberikan pelayanan terbaikmu pada tamu kita. Meski ini pertama kalinya kamu melayani pelanggan, tapi kamu bukanlah perawan yang tidak berpengalaman sama sekali dalam hal melayani pria, bukan? Jadi saya harap, kamu tidak membuat saya malu malam ini." Wanita tua yang akrab di panggil Madam Zi itu berbicara pada wanita muda di sebelahnya yang nampak gugup.

"Calista?"

Calista terkesiap saat namanya di sebutkan dengan intonasi tinggi oleh Madam Zi, yang merupakan bos di tempat kerjanya yang baru. Ya, kemarin dirinya melamar pekerjaan di tempat yang sebelumnya tidak pernah ia pikirkan sama sekali akan bekerja disana, menjadi bagian dari wanita-wanita pemuas nafsu kaum lelaki yang haus akan belaian.

Calista menelan ludah kesulitan, tangannya mengeluarkan banyak keringat, tanda ia tengah di landa kegugupan. Dirinya memang bukan lagi seorang perawan, tapi Calista tidak terbiasa melayani pria hidung belang di atas ranjang. Sungguh, Calista bukan wanita seperti itu, seks terakhirnya bahkan terjadi sudah lama sekali. Namun kini, lantaran sesuatu hal yang mendesak membuatnya harus rela menjual diri pada pria yang bahkan tidak dikenalnya sama sekali.

"I--iya Madam?" sahut Calista pelan.

Tiba-tiba saja Madam Zi menyambar lengannya keras. "Kau tidak mendengar bicara?" Ia meninggikan suaranya, tanda jika ia mulai kesal.

Calista tersentak, dan buru-buru ia mengangguk tanpa banyak berkata. Ya, bukankah ia harus secepatnya menyelesaikan pekerjaan ini agar bisa kembali ke tempat dimana dirinya di butuhkan saat ini.

"A-aku...."

Tiba-tiba cengkeraman Madam Zi berpindah pada rahang Calista. Kekuatan dari tubuh gempalnya begitu mendominasi tubuh Calista yang kecil, hingga dorongan kerasnya berhasil membuat tubuh Calista membentur tembok di belakangnya.

"Sudah ku ingatkan untuk fokus! Inget ya Cal, kamu itu disini untuk bekerja! Jadi apapun masalah yang sedang kau alami saat ini, kamu harus melupakannya. Sebentar lagi kau akan melayani pelanggan pertamamu, jadi jangan membuatku menyesal dengan mempekerjakanmu sebagai anakku."

"Maaf Madam, saya hanya merasa gugup karena ini adalah pekerjaan pertama saya dalam melayani pelanggan," cicit Calista dengan suaranya yang terbata-bata.

Mendengar itu, Madan Zi sontak melepaskan Calista. "Kau tidak meminum minuman yang Feby berikan saat di Club?" Ia menyebutkan nama salah satu senior Calista yang merupakan anak kesayangannya.

"A-aku ... aku tidak biasa minum, Madam."

Madam Zi berdecak kesal, ia menatap wanita muda di hadapannya dengan tajam. Merasa khawatir jika keputusannya dalam meminta Calista melayani pelanggan loyalnya akan berakibat fatal. "Seharusnya kau meminumnya, karena minuman itu akan membantu mengatasi kegugupanmu saat ini."

Calista hanya bisa tertunduk ketakutan di bawah tatapan Madam Zi yang seakan begitu murka.

"Kau tahu kan, kalau sekarang sudah sangat terlambat untuk mundur?" Tekan Macam Zi.

"A-aku tahu, Madam. Lagipula aku tidak berniat untuk mundur," kata Calista dengan nada mantap, namun sayang tekadnya yang kuat tak mampu mengatasi kekhawatirannya. Tapi ia tak mungkin mundur bukan? Lagipula ia memang membutuhkan pekerjaan itu. Lebih dari itu, Calista sangat membutuhkan uang dari pekerjaan itu.

"Bagus. Kalau begitu, segera kendalikan dirimu! Karena kita akan tiba di kamarnya sebentar lagi."

Madam Zi kemudian berjalan mendahului Calista. Sementara Calista yang berjalan di belakangnya mencoba menenangkan dirinya dengan sebuah kalimat yang ia rapalkan berulang kali di dalam hati.

Calista (My You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang