Brak!!
Suara kayu yang dibanting oleh seorang pemuda berparas tampan dengan tinggi 178 cm. Ia menyisir rambutnya kebelakang agar tidak menutupi mata, terlihat bulir-bulir keringat yang mulai turun menulusuri wajahnya, tampak sekali wajah kelelahannya.
"Zi!! Kau tau tidak, legenda tentang kastil tua itu?" sahut seseorang sambil menunjuk ke arah kastil yang dimaksud. Letak kastil itu berlokasi di bukit yang tidak bisa dibilang jauh tapi tidak bisa dibilang dekat juga membuat eksitensi kastil tak terawat itu terlihat dengan mudah.
Dia, Arkenzi, biasa dipanggil Arzi atau akrab di panggil Zi saja oleh orang-orang terdekatnya itu menoleh.
"tidak" jawab Arzi singkat. Ngomong-ngomong mereka sedang berada ditengah hutan untuk mengikuti kegiatan kemah tahunan yang diselenggarakan sekolah mereka. Sekarang giliran anak-anak tahun kedua untuk melakukan kemah.
"hei!! Respon mu hanya sesingkat itu? Jujur aku tersinggung" kata Aristotle, atau kerap dipanggil Acito itu pura-pura marah. Jangan Tanya kenapa dia dipanggil seperti itu, tidak ada yang tau sebabnya.
"hei!! aku sedang menyimpan tenagaku oke!! dan kau lebih baik membantuku, nanti saja baru membahas tentang kastil itu" jawab Arzi sedikit emosi, maklum faktor lelah.
"ACITOOO!!!"
Teriak seorang gadis yang sukses membuat ketiga lelaki yang ada disana menoleh. Tiga? Ya tiga, disana terdapat seorang lagi yang sedari tadi fokus untuk membangun tenda untuk mereka tinggali sementara waktu. Daniel namanya, namun dia lebih suka di panggil Leinad atau Lei karena menurutnya itu terdengar lebih keren.
"ada apa sih?!" sahut Acito emosi
"hehe tidak, hanya ingin bertegur sapa dengan mu" kata gadis yang memiliki paras mirip seperti Arzi itu, bisa dibilang dia adalah Arzi versi wanita. Tentu saja mirip, mereka berdua adalah kembar, hanya saja kulit Arzi sedikit lebih gelap ketimbang kembarannya dan tentunya dia lebih tinggi.
"mana ada orang yang bertegur sapa seperti ingin mengajak baku hantam seperti itu" Acito komplain.
"tentu saja ada, aku contohnya" jawab gadis itu sambil mengarahkan jempolnya kearah dirinya sendiri.
"bocah, dari pada kau membuat onar disini lebih baik kau kembali ke regumu dan membantu mereka!" seru Arzi
"umur kita hanya berbeda 5 menit jika kau lupa dan reguku sudah menyelesaikan semuanya jadi sudah tidak ada lagi yang perlu dibantu" jawab gadis itu enteng.
'perhatian kepada semua murid untuk berkumpul!!'
Terdengar suara instruksi dari seorang guru, sontak saja keempat remaja itu beranjak dari tempat mereka untuk berkumpul dan membuat barisan. Sang guru memberikan beberapa informasi yang perlu diketahui oleh para murid dan kemudian meneriaki seseorang.
"Kenzia!! Ku harap kau tidak bertingkah yang aneh-aneh kali ini" sahut guru tersebut menatap nyalang kearah gadis berparas mirip dengan Arzi itu dan hanya dijawab dengan acungan jempol olehnya. Sejujurnya dia tidak terlalu memperhatikan bahkan tidak paham apa yang dimaksud oleh sang guru, hanya saja untuk mempercepat, ia acungkan jempolnya pertanda mengiyakan perkataan sang guru.
"dan satu lagi, jangan ada yang coba-coba pergi ke kastil itu!" tunjuk sang guru mengarah ke arah kastil yang dimaksud, kastil yang sama dengan yang dibahas oleh Acito tadi dan setelah itu semua murid diperbolehkan untuk melanjutkan kegiatan mereka yang tadi sempat tertunda.
"menurut mu kenapa sampai kita dilarang ke kastil itu?" Tanya Kenzia atau lebih sering dipanggil Ken itu kepada kembarannya, Acito, dan Lei.
"dari gossip-gosip yang bertebaran dan ditangkap oleh telinga superku ini, katanya kastil itu terkutuk" sahut Acito antusias mengingat sebelumnya dia ingin membahas ini dengan Arzi namun diabaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in Nero
Fantasy'Kastil itu terkutuk! Konon katanya orang-orang yang kesana tidak pernah kembali, hilang seperti tertelan bumi' Ya, itu yang mereka katakan. Jujur gak tau bikin deskripsi Langsung baca aja, sapa tau suka Jangan lupa vote dan comment ya! :)