Part 3|I dont care

152 8 1
                                    

"Cukup!!! "

Salva berdiri tepat di depan Rafa, posisinya kini menghadap ke arah Nathan yang hendak melayangkan pukulannya lagi.

"Cukup kamu perlakuan Rafa seperti ini lagi!! " Jari telunjuk Salva memperingatkan Nathan. Ia sudah tidak bisa menerima perlakuan Nathan yang melebihi batas.

"Tapi di_

"Merusak kue Alya. Iya?!!"potong Salva dengan suara lantang.

Nathan terdiam dan hanya bisa membisu. Salva masih saja tidak menyangka hal ini terjadi bahkan untuk kesekian kalinya. Di ulang tahun putranya sendiri.

Alya lagi. Nama itu yang selelah Rafa dengar, entah kenapa. Saat papanya sendiri menyebut nama Alya di depan Rafa dan mama. Rasanya Rafa ingin sekali menghabisi wanita yang bernama Alya itu jika dia masih ada. Dan kenapa Alya tidak mati di tangan Rafa.

" Sal. Permintaan Alya waktu itu"ujar Nathan mengarahkan jarinya ke arah lain.

"Meminta kau merayakan ulang tahunnya setiap tahun? " Potong Salva.

Nathan terdiam. Memandangi wajah istrinya dengan datar. Sedangkan bibir Salva bergetar, dadanya seperti ditekanoleh sesuatu dan Salva tidak bisa mengatakannya. Bahkan jika difikir ia sama sekali tidak pernah melakukan hal yang sama di hari bahgia Salva dan Rafa.

"Sehingga kau lupa ulang tahun Rafa Nath! Kamu lebih mentingin Alya Alya Alya! Yang sudah tiada itu! "

"Dia sudah mati Nath!! Dia sudah mati!!! " Pekik Salva membuat Nathan mendeliki hebat.

"BUAT APA KAMU RAYAIN PERTAMBAHAN USIA DIA KALAU DIA UDAH MATI!!! "

PLAKKK....


Tanpa Nathan sadari dirinya sudah memukul wajah Salva. Membuat Salvatore menoleh ke arah kanan akibat tangaran itu. Dan perlakuan Nathan membuat Rafa meremas jarinya kuat.

Salva merasakan sensasi panas menjalar di pipinya. Tamparan itu, tangan Nathan. Dan semua perlakuannya.

"KURANG AJAR!!!  "

BUGH....


Rafa tau tinggal diam jika papanya sudah menyakiti mama bahkan sampai memukulnya di hadapan Rafa. Satu pukulan menghantam Nathan. Bahkan Rafa tak peduli siapa yang barusan ia pukul. Rafa sudah jengah, melihat papanya yang terus terusan bersikap sepeti ini.

Nathan terhuyung kebelakang akibat pukulan putranya sendiri. Namun Nathan gak tinggal diam.

"BERANINYA KAMU!! "

Barulah Nathan ingin melayangkan tangannya, suara seseorang membuat tangan Nathan berhenti. Dan berakhir melayang di udara.

"Cukup Nathan! "

Refleks Nathan menoleh ke sumber suara dan melihat siapa yang menahan aksinya itu.

"Kakek" Gumam Rafa melihat kakeknya (Abimanyu) datang ke rumah merekah. Bahkan saat kelurahan mereka sedang tidak baik baik saja.

Dia Abimanyu Arsel Dirgantara. Dan dia masih hidup. Jangan lupakan dia, karena dia adalah titik awal dari semua nya terjadi termasuk kehidupan Nathan sekarang dan apa yang Rafa hadapi saat ini.

Tap..

Tap....

Tap....

Suara langkah kaki terdengar menggema di rumah itu. Tatapan mata yang masih sama. Dingin dan mengerikan namun perubahannya adalah rambut Abimayu sudah tidak hitam lagi. Ada beberapa helai yang sudah memutih.

RAFAEL (Squel Alya Dairy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang