bukit lagi

9 0 0
                                    

Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, akhirnya Rafa dan Rachel berhenti di tempat yang sama. Tempat yang mereka datangi saat hujan kemarin.  Terlihat Rafa sibuk dengan rumah pohonnya yang entah sejak kapan menjadi sangat kotor. Atau mungkin karena efek hujan semalam.

Sedangkan Rachel hanya memunguti sebagian kayu yang jatuh dari rumah pohon itu. Kembali menumpuknya di sisi lain.

Terlihat Rafa meraih sesuatu dari tasnya. Tidak, itu sebuah meteran. Ia kengukur sedikit demi sedikit potongan kayu yang menempel di rumah pohon itu. Rachel yang penasaran pantas menghampiri Rafa disana.

"Mau buat apa lo? "

"Rumah pohon. "

Rachel terkekeh kecil. "Bukannya rumah pohon lo fine fine aja. Kenapa lo harus buat lagi. "

"Bego!! Gue mau renofasi lah. Lo bantuin gue kenapa. Kerjaan lo duduk nggak jelas. "

"Apa lo bilang? 'Bego? ' gue dar8 tadi udah bantuin angkat kayunya ya. Lo nuduh gue cuma duduk aja. Nggak punya hati lo! "

"Iya gue batu puas!! "

Rachel menendang kayu di dekat Rafa membuat Rafa memejamkan matanya. Ia bisa saja mengamuk sekarang tetapi tidak dengan posia di tempat ini.

Rachel mencoba mengecek tangga yang mengarah ke atas rumah pohon. Benar ini sedikit rapuh dan tak terawat. Pantas saja ia hampir jatuh kemarin.

"Lo harus ganti semuanya ini. Kayu, paku dan beberapa jendela. Kalau perlu lo cat aja biar bagus. Pakek cat kayu siapa tau kokoh. "

Rafa tersenyum singkat, Rachel memberikannya sebuah ide. "Kalau gitu hari ini kita ke tokoh bangunan dan tokoh furbiture, kita cari keperluan disana. Gue denger di sini ada mall yang lumayan bagus, disana ada tempat buat kita bisa beli bahan bagan buat bangun rumah pohon atau perlu kita minta jasa mereka buat bangun rumah pohon. Kita tinggal Terima beres. "

"Nggak! Gue nggak setuju! Lebih baik kita car8 bahannya di tokoh yang biasa aja. Lagian sebagai anak ips dimana sikap ekonomi lo. Seharusnya ko bisa manfaatin hal hal yang terjangkau kenapa harus beli di mall segala. Kalau ada murah kenapa yang mahal. "

"Quality men quality... "

"Ya nggak boros juga kalik... "

Rafa terdiam sejenak dan mengangguk mengerti apa yang Rachel katakan. "Yaudah lo yang beli sana. Gue mau dusuk disini. "

"Kok gue? Lo juga ikut lah. Ini rumah pohon punya lo bikin naik darah aja loh! "

"Trus... Udahlah lagian lo nggak tau daerah sini. "

"Owhhh lo pikir gue setakut itu? Iya? Daerah kayak gini aja gue takut gitu? Cuihh.. Lihat kalau gue nggak balik dalam 2 jam jangan 0anggil gue Rachel... "

. "Oke gue tantang, kita bagi tugas aja. Lo beli kayunya gue ke mall beli furniture. Kalau siapa yang terakhir dateng ke tempat ini berarti dia lemah. Dan harus bangun rumah pohon ini sendirian. "

"Deal." Rachel mengulurkan tangannya...

Rafa tersenyum singkat, ia meraih tangan Rachel dan mengeratkan nya. "Deal"

Mereka membagi tugasnya masing masing. Rachel pergi ke salah satu tokoh bangunan untuk mencari kayu sedangkan Rafa ke mall untuk membeli furniture yang ia perlukan. Tak lupa cat dan beberapa karept bulu yang mungkin akan berguna. Tak perlu waktu yang lama bagi Rafa bisa mendapatkan semua barang itu dengan mudah. Ia bisa mendapatkannya dalam satu tokoh sesangkan Rachel entah tau kemana dia sekarang.

Rachel menaiki angkutan kota dengan keadaan bingung. Pasalnya, tak satupun ia melihat tokoh bangunan yang buka. Benar kata Rafa di tempat ini jarang orang yang membuka tokoh bangunan kecuali jika Rachel satu arah dsngan Rafa tadi. Tapi Rachel tidak menyerah akhirnya ia mendaoati salah satu tokoh bangunan milik warga setempat. Dengan cepat ia memilih kayu dan beberapa papan yang ia perlukan. Namun kendalanya adalah kendaraan. Karena terbilang tokoh ini tokoh pribadi maka sang penjual tidak menyediakan kendaran. Dan mengharuskan Rachel mencari kendaraan.

RAFAEL (Squel Alya Dairy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang