23. epilog

2.6K 293 66
                                    

“Anak lo kan ini?”









Karina menatap nanar pada lelaki di depannya yang sibuk menonton drama korea, rokok di tangan kirinya terpaksa ia matikan.

“Bukan,” jawabnya enteng.

“Kehamilan gue 4 minggu, dan terakhir kali gue sama lo bukan sama Mark!”

“Terus siapa yang nyuruh lo minta pertanggung jawabannya Mark, honey?” lelaki gondrong itu menyentuh lembut pipi Karina.

“Makanya, pacaran sama gue yaudah lo main sama gue aja. Jangan sama laki lain juga, giliran udah gini repot nyari-nyari bapaknya.”




“HYUNJIN!”





Satu tamparan mendarat di pipi mulus Hyunjin,

“Gara gara gue, hubungan mereka hancur. Gara gara gue juga (y/n) meninggal. Semua karena gue...” Karina menangis sesegukan.

Karina enggan hidup dihantui rasa penyesalan selama hidupnya, tapi ia harus menyesali satu hal. Mencintai si asshole jamet, Hyunjin Bramasta.

“Ngapain lo tangisin? Tangis lo itu gak akan ngehidupin dia lagi. Arwahnya pun ogah ngeliat elu.”

“Ck ah, minggir!” Hyunjin mendorong Karina sampai tubuhnya jatuh ke belakang tapi,

set!

Seseorang dengan sigap menangkap tubuh mungil Karina, Karina melotot tak percaya dengan sosok di depannya. Sosok itu tersenyum manis dan melayangkan tendangan kepada Hyunjin, membuatnya terpental dan menubruk sebuah lemari.

“Mampus lo jamet!”








Hyunjin mengatur nafasnya dan berusaha bangun, ia mencoba mengucek matanya agar fokus dengan apa yang dia lihat didepannya.

“(y/n)?”

“Kaget banget kaya liat setan. Pfft--” tutur gue sambil menahan tawa.

“Iya Jin. Gue ㅡsi arwah, hidup lagi demi menuntut kebenaran, siapa bapak dari anak yang di kandung Karina.”

“Apa pentingnya itu sekarang? Semua orang tau itu ulah si Mark!” ucap Hyunjin.

Tersulut emosi, gue menjambak rambut Hyunjin dengan kekuatan penuh. “ENAK BANGET LO YANG HAMILIN DIA, MARK YANG TANGGUNG JAWAB!!”

“Emang enak, sebenernya gue juga mau ngelakuin itu ke lo dulu.”

“SIALAN!!!” tangan gue mengepal dan meninju pipi Hyunjin.

Hyunjin membuang darah segar di mulutnya, “Persetan lo cewek, gue gak akan segan sama yang berani ngotorin wajah gue kaya gini.”

Tubuh Karina lemas ketika ia melihat gadis itu dan Hyunjin saling melayangkan bogem, karena panik bibirnya menjadi bungkam dan tak sanggup untuk berteriak meminta pertolongan.

Ponselnya berdering dan ia langsung mengangkatnya tanpa melihat nama sang penelfon.






“Tolong.... (y/n) mau ngebunuh Hyunjin...”









fakboi | mark lee [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang