↪ (05) ↩

602 162 3
                                    

◢✥◣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◢✥◣

Takeomi lebih banyak tersenyum.

Dia berbicara lebih banyak.

Dia lebih banyak tertawa.

Dengan cara ini - sedikit demi sedikit - kamu beralih dari kenalan ke hal lain.

Teman, mungkin.

Teman-temannya mulai memperhatikan bagaimana Takeomi bersinar di sekitar-mu.

Shinichiro mengatakan itu hanya naksir, Wakasa mengatakan itu hanya persahabatan. Keizo berkicau menunjukkan bahwa itu adalah nafsu. Dia mendapat lemparan tinju ke wajah-nya.

Ketika perkelahian antar geng berakhir, dia keluar dari gang kecil untuk menemukan-mu berdiri tepat di depan-nya. Kamu memiringkan payung-mu ke belakang sehingga kamu dapat menatap-nya tanpa menghalangi pandangan.

"Ini hujan. Apa kamu ingin berjalan kembali bersama?"

Dia berkedip, jantung-nya berdetak kencang atas tawaran-mu. Lalu dia ingat. "Payung-ku ada di kelas."

Namun kamu tersenyum. "Tidak apa-apa. Aku akan menunggu."

Kamu masih berdiri di tempat yang sama menunggu-nya ketika dia bergegas kembali, rona lembut-mu menjadi cerah saat melihat sosok Takeomi lagi.

"Kamu serius menunggu?"

Kau tertawa dan menjawab-nya. "Yah, aku memang mengatakan aku akan melakukan-nya."

Tawa-mu seperti melodi indah yang bermain di telinga Takeomi.

Dia berpikir kembali ketika Shinichiro menggoda-nya untuk naksir, Wakasa memutar matanya dan mengatakan bahwa itu hanya persahabatan.

Ini pertama kali-nya dia begitu sadar akan detak hati-nya yang menggelegar ketika mata-mu bertemu dengan-nya dan nama-nya meluncur dari lidah-mu.

◥✥◤

𝑺𝒊 𝑯𝒖𝒋𝒂𝒏 ↪ 𝑨. 𝑻𝒂𝒌𝒆𝒐𝒎𝒊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang