1

70 10 0
                                    

Hari senin tanggal, 22 maret 2021 di mana semua SMA Garuda berkumpul untuk melakukan upacara dipagi hari. Semuanya sudah berkumpul dan berada dibarisan sesuai dengan kelas dan jurusan masing-masing.

Tapi tidak dengan Fiona, hari ini mungkin ia akan dihukum karena tidak memakai dasi. Padahal dari rumah ia sudah menyimpan di meja ruang tamu, tapi kenapa saat di sekolah tidak ada? apa lupa kebawa saat di meja tadi?

Fiona prustasi, ia terus memegangi kepalanya, jujur saja ia malas sekali nanti untuk dihukum sampai jam istirahat pertama.

Fiona mencoba menenangkan dirinya dan mengatur napasnya "gils!" gerutnya.

Natalie yang melihatpun merasa pusing sendiri, padahal ia sudah mencoba mengasih dasi, tapi terus saja Fiona menolak karna tidak mau Natalie dihukum karena dirinya tidak membawa dasi.

"Udahlah, ayo ke lapangan aja" itu Olivia. Ia pun sama masih berada di dalam kelas bersama kedua temannya itu.

"Halo selamat pagi, bagi kalian yang belum ke lapangan secepatnya untuk ke lapangan, lima menit lagi upacara pagi akan di mulai, sekian" ucap kepala sekolah itu melalui speaker disetiap juru kelas.

Akhirnya dengan berat hati pun Fiona melangkah 'kan kakinya untuk pergi ke lapangan, meskipun tidak tau apakah nanti tuhan bersikap adil atau mungkin malah sebaliknya.

-----

Upacara pagi pun sudah dimulai, Pak Sentosa selaku guru BK pun mengelilingi anak murid yang tengah berdiri di lapangan sekolah untuk menge-cek atribut-artibut anak muridnya itu lengkap atau tidak.

Sudah ada sekitar lima orang yang berdiri di depan yang tidak memakai atribut lengkap, anak itu menjadi pusat perhatian murid lain.

Sekarang, tiba di mana Pak Sentosa tiba dibarisan Fiona. Sungguh, ia benar-benar akan dihukum setelah upacara selesai, ini yang pertama kalinya ia dihukum karena tidak memakai dasi.

Apakah nanti Fiona harus mengemis untuk tidak dihukum dengan wajah memelas? ayolah, Fiona tidak pandai melakukan hal itu.

Fiona mengigit jarinya dengan kuat, jujur saja ia sangat takut. Bukan takut karena akan dimarahi, ia takut untuk dijemur sembari hormat menghadap bendera selama tiga jam ---kurang lebih sampai jam istirahat pertama.

"Fio," suara berat kini sudah berada disamping Fiona, itu adalah suara berat Pak Sentosa.

Fiona pun melihat Pak Sentosa dengan cengiran tidak berdosa "iya Pak?"

"Cepat kedepan, kamu tidak pakai dasi," ucap Pak Sentosa sembari menarik tangan Fiona.

Fiona berjalan menuju barisan anak-anak yang tidak memakai atribut lengkap.

Fiona selama berjalan menuju barisan anak-anak yang tidak memakai atribut lengkap hanya menunduk, banyak pasang mata yang bertuju padanya.

-----

Upacara hari senin sudah selesai beberapa detik yang lalu, kini Fiona memang harus mengemis pada Pak Sentosa. Fiona tidak mencari perhatian, ia rela melakukan apapun asal jangan dijemur sampai jam istirahat.

Fiona membuntuti Pak Sentosa tapi ia tidak mengucapkan sepatah katapun sedari tadi ia membuntuti.

"Apa Fi?" tanya Pak Sentosa tiba-tiba tetap sembari berjalan.

Fiona gelagapan ia bingung harus mengatakan apa, "a ... anu Pak."

Pak Sentosa memberhentikan jalannya, mau tak mau Fiona pun sama ikut berhenti jalan.

"Udah sana terima hukumannya," titah Pak Sentosa dengan nada lembut.

Fiona mendongkak 'kan kepalanya "Pak cuman saya ceweknya sendiri," ucap Fiona, ia melihat kelapangan disana hanya ada lelaki saja tidak ada anak perempuan.

Fiona | Jisoo KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang