"Thur café lo siapa yang jagain?" tanya Justin. Ia baru ingat siapa yang menjaga café Arthur, apalagi soal kejadian tadi pasti panik.
"Adek gue," kata Arthur. Arthur sedang menghisap satu batang rokok.
"Café lo yu ah" ajak Justin pada teman-temannya.
Jerremi setuju apa yang diucapkan oleh Justin "ayo" kali ini ajakan dari Jerremi.
"Jaket gue Den" ucap Jerremi pada Raden. Karena jaket yang akan ia pakai diduduki oleh Raden saat ini.
Raden pun melemparkan jaket itu, dan ditangkap sempurna oleh Jerremi. "Thanks" ucap Jerremi sembari memakai jaket.
"Ayo dih nungguin siapa kali," ajak Justin maksa.
Merekapun pada akhirnya berdiri, dan mulai memakai jaket mereka masing-masing.
Nathan keluar paling belakang, karena ia akan mengunci basecamp.
Setelah semuanya sudah siap, gerombolan lelaki itu pergi mengendari motor besar, meninggalkan basecamp untuk ke café.
------
Menghabiskan waktu lima belas menit untuk mereka sampai di Garden Café.
Kini motor besar sekitar ada dua belas motor itu terparkir sempurna, ada beberapa orang yang sudah masuk ke dalam Café.
"Thur ada Sherin?" tanya Jaden sembari membuka helm.
"Kata adek gue ada sih," ucap Arthur sembari turun dari motor.
Jaden hanya mengangguk, ia turun dari motor mendahului Arthur, dan memasuki Café.
"Widih widih rajin amat neng," goda Justin pada Caitlin, ketika Justin baru saja sampai di dapur.
Caitlin yang sedang membersihkan gelas itu memutar bola matanya malas "brisik lo."
"Thur adek lo ga sopan sama gue," teriak Justin dari dapur.
"Si Arthur juga ga bakalan peduli sama lo." Sinis Caitlin.
Justin mendekati Caitlin, ia membantu Caitlin membersihkan gelas dan piring.
"Ga sopan sama Abang lo sendiri, ga pake embel-embel langsung nama aja." Terang Justin, ia melihat Caitlin.
"Gue tau," ujar Caitlin.
"Asik berdua aja nih?" tanya Kenneth, yang tiba-tiba datang ke dapur.
Tangan besarnya itu sedang mengambil gelas yang baru saja selesai dibersihkan oleh Caitlin beberapa menit lalu sebelum datang anak-anak.
Justin dan Caitlin menoleh bersama "kan ada gelas yang udah kering!" perotes Caitlin pada Kenneth.
Kenneth menaikan alisnya sebelah, ia tak menghiraukan ucapan Caitlin. "Bodo amat," ejek Kenneth pada Caitlin. Setelah mengucapkan itu Kenneth langsung pergi dari dapur.
"JUSTIN!" teriakan dari Raden itu membuat Justin sendiri kaget.
"Bangsat suara toa!" kesal Justin. Ia langsung mencuci tangannya itu, padahal cucian gelas dan piring masih ada belum semuanya selesai.
"Cait lo urus dulu dah, si Raden manggil gue," ucap Justin. Ia pergi meninggal 'kan Caitlin sendirian di dapur.
"Iya," jawab Caitlin singkat.
Justin berjalan keluar dapur, mulutnya tak henti-hentinya bergerutu. Karena Raden memanggilnya, kapan lagi Justin bisa bersama dengan Caitlin, bagi Justin sendiri Caitlin adalah orang yang sulit untuk didekati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiona | Jisoo Kim
Teen FictionKim Jisoo X Watanabe Haruto ----------- "Gue ga tau kalo itu lo." Gadis berambut panjang itu tengah menangis, disampinya ada Justin yang sedang menenaminya. "Jangan nangis lo tambah jelek" ejek Justin. Justin berniat untuk menghibur gadis yang berad...