Chapter 7

819 134 12
                                    

Osamu bisa merasakan seluruh badannya gemetaran. Bukan karena kedinginan-walaupun AC mobil memang sangat dingin sementara dirinya hanya memakai baju kaos lengan pendek biasa- Melainkan karena ketakutan.
Sepertinya saat tadi dia akan masuk kedalam mobil, Paman itu membekapnya dengan sapu tangan berlumur klorofom . Yang seketika itu juga membuatnya tak sadarkan diri sampai beberapa menit yang lalu.

Dia melirik kursi pengemudi mobil dengan cemas,keringat dingin mulai keluar dari tangan yang mencengkeram erat celana. Harusnya dia sudah curiga saat orang itu mengaku kalau dia adalah Pamannya dari pihak Papa,saat dia berkata bahwa dia diminta menjemput Osamu untuk makan malam di restoran sebagai perayaan ulang tahunnya. Hanya karena orang itu tahu hari ulang tahunnya,Osamu mengangguk dan tanpa curiga sedikitpun mengikutinya ke mobil.

Padahal dia sedang tidak Slip. Dia masih bisa berpikir normal. Tapi kenapa dia bisa dengan bodohnya memberikan kepercayaan kepada orang asing semudah itu. Harusnya dia lebih hati-hati,harusnya dia mengabari Atsumu atau Papa dulu,harusnya dia pulang saja bersama Ginjima...

Kenapa dia tidak menyadarinya? Belum ada setahun baginya tidak melihat wajah itu lagi,bagaimana dia bisa lupa? Bagaimana...

"Oh,keponakan kecilku sudah bangun?"

Suara itu seketika membuat Osamu merinding. Dia tersentak dan matanya langsung menatap takut kearah sumber suara. Sosok yang sedang mengemudikan mobil itu.
"Astaga,memangnya Paman menakutimu? Padahal aku sudah susah payah menemuimu,tidakkah Kamu harusnya memberikanku pelukan? Seperti dulu-"
"Apa maumu.... Paman Hira?" Osamu lebih dulu memotong dengan suara bergetar.

Pria itu tertawa. Dia dapat melihat wajah ketakutan Osamu dari Kaca depan yang membuat tawanya semakin keras. Puas melihat reaksi yang diinginkan.
"Aku hanya ingin bertemu dengan keponakanku,ada yang salah?"
"Kau bukan pamanku. Kau iblis."
"HAH!" Paman Hira berseru kencang,lantas memukul dashboard mobil. Menyeringai masam.
"Dulu kamu bilang aku adalah pahlawan. Sekarang Iblis? Kemana Osamu kecilku yang dulu,yang sangat patuh padaku? Bocah tengik ini membuatku kesal saja." Katanya ketus.

Osamu yang sempat kaget karena pukulan Paman Hira ke dashboard nyaris menangis kalau saja dia tidak mati-matian menyembunyikannya. Dia harus tahan,dia harus bisa menghadapi Paman _bajingan_ itu,menghadapi trauma terbesarnya.

Setidaknya-sampai ada bantuan datang,jangan sampai dia slip dihadapan paman itu

Kumohon tuhan,siapapun... Siapapun itu tolong aku...
.
.
.
.
.

"Samu tahu kan aku lahir lebih dulu dari Samu?"
"Memangnya kenapa kalau lahir lebih dulu? Tsumu tetap lebih pendek 0,5 cm dariku."
"Bukan begitu,Samu bodoh. Berarti aku ini kakak!"
"Apa bagusnya jadi kakak?"
"Itu artinya aku lebih gede dari Samu. Lebih dewasa. Dan Kakak itu punya misi melindungi adik,keren kan!"
"Tsumu kan bodoh,mana bisa Tsumu yang melindungku."
"Aiish... Pokoknya kalau kamu diserang panjahat,aku yang akan melindung Samu! Karena aku ini kakak! Jadi kalau Samu dalam bahaya,panggil saja kakakmu ini!"
"...Kakak yang merepotkan.."
"Samu jahaaatt... Oh,kamu harus janji,jangan mati sebelum aku mengalahkan penjahatnya!"
"Memangnya yang begitu bisa dijanjikan?"
"Ah,Samu ga asyik. Janji saja pada kakakmu ini!"
"Berhenti menyebut kakak,Tsumu bodoh. Iya,iya,aku janji. Kalau begitu cepat kalahkan penjahatnya. Bisa-bisa Tsumu yang mati duluan!"
"AAAAH SAMUUUU BOSS LEVELNYA ADA DISINI!TOLONG AKUUUU!!"

Ingatan masa lalu itu tiba-tiba muncul dibenaknya. Osamu menggigit bibir. Jangan... Jangan sekarang nostalgianya,sialan...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Uhhh.... Tsumu...huuhuuu..."
Paman Hira kembali melirik kaca depan saat mendengar gumaman pelan Osamu. Lantas Pria itu tersenyum miring.
"Tampaknya Osamu kecilku sudah kembali."

FRATERNITY (Haikyuu AU) (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang