Buntung

16 3 0
                                    

Heheh cerita baru, merapat yuk
Gas keunnn ngeng🏍

...

"Il udah belum? Lama banget sih, Ayda mau ke sini, cepetan Il" bisik Hilya pelan.

"Bentar ih, ini lagi buka pembungkusnya. Mana Aydanya?" Tanya Ilmi dengan membawa kue ulang tahun buatannya.

"Itu tu dia mau ke sini, hitung mundur ya,"

"Tiga... dua... satu... duar"

"Duar," sentak mereka bersamaan mengagetkan Ayda yang ada di depannya.

Bukanya kaget justru yang kaget Hilya dan Ilmi yang dapat serangan dadakan dari Ayda.

Hilya yang tak siap pun tersentak dan tak sengaja menyenggol kue yang Ilmi pegang, alhasil kue yang di bawa Ilmi pun jatuh berceceran di lantai.

"Ihhh ngagetin aja sih, jatuh kan kuenya, aaaa gak jadi surprise kan," kesal Ilmi saat kue yang dipegangnya jatuh tragis di lantai.

"Ya maaf, lo berdua juga ngapain pake mau ngagetin gue segala ya gue kagetin balik lah" sewot Ayda tak terima disalahkan.

"Hilya nih ngumpetnya ngak profesional, ngumpet kok tangannya keliatan" salahkan saja Hilya yang tidak handal dalam  menyembunyikan diri hingga Ayda melihatnya.

Hilya yang disalahkan oleh Ayda hanya nyengir kayak kuda. Sedangan Ilmi yang greget menjitak kepala Hilya tanpa ampun.

"Aduhhh sorry Il gue kan gak tau kalo kita ketauan, nanti gue ganti deh suer"

"Itu kue spesial lho Ya masak belum ngrasain udah geprek semua, padahal gue susah-susah buatnya lho," kesal Ilmi berlalu meninggalkan kedua sahabatnya.

"Ha ha tak tau kena marah" ejek Ayda menirukan apa yang biasa adik Aida lihat di TV.

"Heh kalian mo kemana kok gue ditinggal sih, ini kuenya diapain" teriak Hilya tak tau kondisi.

Saat ini mereka ada di rumah Ayda, niatnya Hilya dan Ilmi ingin merayakan birthdaynya Ayda tapi rencana hanya tinggal rencana saja.

"Il jangan ngambek dong, aku minta maaf ya? Yang ultah aja gak marah masak lo marah sih" rayu Hilya yang tak digubris Ilma.

Sedangkan Ayda, jangan ditanya orang itu senyam-senyum meratapi nasib sahabatnya. Hilya yang merasa diabaikan oleh Ilmi meminta pertolongan Ayda melalui kode matanya.

Mengerti dengan kode yang diberikan Ayda pun menarik kedua tangan sahabatnya membawa ke luar.

"Mau kemana sih gue masih bete nih main tarik tarik aja, lo juga kenapa gak marah sih" cerocos Ilmi yang hanya mengikuti kemana Ayda membawanya.

"Kita mau kemana Ay?"

Ayda yang ditanya berhenti setelah sampai di samping mobil dan memberikan tatapan ke Ilmi dengan menunjuk ke Hilya dengan menaik turunkan matanya.

Mereka berdua mengerti apa yang dikodekan Ayda, namun raut mereka berbeda 180°.

"Asoyy, Hilya paling the best lah pokoknya" semangat Ilmi girang memasuki mobil tanpa di suruh pemiliknya.

Lain halnya dengan Ilmi, Hilya justru meratapi nasibnya. "Jangan ya please gue lagi bokek nih ga ada duit tunggu novel gue dilirik penerbit dulu atau sehenggaknya dapet kerjaan deh, ntar gue traktir sepuasnya"

"Heleh emang dasar lo aja yang males, lagian ya lo dirumah juga dapet pemasokan, ya kan Il?" Ilmi pun mengangguk dan memaksa Hilya untuk masuk ke dalam mobil.

Sepuluh menit di perjalanan mereka pun turun dan menuju tempat yang akan mereka tuju.

"Udah deh gak usah sok melas, gue gak bakal termakan buayan asem lo"

Hilya berjalan lunglai mengikuti arah temannya. Baru dapat jatah dari kakaknya masak harus diembat temannya.

"Sekali ini aja gue traktir, lo berdua kalo urusan belanja hanya menghambur hamburkan duit tau gak"

"Tau aja" nyengir. Mereka hanya nyengir begitu saja di hadapap Hilya.

"Il ada dress cantik kesitu yuk" Ayda kalau urusan belanja paling cepet nyantol, Ilmi yang ditarik ikut semangat. Berbeda dengan Hilya yang tak semangat sama sekali.

Saat ingin menyusul temannya yang tertinggal jauh Hilya tak sengaja menabrak seorang pria dengan postur tubuh yang waww.

"Maaf gak sengaja, lagi ngejar temen soalnya" ucap Hilya dengan memungut paper bag milik pria tersebut.

"Gak nanya" ucapnya merebut paper bag yang ada di genggaman Hilya, pria itu pun pergi begitu saja.

"Dih aneh" dumel Hilya menghampiri sahabatnya.

"Kesurupan lo?" Tanya Ayda melihat temannya yang marah-marah gak jelas.

"GAK!" Sentak Hilya tanpa sadar, Ayda kepalang malu melihat temannya yang otaknya gaada benernya.

"Ya udah selesai, nih belanjaan gue selama lo bayar belanjaan ini gue gak akan ngambek lagi" Ilmi pun menyerahkannya dengan bangga.

"Dih maksa, sini!" Sewot Hilya menuju ke kasir

"Ya lo lupa, punya gue juga" Ayda ikut-ikutan.

Dengan suka cita Hilya menerima paper bag yang diberikan Ayda. Sangking senangnya Hilya bernyanyi seperti orang nelangsa.

"Telah habis sudah uang ini tak lagi tersisa un..."

"Udah gak usah bacot cepet bayar, kita tunggu di depan"

"Hmmm"

Sial banget sih bukannya untung dapet traktiran dari yang ultah kok malah di buntungin yang ultah. Hwaaa nasib buruk pergilah! Dumel Hilya dalam hatinya.

...

Maaf masih ambigu ini belum masuk jalan ceritanya hehe😅

Typo bertebaran please bisa dikomen agar segera diperbaiki. Ga maksa, tapi memaksa.

Jodoh MutlakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang