Aku back hehe...
Niatnya mau update kemarin tapi gimana ya, kalau orang sudah dihinggapi penyakit malas tuh apa-apa ya malas....
Sudah beberapa hari Hilya bermalas malasan antara tidur dan makan hanya itu kegiatannya saat ini. Hilya merasa ogah ogahan menjalani hidupnya setelah mendengar kata perjodohan yang diutarakan ayahnya.
Hilya semakin kesal saat mendengar ucapan ayahnya jika nanti malam Hilya dan keluarga orang yang dijodohin sama Hilya akan mengadakan acara makan malam.
Apa benar hanya acara makan malam? Gimana kalau bukan cuma makan malam. Hilya rasanya gak kuat rasanya kayak dicecoki pisang satu karung, hwaaa.
Hilya gak mau dijodohin! Gimana kalau orang yang dijodohin Hilya itu jelek atau atau gendut kayak dirinya. Wait! Ralat Hilya bukan gendut tapi hanya sedikit buncit. Ingat SEDIKIT dan tidak banyak, lagi pula Hilya gak jelek jelek amat malahan Hilya merasa kalau dirinya imut, tapi kata orang Hilya ireng kumut-kumut padahal Hilya merasa dirinya comel-comel manis gimana gitu. Tapi beda ya menurut pandangan orang lain.
"Hahhh!" Tak tau harus apa Hilya hanya gulang-giling di tempat tidurnya.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuat Hilya terduduk, dan melihat kakaknya yang membuka pintu kamarnya.
"Mas ganggu gak?" Hilya kesal, tentu saja orang yang bernama Fawaz itu selalu mengganggu hidup Hilya.
"Sana pergi, Hilya gak mau makan sebelum di batalin perjodohannya!" Ucap Hilya galak. Hilya memang takut sama masnya tapi saat ini Hilya bisa lebih galak dari semut merah yang selalu Joni usik.
"Udahan ngambeknya, Atha aja kalau ngambek masih mau makan masak kamu gak mau makan." Fawaz menaruh makanan yang dia bawa ke nakas.
Hilih, gue disamain sama anaknya ya beda lah! Tapi itu sekedar batin Hilya saja, mana berani Hilya ngomong gitu ke kakaknya yang ada malah kena semprong.
"Gak mau mas! Pokoknya Hilya gak mau makan!" Masa bodo dengan cacing yang ada di perut Hilya.
"Ya udah kalau gak mau makan. Tapi kakak cuma ngasih tau, ayah ngejodohin kamu karena ayah tau yang terbaik buat kamu," Hilya mau crocos tapi disela oleh Fawaz.
Dan ayah sebenernya punya penyakit," ucap Fawaz lesu, tapi Hilya tidak bisa dibohongi oleh kakaknya bagaimana bisa percaya kalau kakaknya saja dulu punya predikat juara satu lomba ngibul.
Hilya tak akan pernah percaya. Tak akan! Lagi pula ayahnya seger buger tuh, nyatanya ayahnya masih bisa mantau perkebunan teh, walau gak secara langsung sih.
Hilya memalingkan muka, Fawaz yang diabaikan berdiri dan pergi meninggalkan makanan yang dibiarkan di atas nakas.
Setelah melihat kepergian Fawaz, Hilya melirik makanan yang ada di nakas. Duh Hilya jadi ngiler mencium baunya saja Hilya ingin melahap sampai piring piringnya.
Bimbang. Sangat bimbang cacing sudah berdemo tapi harus tetap pendirian. Hilya menatap makanan lapar.Tak kuat jika terus begini, Hilya pun mengambil sop buntut yang sangat menggoda itu.
...
Setelah mendapat paksaan Hilya terpaksa mengikuti ucapan ayahnya. Dan disini lah Hilya saat ini. Berada di depan restoran bersama anggota keluarganya.
"Mbak aku gak mau, pulang ya?" Mimik Hilya yang tidak digubris mbak Nafis.
"Ya, kamu udah bilang sepuluh kali lebih lo dari tadi, ngak bosen?" jengah mbak Nafis.
Saat menuju ke meja tempat yang sudah di reservasi keluarga "calonnya" Hilya dan keluarga menunggu.
"Tenang aja Ya calonmu itu ganteng, gak usah khawatir dia juga dokter nanti kalau lo ngak bisa pup lo tinggal ngomong ke calonmu nanti langsung sembuh!" Celetuk Fawaz cekikikan.
Ini lagi kakak macam apa yang suka ngumbar aib adiknya. Untung hanya ada keluarganya di sini, bisa kepalang malu kalau didengar keluarga calonnya.
Wait!
Calon? Bahkan Hilya sendiri tidak habis pikir dengan jalan cerita keluarganya, bagaimana bisa dia dijodohkan dengan orang yang sama sekali tidak dia kenal.
Kemana lagi tuh keluarga? Padahal yang buat janji mereka, kenapa mereka juga yang telat.
"Maaf ya Ar terlambat. Udah nunggu lama?" Ucap seorang pria baruh baya menghampiri ayah Hilya.
Ayah Hilya yang mendengar namanya dipanggil berdiri dan menyalami sahabatnya itu. "Eh enggak Syad, kami aja yang datang kecepertan"
Huffttt...
Yang buat janji siapa yang telat siapa hadeuh-hadeuh.Mereka pun duduk dan disusul dengan kedua perembuan yang Hilya yakini itu istri dan anak dari teman ayah Hilya.
Hilya celingak-celinguk mencari sosok yang akan dijodohkan dengannya. Pria paruh baya itu pun menyadari bahwa Hilya mencari seseorang.
"Cari anak om ya? Tenang aja sebentar lagi datang soalnya tadi ada pasiennya yang drop jadi agak telat sedikit" ucap om tersebut menjelaskan.
Lagi pula Hilya gak kepo-kepo amat, siapa juga yang mau dijodohin sama orang yang gak dia kenal. Kalian mau gak sih kalau dijohin sama rang yang gak dikenal? Iya sih Hilya gak puol cantik tapikan Hilya cewek dan semua cewek kan cantik, jadi ya Hilya cantik tapi gak pake puol sampai kucing klepek-klepek.
Semua yang mendengar penuturan om itu pun mengangguk,
"Oh iya Hilya kan belum kenal sama keluarga om kan?" Hilya tersenyum dan mengangguk.
"Nama om Isyad ini istri om namanya Kamila panggil saja tante Mila, nah yang ini anak om yang kedua namanya Bilqis anaknya manja,"
Bilqis yang mendengar penuturan ayahnya bukannya malu malah melotot. Kamila yang melihat itu menyenggol lengan anaknya.
"Nah itu yang ditunggu-tunggu," ucap om Isyad mengarah pandangannya ke seorang pria yang baru saja memasuki restoran.
"Maaf menunggu lama, tadi ada kendala sedikit," ucapnya.
"Nah Hilya ini kenalin anak om yang pertama namanya Abid calonnya Hilya" Hilya hanya diam tidak tau harus menjawab apa, lagian masak cuma Hilya yang di kasih tau, apa yang lain udah pada tau semua?
"Udah Syad kita makan dulu, pembicaraannya dilanjut nanti kalau sudah makan" tutur Arif-ayah Hilya-yang mengerti kondisi anaknya.
...
Part pendek plis maap soalnya udah ngak kuat. Gak gantung juga aku gak mau gantungin kalian entar mati aku jadi pembunuh, candanya ga lucu.
Heh gimana sih ngak ngerti aku...
Dahlah pokoknya gitu jangan luap eh lupa maksudnya, divote komen juga ya lanjut apa nggak. Soalnya kalau ngak ada yang komen jadi lupa mau ngetik.Dari tadi kayaknya aku getik typo terus dah.
Maklum ya ini tuh efek mager plus ngantuk jadinga absurd gitu hehe...
Byeeee readers, see you😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Mutlak
HumorHanya untuk humor rendah! ... "Kenapa gak lo tolak aja sih? Kenapa malah biarin lo nerima perjodohan ini?" Hilya ngotot. "Ya... kamu sendiri kenapa gak kamu tolak?" Tanya Abid sabar. "Ya... gue ada alesanya Bid" greget Hilya ingin menarik rambut Abi...