Selamat membaca 📱
.
.
.
.
.
.Jangan lupa vote ⭐
.
.
"Terkadang, menghabiskan waktu yang berkualitas bersama dengan teman yang baik, adalah satu-satunya terapi yang kamu butuhkan"
.
."Gue serius Za, pokoknya lo jangan deket-deket sama yang namanya Adiran itu!" omel Putri. Setelah mereka pulang ke penginapan, Putri tidak henti-hentinya berkata pada Zana, agar dia menghindari Adiran.
Zana sedikit terkekeh mendengar omelan Putri kepadanya. "Iya Putri, lagian ngapain juga gue deketin dia" balas Zana sambil membalas pesan-pesan dari Danar.
"Bagus deh, tetep sama Danar ya Za, dia bener-bener butuh lo" ucap Putri tiba-tiba membuat Zana langsung meletakan ponselnya, lalu menatap sahabatnya.
"Iya Putri ... Gue ngga akan berpaling dari Danar" balas Zana sambil tersenyum manis, berusaha menenangkan Putri.
Jawaban dari Zana membuat Putri tersenyum kembali. "Janji?" ucap Putri sambil menyodorkan jari kelingkingnya yang kecil. "Iya janji" balas Zana yang langsung menautkan jari kelingkingnya juga.
"Zana sudah berjanji" batin Putri lirih.
Teman-teman mereka yang dari tadi hanya melihat mulai bosan. "Udah dong adegan melownya, malem-malem gini enaknya ngapain ya?" tanya Siska yang merasa bosan duduk diam didalam penginapan.
"Disini ada yang jualan seblak ngga sih?" tanya Ega tiba-tiba.
"Seblak mulu perasaan, ngga disini ngga disana, sama aja yang dicari pasti seblak" cibir Cika.
Ega menatap Cika kaget, tidak biasanya dia menolak pesona makanan yang saat ini menjadi favorit di Indonesia. "Ngga makan seblak, rasanya lambung gue ngga smile" balas Ega asal.
Cika menatap Ega heran, dia juga sempat merasa kasihan dengan temannya itu. "Stres lo! Yang ada lambung lo meringis kebanyakan seblak" ucap Cika menentang ucapan Ega. "Tapi lo mau ngga?" Ega membalik pertanyaan kepada Cika.
"Ya mau lah anjir, masa iya seblak ditolak" balas Cika yang sontak langsung mendapat jitakan dari Ega.
Zana hanya tersenyum tipis mendengar obrolan aneh teman-temannya. "Udah yuk keluar cari angin" ucap Zana yang mendapat tatapan tidak setuju dari temannya yang lain.
"Yang bener cari seblak!" sambung Cika lalu mereka tertawa bersama dan mulai mencari warung seblak yang masih buka.
Setelah hampir satu jam berkeliling, mereka tidak menemukan warung seblak. Karena lelah akhirnya mereka memilih mampir di salah satu caffe, ya... karena mana ada warung seblak yang masih buka larut malam seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Disaster and Love
Teen Fiction❛❛Ketika kebisingan kota, bertemu dengan ketenangan lautan❛❛ --- Terjebak disebuah desa kecil karena bencana alam yang tidak terduga bersama Adiran, membuat Zana melupakan Danar yang rela melakukan perjalanan panjang...