Selamat membaca 📱
.
.
..
.
.Jangan lupa vote ⭐
.
.
"Saat alam telah murka, apa yang bisa dilakukan oleh manusia lemah seperti kita?"
.
."Cepat lari!!" teriak Zana memperingatkan teman-temannya untuk berlari keluar menyelamatkan diri.
Bel peringatan bahaya berbunyi sangat keras, membuat semua orang yang berada disana berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri. Gempa yang mengguncang daerah tersebut membuat barang-barang berjatuhan, bahkan banyak juga barang berharga yang pecah tak terbentuk, saat hendak keluar menyelamatkan diri, tiba-tiba lemari besar yang berada tepat disamping pintu roboh dan menutupi pintu keluar mereka.
"Allahu Akbar, pintunya!" teriak Siska merasa cemas melihat pintu keluar mereka tertutup lemari besar.
"Ngga bisa dibuka! Gimana ini?" sambung Siska sambil berusaha mengangkat lemari yang menutupi pintu keluar, namun nihil lemari sebesar itu terlalu berat untuk diangkat oleh mereka.
Cika merangkul lengan Siska yang sedang menyeimbangkan tubuhnya. "Ya tuhan gue belum nikah" ucap Cika yang masih sempatnya bercanda disituasi segenting ini.
"Tenang, ayo kita teriak siapa tau ada pertolongan" ucap Putri berusaha menenangkan teman-temannya.
Zana menggeleng tidak setuju dengan ucapan Putri. "Ngga ada waktu! Mereka ngga bakal mikirin kita, mereka pasti memprioritaskan keselamatan diri mereka sendiri, begitu juga dengan kita, kita harus bisa nyelametin diri kita sendiri" ucap Zana mengatakan hal yang sangat masuk akal.
"Ya terus kita harus gimana?" ucap Siska yang sudah kepalang panik.
Guncangan kini menjadi lebih besar, dan barang-barang disekitar mereka sudah banyak yang berjatuhan. Mata Zana melihat kesekeliling ruangan mencari tempat yang aman untuk berlindung sementara.
"Kita harus berlindung dibawah barang yang kuat!" teriak Zana sangat keras.
"Bawah ranjang! Cepat kebawah ranjang!" teriak Putri. Mereka berlima dengan susah payah berlari kearah ranjang penginapan yang besar dan berlindung dibawah nya.
Penginapan mereka memiliki dua ranjang, ranjang pertama berukuran super king size yang bisa digunakan oleh tiga orang yaitu Ega, Siska, dan Cika, dan yang satunya lagi berukuran king size yang digunakan Putri dan juga Zana. Mereka berlima berlindung dibawah ranjang yang digunakan Ega, Siska, dan Cika.
"Sementara kita disini dulu sampai ada pertolongan" ucap Zana menenangkan teman-temannya.
Mereka semua saling berpegangan tangan, mereka sudah sangat pasrah dengan keadaan. "Gue takut ..." ucap Cika sambil menangis tertahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Disaster and Love
Teen Fiction❛❛Ketika kebisingan kota, bertemu dengan ketenangan lautan❛❛ --- Terjebak disebuah desa kecil karena bencana alam yang tidak terduga bersama Adiran, membuat Zana melupakan Danar yang rela melakukan perjalanan panjang...