𝓽𝓲𝓰𝓪

265 19 0
                                    

Seungcheol tidak bisa tidur semalaman.

Dia juga tidak bisa memainkan ponselnya dengan tenang, jantungnya selalu berdebar-debar dan itu sangat mengganggunya. Ia mencoba untuk sedikit berolahraga, minum air, dan berjalan-jalan di rumahnya, namun debaran itu masih menyiksanya. Alhasil, ia tidak bisa tidur.

Hari ini hari Sabtu, Seungcheol akan bertemu dengan Jeonghan untuk mengerjakan tugas kelompok mereka. Sadar akan kenyataan, Seungcheol bangun dan berjalan gontai menuju kamar mandi. Ia sangat mengantuk, tapi dia harus segera bersiap.

Ia memakai hoodie biru dan celana jeans-nya dengan cepat, lalu kembali mengeringkan rambutnya yang agak basah. Ia melempar baju kotornya dengan asal, lalu mengacak-acak lemari sepatunya untuk mencari sepatu converse kesukaannya. Jeonghan akan sampai ke rumahnya kurang lebih sepuluh menit lagi, lalu mereka akan berangkat bersama menuju toko peralatan seni.

Seungcheol bersiap untuk turun ke ruang tamu, seketika ia sadar akan sesuatu.

"Jeonghan akan datang ke rumahku! Sial, aku harus merapikan kamarku!"

Seungcheol mengamati kamarnya yang luar biasa berantakan. Baju kotor dan sepatunya terlempar asal di mana-mana, beberapa sampah kemasan camilan, kertas-kertas ulangan dan tugasnya di atas kasur, meja belajarnya yang tak kalah berantakan, dan juga beberapa genangan air yang Seungcheol sendiri tidak tahu berasal dari mana. Dan yang terparah dari itu semua, CD video-video porno Jena dan beberapa posternya juga tergeletak bebas di lantai kamar itu.

Seungcheol berusaha untuk merapikan kamarnya seadanya. Mungkin ini pertama kali ia merapikan kamarnya sendiri selama satu tahun. Ibu Seungcheol seringkali menyuruhnya untuk membersihkan kamarnya, namun Seungcheol hanya mengiyakan tanpa benar-benar melakukannya.

Seungcheol sedang mengepel genangan air di kamarnya saat ia mendengar teriakan ibunya dari bawah.

"Cheol! Temanmu datang!"

Seungcheol mengumpat.

Dengan cepat ia mengambil dompet dan ponselnya lalu pergi menuruni tangga. Kamarnya masih sangat berantakan. Sepertinya nanti mereka akan mengerjakan tugas mereka di ruang tamu saja. Tidak mungkin ia akan membiarkan Jeonghan melihat keadaan kamarnya.

Seungcheol membuka pintu rumahnya, dan Seungcheol lagi-lagi merasakan kupu-kupu berterbangan bebas di perutnya saat ia melihat sosok di hadapannya.

"Hai Seungcheol!"

Jeonghan memakai sweater putih dengan gambar kartun Snoopy yang tampak kebesaran di tubuhnya dengan celana jeans biru muda yang membungkus kaki-kaki kurusnya dengan apik. Rambut hitam tebalnya bergerak-gerak pelan menyapu dahinya, dan jangan lupakan wajah cantiknya yang tersenyum lebar.

Seungcheol bersumpah, Jeonghan tersenyum lebar sambil menunjukkan deretan gigi rapinya adalah hal terindah yang pernah ia lihat.

"Hai, Jeonghan."

Jeonghan bergerak-gerak di tempatnya.

"Apa aku kesiangan? Jam berapa sekarang? Maafkan aku, aku agak buta waktu."

"Tidak, sama sekali tidak. Kau datang tepat waktu, ini masih jam delapan kurang."

Jeonghan menghembuskan napasnya lega.

"Haaa, baguslah. Aku takut membuatmu menunggu, hehehe."

Seungcheol juga suka tawa kecilnya.

"Kalaupun kau membuatku menunggu, aku tidak keberatan. Ini rumahku sendiri, jika kau lupa."

"Seungcheol! Mana temanmu? Apa kau akan langsung pergi?"

Ibu Seungcheol berjalan menghampiri mereka yang masih berdiri di pintu.

Strange Familiarity • jeongcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang