𝓭𝓾𝓪

438 28 0
                                    

Seungcheol membukakan pintu kelasnya untuk Jeonghan. Jeonghan mengintip sedikit ke dalam kelas barunya, memperhatikan keadaan kelas itu sebelum benar-benar masuk ke dalam.

"Um, Seungcheol, bisakah kau masuk duluan?"

Jeonghan menunduk malu.

"Hahahaha, apa kau malu? Tentu saja. Ikut aku."

Seungcheol mendahului Jeonghan, dan menepuk tangannya untuk meminta perhatian kelas yang sedang agak bising itu.

"Teman-teman, kita kedatangan teman baru. Tolong dengarkan sebentar."

Seisi kelas langsung terdiam dan memandangi Jeonghan yang melangkah memasuki kelas.

"Hai semuanya! Aku Jeonghan, Yoon Jeonghan. Aku murid pindahan dari Daegu karena pekerjaan ayahku. Salam kenal!"

Anak-anak tampak antusias akan kedatangan Jeonghan.

"Hai Jeonghan! Salam kenal!"

"Halo juga!!"

"Kau imut."

"Hei, sudah, sudah. Kalian akan menakutinya."

Seungcheol menenangkan kelas yang semakin riuh.

"Jeonghan! Duduk saja di sini. Kursi ini kosong."

Jisoo menunjuk kursi di sebelahnya yang terletak di bagian tengah kelas.

"Wah, itu posisi yang strategis. Terima kasih!"

Jeonghan pun duduk di kursi barunya, dan menjawab-jawabi pertanyaan teman-teman barunya yang melingkari tempat duduknya dengan penuh antusias.

Seungcheol kembali ke tempat duduknya di pojok belakang kelas, lalu mengamati Jeonghan yang tampak berbincang-bincang dengan ceria.

Astaga, bisa-bisanya aku menyamakannya dengan aktris porno...

Seungcheol mengusap wajahnya kasar, merasa sangat berdosa. Jeonghan terlihat sangat polos di matanya.

Kebisingan kelas itu bertambah saat Soonyoung memasuki kelas sambil berteriak-teriak aneh.

"Soonyoung! Kemari."

Seungcheol memanggil Soonyoung dengan keras.

Soonyoung berjalan menuju meja Seungcheol sambil menyanyikan sebuah lagu.

"Apa?"

"Demi Tuhan, aku merasa sangat berdosa."

"Baru sekarang kau merasakannya? Bukannya kau sudah menontonnya sejak kau kelas 8?"

"Diam, bukan dosa yang itu."

"Dosa apa lagi?"

Seungcheol mengisyaratkan Soonyoung agar ia duduk di kursi di depan mejanya, agar ia bisa membisikkan sesuatu.

"Kau lihat anak baru itu? Ya Tuhan, Soonyoung, aku kira dia Jena..."

Soonyoung mengikuti arah telunjuk Seungcheol.

"Wah! Kita ada anak baru?"

Jeonghan duduk membelakangi mereka berdua, sehingga Soonyoung tidak dapat melihat wajahnya.

"Ya, dia baru datang tadi. Dia tersesat di lapangan basket, lalu aku membantunya."

Mereka berdua memperhatikan Jeonghan yang tertawa-tawa di kursinya, menunggu anak itu membalikkan tubuhnya.

"Dia tampak sudah akrab dengan anak-anak lainnya."

"Ya, dia lumayan manis."

"Anak-anak tampak sangat menyukainya."

Strange Familiarity • jeongcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang