《Prologue》

19.2K 246 143
                                    

WARNING!!!

CERITA INI MENGANDUNG ADEGAN DEWASA YANG CUKUP VULGAR, BDSM, DAN KEKERASAN.

DIHARAPKAN BAGI YANG TIDAK MENYUKAINYA, SILAHKAN LANGSUNG TINGGALKAN CERITA INI!

SAYA SUDAH MEMBERI PERINGATAN DARI AWAL JADI JANGAN LANJUTKAN LAGI JIKA KALIAN TIDAK MENYUKAINYA

CERITA INI TIDAK AKAN DIPRIVATE JADI MOHON DENGAN SANGAT UNTUK TIDAK DILAPORKAN KARENA OTAK SAYA CUKUP LELAH MEMIKIRKAN ALURNYA DAN JARI SAYA JUGA LETIH MENGETIKNYA.

TOLONG DIHARGAI!

JIKA DIRASA TIDAK SUKA ATAU MERASA CERITA INI TIDAK PANTAS ADA, SILAHKAN DM SAYA LANGSUNG!

.
.
.
.
.

Happy reading dear♡

Happy reading dear♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Aqila tersentak dengan tubuh menegang ketika merasakan sesuatu menyentuh pipinya. Ia mencoba membuka matanya melihat sosok yang ada dihadapannya namun kain yang menutupi matanya membuat ia tak bisa melihat.

"JANGAN SENTUH SAYA!" teriaknya cepat saat kembali merasakan sentuhan itu pada bibirnya.

Kedua tangannya terikat ke belakang kursi, begitu juga dengan kedua kakinya yang sedikit terbuka karena diikat pada tiap kaki kursi. Ingin sekali rasanya ia menghajar orang yang berani menyentuhnya itu namun semua alat geraknya sudah tidak bisa dikendalikan lagi.

Ia masih ingat beberapa menit yang lalu, para penagih hutang itu datang lagi ke rumahnya karena batas pembayaran yang mereka sepakati sudah lewat. Aqila masih belum memiliki uang yang cukup untuk melunasi hutang ayahnya dan meminta tambahan waktu. Namun mereka tidak berbaik hati lagi dan bahkan segera mengangkat barang-barang yang ada di rumahnya.

Aqila tentu saja tidak membiarkannya, adiknya masih harus sekolah dan dia tidak ingin pendidikan adiknya terputus begitu saja. Ia pun akhirnya melakukan berbagai cara agar adiknya dan rumah mereka tetap aman.

Alasan keberadaan Aqila saat ini di sebuah kamar besar dengan tubuh yang diikat di kursi adalah penawaran yang ia putuskan. Belum sepenuhnya diputuskan karena boss mereka belum memberikan keputusan.

Aqila dapat merasakan kain yang menutup matanya mulai melonggar dan perlahan cahaya mulai masuk ke retina matanya. Aqila mencoba menyesuaikan penglihatannya hingga kemudian menatap terkejut sosok pria yang ada di hadapannya saat ini.

"Kamu?"

Pria itu menarik kedua sudut bibirnya, menampilkan senyuman yang begitu manis dan mungkin dapat membuat siapa saja yang melihatnya akan jatuh hati padanya.

Slave Girl (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang