《 4. Thank You 》

5K 88 63
                                    

Sengaja update sebelum lebaran meskipun target belum nyampe :)

Yuk ramein lagi biar makin cepat di next dan nggak digantungin lagi.

Jangan lupa vote dan comment ya dear♡

Happy reading!!

Happy reading!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●●●●

Siang harinya, Aqila datang ke kampus seperti biasanya. Ia ada kelas siang hari ini dan ia tidak akan pernah membolos kuliah meskipun saat ini keadaannya masih belum dirasa membaik.

Aqila menyimpan catatannya kedalam tas, ia mencoba menarik sudut bibir agar senyuman di wajahnya terlihat. Begitu keluar dari kelas ini, ia sudah pasti akan berhadapan dengan Marvin karena kekasihnya itu juga sudah memberitahu bahwa kini ia tengah menunggu di luar.

Senyum Aqila semakin mengembang saat melihat pria itu tengah duduk menunggunya. Ia juga begitu merindukan kekasihnya itu.

"Miss you!" lirih Aqila sembari memeluk Marvin erat dan menyandarkan kepalanya di dada pria itu.

Marvin tentu saja tidak hanya diam, dia membalas pelukan itu sembari mengusap lembut puncak kepala Aqila. "Miss you too, sayang!"

Aqila melepaskan pelukannya kemudian sedikit mendongakkan kepalanya agar bisa menatap wajah Marvin. "Kantin yuk! Kamu nggak ada kelas lagi 'kan?" tanya Aqila.

Marvin menganggukkan kepalanya kemudian merangkul pinggang Aqila, keduanya kini melangkah ke kantin untuk makan siang bersama.

"Aku pesanin dulu, kamu tunggu disini ya!" ucap Aqila kemudian langsung melangkah pergi meninggalkan Marvin setelah mereka mendapatkan tempat kosong untuk makan.

Suasana kantin tidak terlalu ramai sehingga tidak sulit juga untuk mendapatkan bangku yang kosong. Mata Marvin terus saja mengikuti kemana tubuh mungil Aqila pergi. Gadis itu bersikap seolah tidak terjadi apa-apa padanya sehingga Marvin juga sama sekali tidak mencurigainya saat ini.

Aqila kembali membawa makanan mereka sembari tersenyum lebar, "pesanan datang!! Untung nggak rame banget jadi nggak lama juga nungguinnya."

"Makasih sayang!" Marvin menerima piring miliknya dan kini keduanya mulai menyantap makanan mereka.

"Tadi malam, selesai jam berapa ngerjain tugas kelompoknya? Kamu udah tidur ya waktu aku telepon?" tanya Marvin.

Aqila berhenti mengunyah, terdiam sebentar sebelum menjawab pertanyaan Marvin. "Maaf, Vin. Sebenarnya kemarin aku nggak ngerjain tugas kelompok."

Marvin mengerutkan keningnya, tidak biasanya kekasihnya itu berbohong kepadanya. "Jadi?" tanyanya meminta penjelasan.

Aqila menarik nafas dalam, ia tidak bisa terus berbohong pada Marvin. Setidaknya, ia harus mengatakan hal ini agar ia tidak menyakiti pria itu dengan membohonginya.

Slave Girl (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang