⚠️WARNING!!🔞⚠️
CERITA INI MENGANDUNG BEBERAPA ADEGAN DEWASA DAN VULGAR, BAGI YANG TIDAK SUKA SILAHKAN TINGGALKAN CERITA INI!
***
Dunia Aqila yang awalnya baik-baik saja, seketika langsung berubah ketika sang ayah sudah tidak pulang lagi ke rumah da...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
●●●●●
Tidur Aqila terusik oleh nada dering ponselnya. Sepertinya suara itu untuk yang kedua kalinya ia dengar sehingga ia memutuskan untuk meraih ponselnya dan melihat si penelpon yang sejak tadi menghubunginya.
Aqila mengerjapkan matanya beberapa kali untuk bisa melihat dengan jelas. Setelah mengetahui sang penelpon, Aqila langsung mengangkatnya.
"Hallo, Vin."
Ya, yang sejak tadi menghubunginya adalah sang kekasih, Marvin.
'Hallo, sayang. Kamu baru bangun, ya?'
Sepertinya Marvin mengetahui Aqila baru bangun tidur karena suara seraknya.
"Hm, iya Vin."
'Masih sakit perutnya?'
Aqila teringat jika kemarin ia mengatakan pada kekasihnya itu bahwa ia sedang sakit perut karena datang bulan hari pertama.
"Iya, Vin. Kayaknya aku nggak masuk kuliah hari ini."
'Sakit banget, ya? Udah minum obat? Kamu pasti belum sarapan juga, kan? Aku kesana ya!'
Aqila menggelengkan kepalanya, "kamu ada kelas pagi hari ini, Vin. Nggak usah, aku nggak apa-apa kok. Aku mau bawa tidur lagi, palingan nanti juga sembuh ini."
'Hm, nanti siang selesai kelas aku kesana ya.'
"Hm,"
'Yaudah, kamu istirahat aja. Nanti aku order-kan makanan buat kamu. Kalo perlu apa-apa bilang aku ya.'
"Iya, Vin. Makasih ya."
'Sama-sama sayang, nanti aku kesana. Cepat sembuh ya, sayang. Love you!'
Aqila hanya membalasnya dengan deheman dan panggilan itu pun berakhir.
Aqila menarik nafas dalam dan memejamkan matanya. Pikirannya sangat kacau sekarang, ia tidak tahu harus bagaimana lagi pada Marvin.
Ia menatap tubuhnya yang tertutup selimut, tidak ada pakaian yang menutupi tubuhnya itu karena Frey tidak mengizinkannya.
Selangkangannya terasa sakit dan perih, kakinya terasa pegal sekali karena terlalu lama mengangkang. Ia masih tidak menyangka dengan apa yang terjadi tadi malam.
Ia sangat berharap semua itu adalah mimpi, ia seperti sudah kehilangan jiwanya saat ini dan karena itulah ia memilih untuk tidak masuk kuliah hari ini.
Ia kemudian mengabari teman sekelasnya untuk meminta izin tidak masuk hari ini karena sakit.
Tidak ada Frey di kamar itu, sepertinya pria itu sudah pergi bekerja. Aqila hanya menemukan secarik kertas di atas nakas yang sengaja ditinggalkan oleh Frey.