《 6. Contract Agreement 》

3K 64 13
                                    

Susah ya nyampe targetnya :)

Banyak dark readers :)

Bab adegan dewasanya Uty putuskan untuk di private aja.

Bagi yang ingin baca gratis, silahkan lakukan rulesnya yaitu vote dan comment di setiap bab yang sudah dipublish.

Bagi yang tidak mau melakukan rulesnya tapi tetap mau baca, silahkan ke karyakarsa dan akses bab privatenya dengan berbayar ya dear.

Happy reading

Happy reading♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●●●●

"Dimana dia?"

"Sudah kami ikat agar dia tidak mencoba untuk lari, Boss."

"Bagus, buka pintunya!"

Pria yang dipanggil boss itu langsung menampilkan senyuman lebarnya saat melihat seorang gadis yang kini ada di hadapannya. Gadis yang beberapa hari ini selalu mengacaukan pikirannya yang sulit sekali untuk dia dapatkan.

Ia melangkah semakin mendekati gadis itu, tubuhnya begitu sulit untuk dikuasai jika berhadapan dengan gadis itu. Tangannya selalu saja ingin bergerak menyentuh gadis itu.

Aqila tersentak dengan tubuh menegang ketika merasakan sesuatu menyentuh pipinya. Ia mencoba membuka matanya melihat sosok yang ada dihadapannya namun kain yang menutupi matanya membuat ia tak bisa melihat.

"JANGAN SENTUH SAYA!" teriaknya cepat saat kembali merasakan sentuhan itu pada bibirnya.

Kedua tangannya terikat ke belakang kursi, begitu juga dengan kedua kakinya yang sedikit terbuka karena diikat pada tiap kaki kursi. Ingin sekali rasanya ia menghajar orang yang berani menyentuhnya itu namun semua alat geraknya sudah tidak bisa dikendalikan lagi.

Ia masih ingat beberapa menit yang lalu, para penagih hutang itu datang lagi ke rumahnya karena batas pembayaran yang mereka sepakati sudah lewat. Aqila masih belum memiliki uang yang cukup untuk melunasi hutang ayahnya dan meminta tambahan waktu. Namun mereka tidak berbaik hati lagi dan bahkan segera mengangkat barang-barang yang ada di rumahnya.

Aqila tentu saja tidak membiarkannya, adiknya masih harus sekolah dan dia tidak ingin pendidikan adiknya terputus begitu saja. Ia pun akhirnya melakukan berbagai cara agar adiknya dan rumah mereka tetap aman.

Alasan keberadaan Aqila saat ini di sebuah kamar besar dengan tubuh yang diikat di kursi adalah penawaran yang ia putuskan. Belum sepenuhnya diputuskan karena boss mereka belum memberikan keputusan.

Aqila dapat merasakan kain yang menutup matanya mulai melonggar dan perlahan cahaya mulai masuk ke retina matanya. Aqila mencoba menyesuaikan penglihatannya hingga kemudian menatap terkejut sosok pria yang ada di hadapannya saat ini.

Slave Girl (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang