⚠️WARNING!!🔞⚠️
CERITA INI MENGANDUNG BEBERAPA ADEGAN DEWASA DAN VULGAR, BAGI YANG TIDAK SUKA SILAHKAN TINGGALKAN CERITA INI!
***
Dunia Aqila yang awalnya baik-baik saja, seketika langsung berubah ketika sang ayah sudah tidak pulang lagi ke rumah da...
Hai, sudah lama tidak update cerita ini karena yang minatnya gak banyak jadi gak semangat juga next nya. Tapi karena keinginan menyelesaikan cerita slave series ini sangat kuat jadi tetap uty lanjutkan hehe.
Jangan lupa vote dan comment yaa
Happy reading dear♡
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
●●●●●
Marvin beberapa kali menatap ponselnya. Menunggu balasan atau telepon dari sang kekasih yang sejak tadi tidak muncul-muncul.
Ia menatap jam tangan, menunggu waktu kelas usai agar ia bisa ke kelas Aqila untuk menemui dan memastikan kekasihnya itu sudah di kampus.
'Vin, hari ini aku gak masuk kerja. Nanti ketemu di kampus aja ya, nggak usah jemput aku. Aku sayang kamu.'
Itulah pesan terakhir yang dikirimkan oleh Aqila. Tidak ada yang aneh sebenarnya tapi entah kenapa Marvin merasa tidak tenang.
Apalagi hingga siang ini gadis itu belum juga membalas pesannya atau meneleponnya balik karena saat Marvin menghubunginya, kontak gadis itu tidak aktif.
Akhirnya yang ditunggu-tunggu pun tiba, kelasnya usai dan Marvin langsung beranjak pergi dari kelasnya menuju kelas Aqila yang gedungnya berada di seberang kelas Marvin tadi.
"Vin, nanti sore rapat ya di sekre!"
Marvin bahkan mengabaikan begitu saja Reno, sang ketua BEM. Pria itu terus saja melangkah menuju kelas Aqila dan berharap dosen yang mengajar di kelas itu belum datang.
Marvin tiba di depan kelas, memelankan langkahnya kemudian melihat keadaan kelas melalui jendela. Ia belum melihat keberadaan dosen di dalam kelas itu.
Marvin berjalan menuju pintu kelas, tidak melangkah masuk ke dalam karena setelah diamati seisi kelas, ia tidak melihat sosok yang dicari.
Marvin kembali mengeluarkan ponselnya dan menghubungi kembali nomor kekasihnya namun jawaban sang operator masih sama. Nomornya masih tidak aktif.
"Marvin!"
Pria itu sontak memutar balik tubuhnya setelah mendengar suara yang sangat tidak asing itu.
Sosok Aqila tengah berdiri beberapa langkah darinya, gadis itu tampak mengerutkan keningnya kemudian tersenyum tipis menatap Marvin.
'Bruk'
Marvin langsung meraih tubuh kekasihnya itu dan memeluknya erat sedangkan Aqila hanya diam tak mengerti.
"Kamu kemana aja sih? Kenapa nomor kamu nggak aktif? Aku khawatir sama kamu."
Aqila tersenyum getir mendengar ucapan Marvin itu. "Maaf, Vin. Baterai hp aku tadi habis."
Marvin melepaskan pelukannya hingga ia bisa menatap wajah cantik Aqila. "Kenapa nggak masuk kerja hari ini? Kamu sakit?"
"Biasa, hari pertama datang bulan sakit banget tadi perut aku jadi nggak bisa ngapa-ngapain makanya nggak tahu kalau hp aku mati."