2

54 12 4
                                    

"Langsung pulang atau gimana nih?" Tanya Aldrian yang tengah merapikan buku-buku miliknya yang berantakan dan memasukkannya secara asal ke dalam tas.

Siswa-siswi SMA Garuda sudah berhamburan keluar sekolah karena bel pulang sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu, namun Aldrian dan ketiga temannya masih sibuk merapihkan barang-barang di meja mereka masing-masing yang sangat berantakan itu.

"Nongki dulu lah kita" Jawab Gio sambil menyisir sedikit rambutnya

"Kemana yang enak ya?" Aldrian bertanya lagi

"Kemana lagi kalau bukan ke warung Mang Dobleh" Kini Satria yang menjawab dengan gaya tengil ya

"Skuyyy" Heboh Gio.

Ke-empat sekawan itu berjalan di koridor yang sudah cukup sepi sambil sesekali tertawa karena lelucon yang dilontarkan oleh Gio. Sangking hebohnya mereka, Aldrian sampai kehilangan keseimbangan karena dorongan kencang dari Satria yang terlalu berlebihan dalam tertawa. Satria jika sudah tertawa memang seperti perempuan, pasti harus ada yang dipukul oleh laki-laki itu.

Karena tubuh Aldrian yang tidak seimbang, ia sampai menubruk perempuan cukup kencang mengakibatkan novel yang perempuan itu bawa pun terjatuh. Setelah berhasil menyeimbangkan tubuhnya kembali, Aldrian pun hendak mengambil novel tersebut. Namun, pergerakan perempuan itu lebih cepat sehingga novel tersebut sudah berada ditangannya kembali.

Tatapan Aldrian tidak sengaja bertemu dengan perempuan yang ada di depannya kini.

"Cantik"

Rambut yang dikuncir satu, seragam sekolah yang masih sangat rapih, tidak seperti dirinya yang sudah acak-acakkan seperti ini. Ah, tatapan mata perempuan di depannya ini begitu tajam tapi terlihat menarik, alisnya yang tebal, tubuhnya yang mungil. Sungguh, perempuan ini sangat terlihat cantik walau tak ada senyum sama sekali di wajahnya.

Belum sempat Aldrian meminta maaf, perempuan tersebut sudah beranjak pergi tanpa mengeluarkan sepatah kata pun namun tatapan Aldrian masih terkunci pada perempuan yang ia tabrak tadi. "Apa dia anak baru ya?" Batin Aldrian.

"Woi!" Aldrian tersadar dari lamunan nya karena teriakan temannya itu.

"Lagian bengong aja, dipanggil dari tadi juga"

"Berisik, gue habis lihat bidadari tadi terus ilang kan tuh gara-gara lo" Kesal Aldrian menatap tajam Satria. Yang ditatap justru menampakkan muka tak bersalahnya.

"Nanti Rara tau, ngamuk dia" Ucap Gio

"Bodo amat, gue nggak peduli" Kata Aldrian tak peduli

See? Dia memang hanya menganggap Rara sebagai temannya. Mau pada siapapun hati Aldrian berlabuh, Rara sama sekali tidak berhak untuk melarangnya.

***

Pukul 5 sore, Aldrian baru tiba di rumah nya. Ia memasuki kamar yang bernuansa monokrom dan melempar tas secara asal, kemudian merebahkan tubuhnya ke kasur. Pikiran Aldrian kembali tertuju pada perempuan yang tak sengaja ia tabrak tadi ketika di sekolah. Tatapan tajam milik perempuan itu justru sangat menarik bagi Aldrian.

Ia membalik posisi tidurnya menjadi tengkurap, sambil terus memikirkan perempuan cantik tersebut. "Siapa ya dia?" Gumam Aldrian

"Cantik banget gila" Kini Aldrian sudah dengan posisi duduk. Sambil membuka kancing seragamnya, memperlihatkan tubuh atletis itu.

"Gue harus cari tuh cewek besok, gue harus tau namanya" Putus Aldrian

Aldrian mengambil ponsel nya dan mengetik sesuatu untuk Satria. Semoga temannya yang satu itu bisa diandalkan. Setelah selesai, ia meletakkan ponsel nya kembali. Aldrian langsung mengambil handuk dan bergegas untuk mandi.

Aldrian Mahendra [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang