3

61 10 12
                                    

Ketukan langkah kaki menggema di koridor sekolah yang masih tampak sepi, hanya beberapa siswa saja yang sudah hadir. Pukul baru menunjukkan 06.15, tapi Alice Anastasya Derandra sudah datang ke sekolah. Perempuan yang akrab dipanggil Alice itu terus berjalan ke kelas nya, XI BAHASA 2.

Perempuan dengan ciri khas yang selalu membawa novel, serta rambut yang selalu dikuncir satu tersebut tampak tidak peduli dengan beberapa tatapan mata yang melihat pergerakkan dirinya. "Kulkas Berjalan" Itulah julukkan untuk dirinya tapi ia tidak masalah dengan itu, asal ketenangannya tidak diusik sama sekali.

Wajahnya yang cantik dan tegas itu selalu terlihat datar tanpa senyuman yang menghiasi. Juga tatapan matanya yang begitu tajam sehingga sering kali lawan bicaranya tak berani menatap mata indah perempuan tersebut dengan waktu yang lama.

Alice telah sampai di kelasnya yang berada dilantai 3, segera ia berjalan menuju bangku nya yang berada tepat disamping jendela.

"Pagi Alice" Sapa perempuan yang ternyata teman sebangkunya, Rain.

Rain Keysha Salsabilla adalah teman Alice satu-satunya di sekolah ini, sepertinya. Selain dingin dan cenderung tidak mau tau tentang apapun, Alice juga tidak pandai bersosialisasi. Jika Rain tidak mengajak bicara Alice terlebih dahulu dan mengajaknya berteman pada saat awal masuk sekolah, sudah dipastikan jika Alice (mungkin) tidak akan memiliki teman. Mengingat sosialisasi nya yang begitu buruk dan adaptasi Alice terhadap apapun tidaklah mudah. Alice juga begitu irit bicara, ia akan bersuara ketika memang dirasa perlu saja.

Perempuan itu hanya tersenyum singkat membalas sapaan Rain. Ia duduk di samping Rain lalu melanjutkan bacaan novelnya. Sedangkan Rain sudah terbiasa dengan hal itu. Pada awalnya ia sering kali merasa sebal dan sakit hati pada Alice yang terkesan cuek, tapi lambat laun Rain pun mengerti dan terbiasa dengan sikap dan sifat temanya yang satu ini.

"Al, ada yang mau kenalan sama lo" Ucap Rain

Alice langsung menatap Rain "Maksudnya?"

"Tau Aldrian Mahendra nggak? Atau pernah dengar namanya gitu?" Tanya Rain yang dijawab gelengan oleh Alice. Rain menghela napasnya pelan, sudah ia tebak jika sahabatnya itu pasti tidak mengenal siapa Aldrian.

Rain heran dengan Alice sebenarnya, kenapa perempuan itu masih saja menutup diri dan jarang mau bersosialisasi? Bahkan Aldrian saja tidak ia kenali, memang sih tidak semua orang harus tau siapa Aldrian tapi setidaknya masa sahabatnya ini tidak pernah mendengar nama Aldrian?

Laki-laki berparas tampan, mempunyai alis rapih dan rambut tebal, belum lagi badan nya yang bagus juga tingginya yang begitu ideal. Jago futsal, pintar bermain piano dan banyak lainnya yang membuat Aldrian digandrungi banyak sekali kaum hawa. Pada saat pertama kali masuk pun, Aldrian cukup menarik perhatian Rain, tapi Rain justru semakin hari malah tertarik dengan temannya Aldrian yaitu Gio. Namun, hal itu ia tutup rapat-rapat, bahkan Alice sendiri pun tidak mengetahuinya.

Back to topic. Aldrian Mahendra, laki-laki tampan nan ramah itu sepertinya tertarik dengan Alice, begitu yang bisa Rain simpulkan saat ini karena salah satu teman dekatnya Aldrian kemarin menghubungi dirinya hanya ingin mengetahui nama lengkap Alice dan beberapa informasi lainnya.

Awalnya Rain menolak, takut Alice marah nantinya. Namun, karena paksaan dari Satria akhirnya ia memberi tau beberapa hal yang Satria tanyakan. Hitung-hitung ini sebagai jalan agar Alice tidak melulu terjebak pada masa lalu nya. Siapa tau, pada akhirnya nanti Alice bisa bersama dengan Aldrian, kan?

"Segitu terkenalnya Aldrian lo malah ga kenal, duh" Decak Rain, sedangkan Alice masih fokus pada bacaan novelnya "Berarti dia kurang terkenal" Jawab Alice santai.

Rain memutar matanya malas "Please, deh. Pokoknya lo harus mau ya dikenalin sama dia"

"Nggak"

Aldrian Mahendra [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang