"Itu natural saja, Re, saat menghadapi musibah, orang pasti mencari sesuatu atau ... seseorang untuk disalahkan. Yang penting sekarang aku sudah tahu bahwa itu semua adalah takdir. Aku mencintaimu, Re. Mau kita punya anak atau nggak. Kita sudah lama bersama dan aku bahagia menjadi suamimu. Apa kamu sudah berhenti mencintaiku?"
"Nggak ada gunanya membahas cinta sekarang." Karena cinta saja tidak cukup untuk membuat pernikahan berjalan baik.
"Renae, perceraian kita telanjur terjadi. Nggak ada yang bisa kita lakukan untuk mengubahnya. Tapi ambillah waktu untuk berpikir lagi. Aku akan menunggumu. Nanti kita bisa memulai lagi, dari awal, bersama-sama."
"Kita nggak akan kembali bersama. Goodbye, Jeff." Bagaimana mereka bisa memiliki masa depan bersama, kalau milik Renae sudah dikubur bersama jasad anaknya enam bulan yang lalu? Tidak akan ada rumah tangga yang bahagia untuk mereka, jika ibunda Jeff bernapas di belakang leher Renae setiap waktu. Menuntut untuk segera diberi cucu.
Loving someone doesn't mean you are right for each other. Semakin cepat Renae menerima kenyataan ini, akan semakin baik.
"Aku mencintaimu, Re. Selalu mencintaimu...." Suara Jeff masih terdengar ketika Renae membuka pintu mobilnya.
***
Hari Ibu pertama bagi Renae—sebagai seorang ibu—datang tepat sepuluh bulan setelah kepergian Maika. Kalau setiap pelaku usaha memilih hari ini untuk mengeksekusi promosi Hari Ibu—iklan-iklan sudah gencar dikeluarkan jauh-jauh hari sebelumnya—Renae justru memilih menutup La Papeterie. Supaya pegawai-pegawainya bisa menghabiskan waktu bersama ibu mereka. Tidak ada diskon yang disiapkan Renae. Renae hanya menyediakan kartu-kartu ucapan selamat Hari Ibu. Yang didesain sendiri oleh Renae. Dan habis terjual hanya dalam waktu satu minggu saja.
Seandainya saja semua orang tahu seberapa banyak air mata yang keluar ketika Renae membuat kartu tersebut. Kenyataan bahwa selamanya tidak akan ada anak yang memberikan kartu seperti itu kepadanya, membuat Renae merana. Betapa Renae iri membayangkan para ibu yang menerima ucapan selamat dari anak mereka. Anak yang sehat dan bisa mencapai usia dewasa. Mungkin mereka mengisi Hari Ibu dengan memasak bersama, ke salon, makan siang, atau menyusun foto-foto lama supaya bisa diceritakan kepada generasi berikutnya.
Dengan menghapus semua akun media sosial pribadinya, Renae pikir dia akan bisa terhindar dari segala konten terkait Hari Ibu. Ternyata dia salah besar. Setiap pulang dari dan berangkat ke La Papeterie, Renae melihat spanduk di depan sebuah bengkel resmi kendaraan, yang menawarkan hadiah dan diskon untuk para ibu yang datang mereparasi kendaraan mereka pada Hari Ibu. Supermarket memasang pengumuman kontes bakat ibu dan anak dengan hadiah cukup besar.
Renae menarik napas dan memejamkan mata. Sudah setengah hari dia duduk di sini, di ruang tengah rumahnya dan termangu menatap foto di pangkuannya. Satu-satunya foto bersama Maika yang dia miliki. Hanya dua kali Renae diperbolehkan menggendong anaknya. Beruntung ibu Renae ada di sana dan sempat memotret menggunakan ponsel. Jemari Renae menyentuh bibir mungil anaknya, hidung kecilnya, lalu matanya yang terpejam.
Kepala Renae berdenyut ketika seseorang meneriakkan kata permisi dan paket berkali-kali dari depan rumah. Mau mengenang Maika, ada saja gangguannya. Minggu ini Renae tidak merasa membeli apa-apa. Juga tidak ada teman atau kenalan yang memberi tahu sedang mengirim sesuatu. Renae membuka pintu dan setelah memastikan bahwa kiriman tersebut benar untuknya, Renae membaca nama pengirim. Senyum terbit di bibir Renae melihat nama Halmar di sana.
Cepat-cepat Renae masuk dan mengunci pintu depan. Karena penasaran dengan isi paket yang dikirimkan Halmar untuknya. Setelah kertas cokelat tebal terbuka, di dalamnya Renae mendapati kotak kayu berwarna putih. Indah sekali, dengan ukiran bunga mawar yang rumit. Dengan hati-hati Renae melepas pengait besi. Sebuah snow globe merah muda yang berkilau mengintip di antara shredded paper putih. Di dalam snow globe terdapat koala abu-abu yang lucu. Dari balik kepala koala besar, menyembul kepala mungil anak koala. Ada tulisan Mummy and Me di bagian depan fondasi snow globe. Manis sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Promise of Forever
RomanceDari penulis A Wedding Come True dan My Bittersweet Marriage: Setelah kehilangan anak dan pernikahannya, Renae Adiana tidak lagi memercayai cinta dan adanya akhir yang bahagia. Dengan kekurangan terbesar yang dimiliki Renae, tidak akan ada laki-laki...