TDF~10||What else this time?

174 41 9
                                    

Ketika kamu berhadapan dengan musuhmu, taklukkan mereka dengan cinta.

•••~~•••

Sinar matahari seperti nya mulai masuk ke dalam kamar ku. Kudengar suara pintu kamar terbuka. Langkah sepatu mendekat ke arahku yang masih betah dibawah selimut.

"Ekhem, maaf nona. Sudah pukul 7, saatnya anda kembali pada kegiatan normal."

Suara Yeonie membuatku bergeming. Untuk beberapa saat tak ada yang membuka suara diantara kami.

"Maaf lancang, tapi nona akan terlambat kalau tidak segera-.... ASTAGA!"

Aku lihat wajahnya yang terkejut bak melihat hantu selepas menyingkap selimut yang menutupi wajahku. Ya karena posisinya aku membuka mataku lebar dengan lingkar mata yang pasti membuat orang lain terkejut melihatnya.

"Nona terjaga semalaman?"

"Hmm..." Balasku lemas.

"Kalau begitu saya tunggu dibawah untuk sarapan. Saya permisi kalau begitu..." Yeonie terlihat ragu saat hendak pergi, namun tatapannya masih terkunci padaku.

Aku? Ya hanya menatap kosong lurus ke depan. Dengan berat hati aku mulai menegakkan tubuhku dan bersiap seadanya. Aku tak bisa tidur semalaman karena pikiran ku begitu mengganggu.


Sepanjang hari itu sangat membosankan. Kesana kemari hanya untuk menjawab pertanyaan 'kemana saja kau?' 'kepalamu terluka?' 'Kau masih bisa ingat ini?' memuakkan.

Akhirnya jam pulang yg ku nantikan, saatnya aku meminta Chae mengantarku ke apartemen Nona Sana.

...~~...

Pintu itu masih sama seperti terakhir kali aku lihat. Hanya ada beberapa goresan yg membuatnya berbeda.

Aku mencoba memantapkan hatiku untuk mengetuk pintu itu sedangkan Chae hanya menggerutu disamping kanan ku.

"Bisa cepat!?" Bisiknya.

"Sabar! Semua butuh proses." Balasku tak mau kalah.

Setelah beberapa kali mengetuk tanpa adanya jawaban, terpikir untuk membuka menggunakan sidik jariku seperti terakhir kali.

"Hey! Kau mau apa?" Tanya Chae.
"Coba-coba doang." Kataku lalu kembali 'mencoba'.

Tinutt

Sesaat pintu terbuka, aku dan Chae berpandangan.
"Whoa! Daebak!" Serunya pelan.

Aku hanya tersenyum bangga sambil membuka pintu itu. Belum sempat masuk, Chae mencekal lenganku dan sesaat kemudian wajahnya berubah menjadi panik.

"Tzu, jangan deh. Ini kan tempat guru. Nggak sopan datang seperti ini." Ku balas dengan memutar mata jengah dan kembali masuk.

"Permisi... " Aku tak mendapati jawaban, lantas aku menuju sebuah ruangan yg ku ingat kamarnya.

Tok tok

"Eonnie?.." panggilku ragu.

"Tzu balik aja yuk!"

"Apa sih?! Kamu mending duduk situ dulu deh." Chae pun menuruti perkataan ku.

Dengan ragu kubuka pintu kamar itu. Kalau kalian bilang aku tak sopan, ya kalian tak salah. Tapi satu sisi aku juga khawatir kalau-kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Eonnie?" Ku lihat wajah pucat berselimutkan peluh meringkuk di atas kasur.

Ku beranikan diri memegang keningnya. Aku terkejut saat mendapati tubuhnya yang panas.

The Death Flower~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang