Saat ini Nayun sedang mengobrol bersama Tante Kristal dan mamanya. Ah, lebih tepatnya Nayun hanya memperhatikan keduanya mengobrol dengan antudias. Nayun sudah sangat bosan mendengar obrolan ibu-ibu ini, tapi tidak enak juga kalau pergi ke kamarnya, alhasil dia hanya berdiam diri sambil memakan camilan yang dia makan tadi.
Jleb
Tiba-tiba lampu padam, semuanya menjadi gelap. Nayun refleks melempar snacknya karena terkejut. Sungguh dia takut gelap, dia berusaha menyalakan ponselnya. Namun karena gemetar, dia kesusahan untuk memegang ponselnya.
"Nayun, kamu diem dulu, sayang," ucap Irene sambil mencari keberadaan ponselnya, dia paham betul kalau Nayun takut dengan gelap.
"I-iya Ma," ucap Nayun gemetar.
Senter yang ada di ponsel berhasil dinyalakan oleh Irene, lalu mengarahkannya ke Nayun yang terlihat gemetar, dengan sigap Irene langsung memeluknya. Kristal bingung melihat Nayun yang begitu ketakutan, apa dia takut gelap?
"Nayun, kamu kenapa?" tanya Kristal.
"Dia punya trauma yang mengakibatkannya takut dengan kegelapan," jawab Irene dibalas anggukan oleh Kristal.
"Di rumahmu tidak ada lilin, Ren?" tanya Kristal dijawab gelengan oleh Irene.
"Aku lupa membelinya," jawab Irene sambil meringis kecil.
"Ya sudah kalau begitu untuk sementara ke rumahku saja dulu, kasihan anakmu," ucap Kristal yang melihat Nayun di dalam dekapan Irene.
Irene pun mengangguk setuju dengan tawaran Kriatal. Dia tidak tahu sampai kapan mati lampu, lagi pula hanya dia dan Nayun yang di rumah, papa Nayun lembur dam akan pulang besok pagi, sedangkan Nayun anak tunggal.
Mereka berjalan dengan hati-hati ke arah pintu, karena gelap mereka kesusahan untuk berjalan, takut-takut ada yang mereka tabrak.
Akhirnya mereka dapat bernafas lega ketika sampai di luar dan menuju ke rumah Kristal. Terlihat dari luar banyak sekali motor dan mobil yang terparkir di sana, dan Nayun baru ingat kalau Treasure sedang di sini.
"Lagi ada tamu ya, Tal?" tanya Irene pada Kristal.
"Itu temen-temennya Jeongwoo, biasalah kadang mereka nginep di sini," ucap Kristal sedangkan Irene membuka mulutnya membentuk huruf o.
Sampai di dalam, mereka dapat melihat kedua belas remaja sedang ribut, entah meributkan hal apa. Dan jangan lupakan keadaan ruang tengah sudah seperti kapal pecah.
"Ayo dong Wo, masa lo kalah dari Hartono," kompor Jihoon.
"Sabar monyet, ini gue juga lagi usaha," ucap Jeongwoo.
"To, awas itu bolanyan ntar direbut Jeongwoo," teriak Junkyu heboh.
"Diem monyet, suara lo udah kaya lumba-lumba nyaringnya," ucap Haruto tanpa mengalihkan pandangan dari PS.
"Diumpat monyet, suara dibilang kaya lumba-lumba, tapi muka kaya koala, etdah," cibir Junkyu dibalas kekehan oleh Hyunsuk.
"Emang bener gitu Kyu," ucap Hyunsuk.
Mereka masih belum menyadari kehadiran tiga perempuan yang berdiri memperhatikan mereka. Hingga deheman Kristal membuat semuanya menoleh ke arahnya, termasuk Jeongwoo dan Haruto yang sedang bermain PS.
"Ekhem!"
"Eh, Tante Ital!" panggil semuanya kompak dan nyengir ketika melihat sekitarnya yang berserakan bungkus snack mereka.
"Nanti kita beresin kok, Tan, hehehe ...," ucap Jaehyuk sambil mengangkat dua jarinya membentuk v.
"Heleh, kaliam cuman bisa janji doang tapi kagak ditepatin, dasar cowok," cibir Kristal lalu duduk di sofa bersama Nayun dan Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Treasure
FanfictionBagaimana jika 12 sahabat yang sudah dianggap sebagai saudara menyukai 1 perempuan yang sama? Apakah yang harus dipilih jika ada pilihan antara sahabat atau orang yang disuka? "Gue suka sama dia!" "Tapi gue juga suka sama dia!" "Nggak! Nggak! Gue du...