Matahari bersinar dengan teriknya membuat Nayun kepanasan menjalankan hukumannya. Keringat sudah menetes membasahi wajah putihnya. Tapi hanya dia di sini, dimana Haruto? Pikirnya.
Siswa-siswi yang tak sengaja melewati lapangan dan ada juga yang melihat dari jendela kelas, membuat Nayun malu sendiri, setidaknya kalau ada Haruto malunya akan berbagi dengannya.
"Tuh, bocah ke mana sih? Apa dilepasin lagi sama Pak Taeyang? Ishh ... Nyebelin banget, gue capek-capek di sini, dia malah nggak dihukum," gerutu Nayun dengan nafas tersenggal.
Tiba-tiba dari belakang, Haruto datang dan langsung berlari di sebelah Nayun.
"Udah berapa putaran?"
"Astaga!" ucap Nayun terkejut.
"Eleh, gitu aja kaget," cibir Haruto.
"Ya lo pikir aja, tadi nggak ada siapa-siapa terus tiba-tiba lo nongol kek jelangkung," ucap Nayun kesal.
"Biasa aja kali mukanya," ucap Haruto santai.
"Nyebelin lo!" ucap Nayun masih kesal.
"Makasih." Nayun semakin kesal dengan Haruto, kenapa suka sekali membuat lawan bicaranya naik pitam.
"Bodo ah." Nayun mempercepat larinya, meninggalkan Haruto yang kini tengah tersenyum tipis, bahkan sangat tipis sampai hanya dia yang tau.
Mereka selesai menjalankan hukumannya. Lebih tepatnya hanya Nayun yang menyelesaikan hukuman tersebut, Haruto baru lari dua putaran sudah selesai, membuat Nayun lagi-lagi mengeram kesal. Mereka duduk di pinggir lapangan, mengatur nafas yang masih tersenggal.
Junkyu yang baru saja dari toilet tidak sengaja melihat Haruto dan Nayun di pinggir lapangan. Dahinya menyerit bingung ketika melihat mereka berdua kelelahan. Apa mereka berdua dihukum?
"Pantes nggak ada di kelas," gumamnya kemudian memutuskan untuk kembali ke kelas.
Sementara di dalam kelas, Lea—teman sekelas mereka tampak heboh karena melihat secara nyata, Haruto dan Nayun berangkat berdua, ditambah lagi mereka berdua dihukum bersama, membuat beberapa orang di kelas iri dengan Nayun.
"Eh, lo semua tau nggak sih, tadi pagi Haruto sama Nayun berangkat bareng?!" pekik Lea yang baru saj memasuki kelas.
Kelas Nayun sedang jam kosong, karena guru yang mengajar ada keperluan mendadak, membuatnya hanya menitipkan tugas pada Yedam. Tapi bukannya membuat tugas, mereka malah sibuk mengobrol, main game, dan ada juga yang tidur. Yang mengerjakan hanya ada tiga atau empat orang, begitu selesai yang lain hanya menyalinnya saja. Motto kelas ini adalah SCTV, satu untuk semua.
"Serius lo Le?" tanya Karin teman Lea.
"Iyalah, tadi gue liat sendiri mereka di parkiran, dan sekarang mereka dihukum berdua noh di lapangan karna telat," ucap Lea menggebu-gebu.
"Enak banget jadi Nayun, baru sekolah sehari udah dibonceng Haruto, gue yang sekolah udah hampir 2 tahun nggak pernah tuh ditatap sama Haruto," ucap Jihyo cemberut membuat beberapa teman sekelasnya terkekeh.
"Ya elah, lebay banget lo. Lo mending cuman nggak ditatap, lah gue nggak dikenal," celetuk Yeji membuat semuanya tertawa.
"Udah ah, Haruto kenal dan pernah kok natap lo semua," ucap Doyoung disisa-sisa tawanya.
"Si Ruto mengambil kesempitan dalam kesempatan, ditinggal malah ngebonceng anak orang," ucap Jeongwoo membuat Junghwan refleks memukul kepalanya.
"Kebalik bodoh! Yang bener ngambil kesempatan dalam kesempitan," ucap Junghwan memperbaiki.
"Lah, tadi gue bilang apa?" tanya Jeongwoo.
"Ngambil kesempitan dalam kesempatan,"jawab Junghwan polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Treasure
FanfictionBagaimana jika 12 sahabat yang sudah dianggap sebagai saudara menyukai 1 perempuan yang sama? Apakah yang harus dipilih jika ada pilihan antara sahabat atau orang yang disuka? "Gue suka sama dia!" "Tapi gue juga suka sama dia!" "Nggak! Nggak! Gue du...