BAB IV

246 48 2
                                    

"Vit, muka lo kenapa anjir, tertekan banget kayanya, hahaha," Evan menertawakan Vito yang baru saja duduk di sebelah Febian. 

Mereka sedang berkumpul di apartemen Evan. Tempat itu menjadi markas atau tempat mereka berkumpul bersama. Tak hanya mereka ber-enam, terkadang ada Ariel-kakak Evan beserta dua temannya yaitu Eriko dan Satya. Ariel dan teman-temannya sudah tamat sekolah, kini mereka menjadi mahasiswa semester 3 di salah satu Universitas swasta di daerahnya.

"Muka dia kan emang begitu, Ip." Ucap Febian menanggapi Evan yang masih tertawa, entah di mana letak lucunya. Memang anaknya saja yang receh.

"Enggak, ini beda, Feb, aduh nggak kuat gue." Evan masih saja tertawa.

"Dih, gila."

"Tau nih gue, hahaha," Azizi tiba-tiba ikut menertawakan Vito. "Dikejar Satine sama Chika emang segitu parahnya, ya?"

"Buset, Vit, kalau gue yang di posisi lo nih, bakal gue nikmatin banget sih. Gila aja bro, dikejar dua cewek mana cakepnya nggak ketulungan lagi." Ujar Zahran.

"Ye si anjir, lo nya aja yang buaya," Ucap Azizi, tangannya menoyor kepala Zahran hingga ia terjatuh.

Vito menghela nafas kasar, agaknya ikut nongkrong bersama teman-temannya menjadi keputusan yang salah, ia malah diledek habis-habisan seperti ini. Padahal ia hanya ingin menenangkan pikir sejenak.

"Udah-udah, temennya begini malah kalian ledekin," Vito bersyukur sekali ada Gito di sini, memang di antara mereka, Gito dan Vito lah yang agak mendingan. Yang satu kalem banget, yang satu cueknya bukan main.

"Gue lihat-lihat nih ya, dua orang ini bakal makin-makin deh ntar."

"Makin-makin apaan anjir Ip, yang jelas kalo ngomong bisa nggak?"

"Lo lagi dapet apa gimana sih Ji? Marah-marah mulu dari tadi,"

"Bisa nggak, nggak usah bahas itu?" Ucap Vito yang frustasi melihat perdebatan teman-temannya. Ia menatap tajam mereka yang seketika menciut.

"Nah loh, kicep kan lo semua," ujar Zahran. "Anyway, gue mau deketin Fiony. "

"Kenapa tiba-tiba jadi mau deketin Fiony?" Tanya Evan heran.

"Ya, karena gue suka sama dia."

"Enggak gitu, aduh cape nih gue ngomong sama orang bego," Balas Evan agak sewot. "Alasannya Jahran!"

"Apa ya, enggak tau gue, tadi pas lagi pembahasan kelompok, Fiony cerita tentang susah senangnya jadi artis. Trus seketika gue pengen gitu ngejaga dia, ngelindungin dia." Jelas Zahran.

"Nah itu udah satu kelompok, udah dipermudah juga masih minta bantuan," ucap Azizi menanggapi.

"Ya, walaupun gitu tetep susah man, Fiony cakep banget, mana artis lagi, saingan gue nggak cuma orang-orang yang deketin dia, tapi para fans-nya. Gila gue udah sesuka itu sama dia," Zahran tersenyum yang membuat temannya bergidik geli.

"Najis, alay banget," Azizi ingin muntah seketika.

"Kenapa lo Ji, jealous ya lo? Emang bener dugaan gue, kalian berdua pasti ada hubungan khusus," Febian bergidik ngeri.

Tak lama, tangan Azizi dan Zahran mendarat di kepala Febian. Kerusuhan pun akhirnya terjadi. Vito hanya menatap datar mereka, setidaknya mereka sedikit menghilangkan stress-nya. Walaupun tadi sempat dibuat kesal.

"Gue balik," ujar Vito membuat tiga orang yang sedang melakukan kerusuhan itu berhenti.

"Elah, baru juga jam segini, kayak anak perawan lo," ucap Evan.

Ice Cream & ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang