Dear MyLan!
Has this wonderful reading adventure captivated you? Have you been swept away in this world of stories full of charm? If so, feel free to share your opinions and impressions in the comments!Grab a blanket, get comfy, and enjoy the read!
•
•
•Di dalam gedung, binar lampu menyorot berkilauan, alunan tuts piano mengalun indah. Melodi yang terbentuk sukses menjamah emosi pendengarnya, seolah mengantarkan mereka pada gerbang air mata, di mana rasa haru dan pilu bercampur menjadi satu.
Dibalik itu wajahnya yang menunduk fokus, memindai gerakan tangannya yang lincah dan cekatan. Dia Ellaura, gadis yang diselimuti misteri tentang awal mula cintanya pada musik. Tidak ada yang tau bagaimana masa lalunya membawanya kepada melodi dan ritme yang telah terukir dalam jiwanya. Namun Ella punya satu argumen kuat. Sebuah pelampiasan, pelampiasan besar yang menggabungkan segala kemarahan, kegilaannya, dan rasa amuk yang sulit diungkapkan.
Di tengah rasa kebenciannya yang terbakar, Ella tanpa sadar membuka telinga orang-orang dengan melahirkan melodi yang begitu memikat. Bagaimana di balik gejolak emosinya, tersembunyi keindahan melodi yang tiada tara, sebuah karya seni yang tak ternilai harganya.
Alunan melodi kini terputus-putus dan nyaris padam. Ella menjentik mendekat ke ujung tuts piano, menandakan akhir dari persembahannya. Dengan sekali jentik pada tuts terakhir, nada D dan F menggema di udara. Gadis itu memejamkan matanya erat-erat, meresapi setiap sisa getaran nada yang memudar, sebelum akhirnya melepaskan jari-jemarinya dari tuts piano yang dingin.
Perlahan, wajah itu mulai terangkat, bangkit dari duduknya dengan lembut. Matanya yang tajam terlihat mengedar tiap-tiap bangku yang ia lihat sekilas. Bibirnya yang dipoles lipstik merah merekah, memamerkan senyuman kecil yang terlihat begitu menawan. Aplaus pujian pecah di telinganya.
Tabir merah mulai turun, menandakan akhir dari pertunjukan yang memukau.
Tubuh dalam gaun hitam melangkah terburu-buru, meninggalkan panggung dengan langkah-langkah yang penuh keraguan. Beberapa menit sebelum tabir merah turun, Ella sudah menanti waktu yang tepat untuk ia berlari ke balik panggung.
Di ujung tangga pintu masuk, tempat ketika Ella naik ke atas podium beberapa saat lalu, Ella melihat seseorang berdiri. Memastikan ketidakpastian menyelimuti suasana, membuat jantung Ella berdebar kencang. Dia seperti mengenal orang itu.
Setiap langkah terasa mendebarkan, seolah mengantarkannya pada sebuah penemuan masa lalu. Tatapan orang-orang yang menyapanya dengan penuh antusias tak mampu menembus pemikirannya yang bergejolak. Ella tenggelam dalam pikirannya sendiri, di mana hanya ada dia dan sosok misterius yang menuntunnya menapaki jalan.
"I'm not blind to know him...."
Cklek! Pintu tertutup dari dalam. Dengan detak jantung yang berdetak Ella sadar telah melangkah cukup jauh. Jadi ketika Ella menemukan deretan lukisan anonim di dinding, ia terpaku pada goresan kuas yang gelap dan berdarah. Rasa ngeri menjalar di sekujur tubuhnya, membangkitkan keraguan dalam benaknya untuk melanjutkan jalannya.
"Looking for me?" Matanya langsung menangkap pria itu, sosok yang mencuri perhatiannya. Tubuh tegap itu berdiri di depannya. Dan gila, tatapan itu? Mematikan. Perpaduan dingin dan intensitas membuat Ella merinding.
"Tempat ini sudah direservasi. Apa kamu tau kesalahanmu?" Ella bisa saja tidak mengambil tindakan yang nantinya membuatnya menyesal. Tapi ini Ella, dia benci terlihat salah dan di salahkan. Maka dengan keberanian dua kali lipat dari rasa takutnya dia mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siren + Who's that creepy creature
Mistero / Thriller"Who is that monstrous creature?" Ketika Ella bertemu dengan De Volpe, pria misterius dengan tatapan tajam dan aura dingin, Ella merasakan sensasi aneh. Seolah dia mengenal pria itu, tapi ingatannya tertutup kabut tebal. Kejanggalan demi kejanggalan...