Chapter 2 - Kencan Hantu?

24 8 5
                                    






"Zan...Bangun!!" kata Gavin mengguncang-guncangkan tubuh Razaan yang sejak tadi tertidur di meja 

"P-pergi kamu….jangan ganggu saya…" teriak Razaan dengan mata tertutup dan menendang-nendang kaki

"Vin...panggil Robby lalu membisikkan sesuatu ke telinga Gavin

"Aaaaa….." teriak Razaan sekali lagi lalu…

Byurrr

Gavin menyiram Razaan dengan air bekas AC belakang sekolah seperti apa yang dibisikkan Robby tadi.

"Astaghfirullah Vin...Gila Lo ya!" ujar Razaan ngegas

"Lo yang gila! Dari tadi teriak gak jelas teriak ada nenek-nenek lah, teriak ada darah lah, kalo Robby gak minta gw nyiram lu pake air, udah kita tinggalin lu sendiri disini dari tadi!" balas Gavin ngegas 

Razaan bercerita panjang lebar apa yang telah terjadi padanya tadi dari mulai melihat perempuan cantik, mengikuti perempuan itu ke gudang dan berakhir mengalami kejadian horor yang tak pernah ia alami sebelumnya

Tapi semua teman-temannya termasuk sepupunya Gavin tidak ada yang mempercayai nya

"Lagian Zan….lu kan udh punya Sintia masih aja lu jelalatan nyari cewek cantik, kurang apa coba Sintia? cantik iya, pinter iya, jago masak iya gak puas apa lu punya cewek kayak dia." sahut Gavin kesal

"S-sintia…… Loh? Sekarang hari apa?" tanya Razaan

"Hari Rabu." jawab Robby

"Mati gw….gw ada janji kencan sama Sintia di kafe." kata Razaan panik

Sintia baru saja selesai melatih adik kelas dalam ekskul cheers, ia bergegas pulang tetapi ketika hendak berganti baju, ia mendapatkan SMS dari Razaan bahwa kencan hari ini dibatalkan. Sintia agak kecewa tetapi tetap saja tidak boleh marah, ia mau menjadi pacar Razaan karena ada tujuannya dan ia belum mencapai tujuan itu.

Sintia memilih hangout bersama teman-temannya 

***

Razaan berlari sekencang-kencangnya menuju rumah, segera berganti baju lalu pergi ke kafe tempat ia janji kencan dengan Sintia. Setelah sampai di kafe itu ia menemukan Sintia tengah duduk menunggunya

Tidak itu bukan Sintia melainkan perempuan berliontin merah yang menyamar sebagai Sintia agar bisa bersenang-senang dengan Razaan, anggota keluarga Palangu yang leluhur nya dahulu pernah merubah hidupnya menjadi menyedihkan, meski tahu Razaan bukanlah orang yang ia cari tapi jika terus memperhatikan salah satu keluarga Palangu dan dekat dengannya perlahan ia pasti akan menyentuh si pewaris tombak itu

"Halo by..." sapa Razaan

Sintia hanya tersenyum tipis sembari mengaduk-aduk minumannya 

"By...kamu udah lama? Maaf ya tadi anak-anak ngajak nongkrong dulu, aku kelupaan ada janji sama kamu" jelas Razaan sambil memegang tangan Sintia 

Sintia palsu alias hantu perempuan berliontin merah itu terkejut ketika Razaan memegang tangannya, Razaan yang tadinya ada dihadapannya kini berpindah tempat duduk disampingnya tak lupa sikap Razaan yang sangat manja ke Sintia mau tidak mau perempuan berliontin merah itu yang merasakannya dengan sangat tertekan.

Menyandar di bahu, merangkul bahkan menciumi pundak Sintia adalah kebiasaan Razaan setiap kencan, sikap sangar nya disekolah tidak berlaku saat ia kencan dengan Sintia, tetapi kali ini ia bukan berkencan dengan Sintia yang asli melainkan hantu yang menyamar menjadi pacarnya. 

What's Wrong With The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang