Chapter 4 - Minuman Darah

10 3 1
                                    






Razaan membuka lembaran baru buku itu, suasana seketika berubah.

Entah apa perubahan nya namun Razaan tidak menyadari perubahan itu untuk waktu yang cukup lama. Lembaran demi lembaran ia buka tanpa ragu, buku sejarah kuno yang ia genggam sejak tadi, buku yang masih dipertanyakan kebenarannya dan buku yang isinya penuh dengan hal tidak masuk akal tetapi terkesan sangat nyata yang membuat Razaan tertarik untuk membacanya, buku dengan ketebalan 6 cm itu sudah ia habiskan separuh lebih.

Penggunaan bahasa kuno pada buku itu membuatnya sedikit kesulitan memahami setiap bab nya, tidak menyerah sampai disitu ia menyusun strategi. Demi memahami buku kuno ia mengulang kembali setiap sub bab sampai mengerti tanpa mengeluh seperti jika membaca buku mata pelajaran.

Begitu lah dia jika sedang membaca buku diluar mata pelajaran, apapun yg terjadi disekitarnya tidak akan ia hiraukan. Hal itu membuat tenggorokan nya kering tak karuan, buku sejarah yang cukup horor membuatnya meneguk saliva sesering mungkin

Tenggorokannya kering, ia meraih minuman yang dibawakan oleh kekasihnya tadi

"Ah ntar dulu deh minumnya, masih kuat lah ini sepuluh bab lagi ketahuan nih titik terang alur nya, tanggung Zan jangan minum dulu" batin Razaan

"Eh tapi masih banyak banget lagi ini bab nya... sepuluh... dua puluh...50 bab lagi."

Ia semakin paham alur cerita dari buku sejarah kuno itu. Kata demi kata ia pahami,

"Wait what…? Kenapa dia harus menolak tongkat tolak bala itu? Kalo dia gak nolak keluarga nya gak mungkin akan meninggal! Huh...dasar egois!" gerutu Razaan dalam hati

"Bahaya…? Apa mungkin karena kalau menerima tongkat itu akan membahayakan lebih banyak orang…?" tanya nya dalam hati pula

"Ohh God….apa ini alasannya…?" 

"Jika ia menerima tongkat tolak bala itu, maka ia akan diikuti oleh sesosok leluhur yang bisa saja membawa pengaruh buruk untuknya…?" 

"Tetap aja harusnya dia terima supaya gak nyusahin keluarga besar! Dasar beban keluarga!"

"Udah gede masa gak bisa milih mana yang baik mana yang engga sih, Childish banget ah males." 

Razaan sudah tak tahan, air saliva nya sudah habis dan hendak meraih minuman botol berperisa jeruk itu.

Satu teguk….

Glek….

Dua teguk….

Glek…

Mata Razaan terbelalak karena keanehan minuman, rasa yang amis dan basa seperti sabun. 

"K-kok…? D-darah…? T-tadi jeruk." kata nya keheranan

Lampu perpustakaan berkedip sangat kencang 

Tik….Gelap

Tik... Terang

Berulang kali lampu itu berkedip seperti lampu diskotik, hanya saja disini suasananya sangat berbeda. Jika diskotik dipenuhi dengan musik dan keramaian orang, disini sangat sepi…. yang tidak terlihat mungkin banyak tapi yang terlihat hanya Razaan seorang 

Lagi dan lagi Razaan mengalami kejadian horor disekolahnya, dan kali ini bukan mimpi.

Tik…. Terang

Kini lampu perpustakaan kembali terang

Tok...tok...tok

Suara ketukan pintu perpustakaan, Razaan mendapati Sintia berdiri tegak menggendong tas nya dan membawakan tas Razaan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

What's Wrong With The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang