Chapter 3 - Cemburu!

19 5 3
                                    






Gavin membuka pintu namun enggan sarapan, setelah berpamitan dengan ibu nya ia langsung pergi tanpa berpamitan dengan ayahnya

Sepanjang sekolah Gavin hanya diam, lebih diam dari biasanya bahkan ketika disapa ia menjawab dengan datar. Ia tidak berhenti berpikir bagaimana cara meyakinkan ayahnya bahwa tidak semua seniman memiliki masa depan yang buruk dan belum tentu hidup sebagai pengusaha adalah jalan yang baik, Gavin juga masih bertanya-tanya alasan ayahnya tidak menginginkan dia untuk mengembangkan bakat melukisnya

Kring kring kring

Bel istirahat pertama

Gavin menyantap mie ayam dikantin sambil melamun, Sintia ingin mengambil kesempatan ini untuk membuat Razaan cemburu

"Hai...Vin.." sapa Sintia

Hanya senyuman tipis manis yang dilakukan Gavin untuk membalas tatapan Sintia

"Ohh no... damage senyumannya gede banget" batin Sintia

"Mau kali mie ayamnya bagi dikit..." kata Sintia menarik mangkuk mie ayam Gavin

Entah disengaja atau tidak tapi tangan mereka bertumpukan dan kini wajah mereka hanya berjarak 10 cm. Mungkin karena Gavin yang tidak bertenaga jadi ia terbawa oleh tarikan Sintia dan menciptakan suasana canggung

Deg...deg...deg

Bunyi jantung Sintia sudah tidak karuan karena memegang tangan Gavin dan berdekatan dengannya, meski dia yang memegang tangan Gavin tapi dia pula yang tidak bisa mengatur nafas

"Loh...loh... kok deg-deg an nya malah sama Gavin bukan sama Razaan, pacar gw tuh sebenernya siapa sih" batin Sintia

Razaan berjalan dengan perasaan senang dari kelas menuju kantin, namun ekspresi nya berubah ketika melihat Sintia dan Gavin yang saling berpandangan dan memegang tangan satu sama lain, ia berusaha memberi tahu mereka kehadirannya dengan menggebrak meja lalu langsung pergi dengan perasaan kesal

Sintia menengok karena suara gebrakan meja tadi mendapati Razaan yang berjalan kesal di koridor, ia hendak mengejar namun ditahan oleh Gavin karena Gavin tahu seperti apa kemarahan teman masa kecil sekaligus sepupu nya itu

Gavin menggelengkan kepalanya mengisyaratkan kepada Sintia untuk membiarkan waktu Razaan sendiri melampiaskan kemarahannya

"Vin...Lo punya cewek gak sih?" tanya Sintia membuka percakapan lalu meminum jus yang dipesan nya tadi

"Enggak," jawab Gavin singkat

Phup...

Sintia memuncratkan minuman yang ada di mulutnya terkejut karena Gavin tidak memiliki pacar, sementara Gavin dengan muka penuh kotoran jus Sintia lansung meraba tissue yang ada disekitarnya lalu membersihkan muka nya

"Sorry Vin," kata Sintia

"Iya, gak apa-apa."

"Setahu gw lu banyak yang deketin, kenapa gak dipacarin?" tanya Sintia

"Pacaran itu untuk apa?" tanya Gavin balik dengan dingin dan langsung menyantap mie ayam nya

"Ya...biar gak kesepian, biar bisa senang-senang." balas Sintia

"Gak perlu..." kata Gavin

"Y-ya tapi kan Lo ganteng, terus harus baha...." ucap Sintia

"I'm just happy like this, happy without a girlfriend." potong Gavin

Sintia terdiam lalu memesan mie ayam yang sama seperti Gavin dan mereka menyantap bersama dengan lahap

What's Wrong With The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang