0.0. Prologues

165 52 66
                                    

🌷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷

Damian terlihat mengepalkan kedua tangannya, bersama rahang yang mengeras juga kilatan mata biru yang sangat tajam. Ia memandang keberadaan Sarah yang tengah berdiri tanpa rasa takut di hadapan wajahnya. Bahkan gadis itu terlihat melempar pandangan ke seisi studio dan menatap keberadaan gitar kesayangan milik Damian yang tergantuk apik di atas paku.

"Tahu apa kamu tentang saya?" tanya Damian bersama napas berat yang keluar tidak beraturan karena menahan rasa kesal. Sarah menoleh dan tersenyum kecil, melangkahkan kembali kakinya dan berjalan mendekat ke arah Damian. Tangan gadis tersebut bahkan berhasil menyingkirkan keberadaan topi di kepala sang lawan bicara hanya dalam hitungan detik.

"Kamu terlalu naif, Damian," kata Sarah seraya mengelus pelan keberadaan luka kecil di kening milik Damian secara seduktif. "Saya memang nggak tahu banyak tentang kamu, tapi di lihat dari sikap dan kelakuan kamu selama ini, kayaknya semua orang tahu, bahkan hati kecil kamu juga. Bahwa Damian yang sekarang ini bener-bener jauh berbeda dari masa lalu."

Damian tersenyum miring dan sempat mendecih sinis seraya memandang Sarah yang masih berdiri tanpa gentar di hadapan wajah. "It's not your bussines, Sarah. Berhenti untuk bersikap seakan kamu tahu semua segala permasalahan yang ada di kehidupan saya. Kamu bahkan baru pulang dari Negara German beberapa pekan yang lalu, dari pada bersikap seakan kamu adalah detektif... mending kamu obatin luka yang ada di hati kamu sendiri dan belajar untuk move on. Saya bener-bener kasihan lihat keadaan kamu sekarang ini."

Menarik napas pelan dan mencoba untuk meredam emosi lantaran perkataan Damian yang tentunya ada sisi benar, netra Sarah sempat menatap keberadaan darah beku di sudut bibir bewarna merah muda tersebut. Yang malah menambah kesan sexy, mungkin Sarah sudah gila kali ini. Juga sebuah ingatan yang kembali membawanya ke dalam fakta bahwa ia juga harus melupakan kejadian masa lalu seperti apa yang harus Damian juga lakukan.

Kenyataan bahwa Sarah di selingkuhi oleh tunangannya yang berada di German benar-benar membuat perasaannya terdesak oleh sebuah emosi yang pernah hadir pada masa itu. Mata Sarah terlihat berair, bahkan ia menurunkan pandangannya dan mencoba untuk kembali menguasai diri. Bersikap seakan sok tahu dan menceramahi orang lain karena perubahan sikap akibat masa lampau yang menimbulkan luka.

"I did it..." katanya dengan suara yang terdengar sedikit bergetar. "I've do that, Damian. I mean tentang obatin perasaan luka yang ada di hati saya dan belajar untuk mengikhlaskan masa lalu. Saya sudah ngelakuin semua hal itu dan sekarang, kamu harus mencobanya. Jangan bilang saya sok ngatur kamu karena itu memang kenyataannya. Saya akuin memang terkadang sikap saya suka bikin kamu kesel dan muak tapi... itu semua demi kebaikan kamu sendiri. Buang semua perasaan egois yang ada di hati kamu." Sarah mengatakan hal itu seraya menunjuk dada Damian menggunakan jarinya.

"Hati kamu itu sudah berkarat dan banyak debu lantaran kosong karena nggak berpenghuni. Buka hati kamu, supaya bisa terima kehadiran orang baru di kehidupan kamu. Aku harap kamu bisa berhenti untuk salahin diri sendiri akibat kejadian di masa lalu. Dengan begitu kamu bakalan tahu rasanya dihargai oleh seseorang."

Damian yang saat ini terpaku, napasnya bahkan sempat tercekat. Menyebabkan pemuda tersebut diam selama beberapa detik seraya memandang wajah Sarah. Ucapan yang di lontarkan oleh gadis cantik tersebut sebenarnya tidak ada yang salah. Semuanya benar, fakta bahwa ia yang selalu menutup diri bahkan menolak mentah-mentah pertunangan yang di rencanakan apik oleh sang ayah padahal Damian sama sekali tidak mencintai gadis tersebut.

Dan juga satu fakta baru yang mendatanginya perihal Sarah, hati Damian bahkan sering kali tergerak untuk menyingkirkan beberapa tabiat buruk hanya untuk tidak melukai hati Sarah akibat perkataannya yang terbilang kasar. Padahal mereka baru saja bertemu kembali sejak beberapa pekan yang lalu. Tanpa di sadari keduanya, Damian juga telah berubah walau tidak sepenuhnya.

"Saya pamit pulang, maaf karena ganggu waktu kamu dan bikin suasana jadi nggak enak. Tapi, sama sekali saya nggak pernah menyesal karena lontarin beberapa kalimat tadi karena kamu memang harus ngelakuin hal itu."

Bahkan tepat saat punggung milik Sarah menghilang di balik pintu, Damian masih terlihat untuk berusaha bernapas layaknya orang normal. Pikiran dan hatinya campur aduk, semuanya menjadi kacau hanya karena sebuah perasaan yang hadir tanpa di minta. Sarah Pamesti Damaress... gadis itu berhasil memporak-porandakan perasaan Damian, sama persis seperti beberapa tahun yang lalu.

 gadis itu berhasil memporak-porandakan perasaan Damian, sama persis seperti beberapa tahun yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷

hello, aku kembali hadir dengan membawa cerita baru berjudul Rosses Lock!

seperti yang sudah kalian baca prolog di atas sana, nama pemeran utama cerita ini adalah Damian dan Sarah!

untuk visual bakal aku up selanjutnya ya!
very excited, semoga cerita ini banyak mengundang sisi positif walau isinya bakal jauh berbeda dengan cerita Lencana SK, di lapak sebelah...

Rosses LockeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang