7. Fuck it

49 25 117
                                    

Hanya sebuah rasa, tak perlu di ungkap meski masih terasa membara di dalam dada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya sebuah rasa, tak perlu di ungkap meski masih terasa membara di dalam dada. Detik ini aku hanya ingin menghabiskannya!

-Damian Scott Locke

🌷

"Kalo kamu mau langsung pergi nggak apa-apa kok, saya bisa belanja sendiri. Lagian ini bukan hal besar. Dan juga terima kasih." Sarah berkata demikian seraya membuka sabuk pengaman, hendak keluar mobil dan memulai tugasnya di pagi hari—belanja bulanan di supermarket terdekat. Tepat saat pintu mobil tertutup, Sarah menoleh ke arah sisi kanan. Menatap siluet wajah Damian dari samping memang sebuah kenikmatan yang hakiki.

Ya, perlu di ingat rencana Sarah sejak semalam adalah belanja bulanan serta mencari berbagai rasa, jenis serta merk coffee. Mengingat seluruh penghuni rumah sangat menyukai minuman berkafein tinggi tersebut dan membuat persediaan cepat habis lantaran sering di konsumsi. Ingin membawa mobil sendiri, apa daya kesehatan Sarah sedikit menurun. Ingin mengandalkan Nic, saudara kembarnya masih setia bertengger di alam mimpi bersama si pemilik senyum manis—Deffrian di atas ranjang.

Sedang Mama sudah pergi sejak pagi tadi karena ada suatu masalah yang sedang menimpa teman seperjuangannya sejak jaman sekolah menengah atas. Hanya ada satu orang yang bisa membantunya—Damian yang pada saat itu baru saja keluar dari toilet lantai bawah terlihat menaikkan sebelah alis ketika Sarah menghampirinya bersama wajah memohon. "Kamu bisa bawa mobil?"

"Nggak bisa."

"Oh...."

"Tapi kalo nyetir, nggak perlu di ragukan lagi."

"Kamu ngapain ikut keluar? Kan udah saya bilang, saya bisa belanja sendiri kok."

"Saya mau belanja juga, kebetulan banyak stock makanan di apartement saya sudah hampir habis. Jangan kepedean." Meninggalkan Sarah yang kembali shock di belakang sana, Damian hampir memasuki pintu utama supermarket sebelum akhirnya ia membalikkan tubuh hanya demi menyadarkan Sarah dari lamunan panjang.

"Mau sampe kapan berdiri tegak di situ? Kita mau belanja. Bukan mau upacara apalagi nungguin bantuan sosial dari pemerintah!" teriaknya sebab jarak terpaut sedikit jauh.

Sarah tak habis pikir, ternyata selain memiliki bentuk tubuh bagus, tampan, dan datar, ternyata Damian bermulut pedas juga. Tak tanggung-tanggung mulut besarnya mampu membuat urat malu Sarah hampir putus di pagi hari ini.

"Fuck it!"

"Kamu jalannya bisa agak cepetan nggak? Saya harus cepet karena mau masak buat sarapan pagi di rumah nih." Sarah berdecak kesal seraya memandang Damian yang tengah mendorong troli belanja menuju ke arahnya bersama kecepatan kecil. Alias lambat sekali!

Rosses LockeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang