Cinta bukanlah mainan sang waktu, sekalipun lewat bibir dan pipi yang merah bersemu. Dalam jangka sabitnya yang melengkung, cinta tak pernah berubah bersama singkat jam dan minggu-minggunya, melainkan justru semakin kuat hingga di ujung waktu.
-Dom Luan Machadoz
🌷
"Maafin omongan anak-anak yang tadi ya?"
"Ah, iya. Bukan masalah besar kok."
Saat ini Sarah bersama Deffrian tengah berada di dalam mobil. Ingatkan para pembaca bahwa Sarah menolak untuk membawa mobil sang ibu dan memutuskan untuk memesan taksi saja sebagai alat transportasi. Alhasil, gadis itu sedikit kesulitan untuk menemui Olivia sesuai tempat yang sudah di janjikan.
Beruntung Deffrian yang hendak pulang ke rumah untuk beberapa waktu menawarkan tumpangan sebagai tanda terima kasih karena telah di beri makanan enak. Sekaligus niat untuk meminta maaf sebab mulut Arga serta Dom yang sempat mengecengkan mereka berdua di dalam studio tadi.
"Ngomong-ngomong, kegiatan kamu selain ngeband ngapain aja, Deff?" Berniat untuk menghilangkan hawa canggung, melempar pertanyaan di lakukan oleh Sarah seraya menatap wajah sang lawan bicara dari arah samping. Melihat bagaimana caranya Deffrian yang menyetir menggunakan satu tangan membuat pikiran Sarah kembali pada masa itu.
Masa di mana saat ia yang berniat untuk menjemput Nic di sekolah serta memberi kejutan bahwa sedang liburan ke tanah kelahiran. Saat itu Sarah tak menyangka bahwa langit kota Jakarta akan mendung dan di trabas oleh hujan besar. Lupa membawa ponsel pun menjadi pemicu masalah, alhasil ia sendirian menunggu tepat di bangku halte bersama gemuruh petir yang memanggil. Meskipun jarak ke gerbang sekolah tinggal beberapa langkah lagi.
Beruntung seorang pemuda berseragam berjalan mendekati Sarah seraya memberikan sebuah payung. Bersama senyum manis yang terpatri, juga kaca mata yang bertengger di hidung mancung. Sarah tak menyangka bahwa orang Indonesia ada yang setampan ini.
"Halo, kamu Sarah kembarannya Nic ya? Kenalin, saya Deffrian. Temen satu band-nya. Kebetulan Nic masih ada urusan di dalem. Mau saya anterin buat ketemu sama dia?"
"Sar? Kamu kenapa?"
Terperanjat, Sarah terkejut saat mendapati wajah Deffrian hanya berjarak beberapa senti saja dari hadapannya. Bahkan Sarah dapat merasakan hembusan hawa napas hangat yang begitu membentang. Sadar akan lamunan panjang yang menyita fokus, dengan sigap ia menggeleng kepala pelan. "Nggak apa-apa, tiba-tiba aja aku inget waktu pertama kali kita ketemu di halte deket sekolah Nic."
"Oh waktu itu ya... nggak kerasa udah lama banget, Sar. Banyak kenangan yang tersisa waktu masih jaman SMA."
"Bener, seiring berjalannya waktu mereka tetep sama walau dengan rupa yang berbeda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rosses Locke
Storie d'amore"They're so hit different," adalah kalimat pertama yang Sarah ucapkan ketika ia salah memasuki ruangan studio milik sang saudara kembar. Berisi lima pemuda tampan bagai keturunan surga yang sialnya memiliki kemampuan mematikan, membuat Sarah hampir...