Part 3

10.4K 152 3
                                    

Author's POV

Sudah 5 bulan lamanya hubungan yang di jalin Erik dan Agata, semakin rengganglah persahabatannya dengan Aldercy. Sekarang, Erik hanya menemui Aldercy ketika ada hal yang sangat penting bahkan di sekolah pun saat mereka bertemu tidak ada sapaan satu sama lain.

Aldercy merasa kecewa dengan perubahan sikap sahabatnya itu, di sisi lain dia mempunyai sedikit rasa cemburu ketika Erik berciuman dengan Agata. Sangat menyakitkan baginya.

Aldercy Carrington POV

"Erik" panggilku, disaat sekolah sudah sepi tentunya Agata sudah pulang karena kulihat Erik berjalan sendirian.

"Oh, hai" balasnya diiringi senyuman manisnya.

"Kau sombong" ungkapku.

"Tidak, Al"

Rasanya aku tidak akan mengalihkan pandanganku ke arahnya. Ya bisa dibilang dia sangat perfect. Wajahnya yang tampan, dia juga pintar sama sepertiku, gayanya, tubuhnya sangat atletis. Rasanya aku ingin memandangi tubuhnya setiap saat.

"Hey, Al" kata Erik sambil mengguncang bahuku.

"Oh.. eh ada apa?" Tanyaku

"Kau melamun" jawabnya sambil menyeringai. "Jangan melamuni aku terus, aku sudah punya pacar"

"Tidak!" Kataku

"Kenapa kau belum pulang?" Tanya Erik.

"Awalnya aku ingin pulang tapi aku bertemu orang yang menyebalkan disini" jawabku.

"Siapa itu?" Tentunya Erik hanya iseng menanyakan hal itu. Kau memang sahabatku yang menyebalkan tapi kau sudah membuatku sedikit memiliki perasaan padamu.

"Aku tahu kalau aku tampan, jangan menatapku terus" canda nya.

"Kau sangat menyebalkan"

Aku memukul lengannya lalu berjalan keluar sekolah. Erik berteriak memanggilku tapi aku mengabaikannya.

Apa yang dikatakan Erik benar kalau dia tampan. Memang seberapa lama aku menatapnya?

**

Erik Durm POV

Aly sangat lucu ketika dia sedang kesal. Aku melihat wajahnya memerah ketika dia tertangkap sedang menatapku terus. Apa dia menyukaiku?. Ah, tidak mungkin. Aly menganggapku sebagai sahabatnya tidak lebih.

Aly langsung keluar sekolah meninggalkan ku. Beberapa kali aku memanggilnya, dia tidak merespon.

Aku membuntuti Aly, ia memasuki sebuah restoran sedangkan aku menunggunya di luar. Untungnya Aly tidak terlalu lama disana.

Dia mengarah ke jalanan kecil yang sepi. Tidak ada kendaraan yang lewat. Sesekali ia melihat kanan-kiri nya. Aku ingin berlari untuk mengejutkan Aly. Tapi, kuurungkan niat itu.

Aku mencoba seperti penculik dengan menyekap mulutnya. Tenang saja, aku hanya ingin menakutkannya. Aku berjalan mengendap-endap mendekati Aly dan langsung menyekapnya. Aly meronta-ronta, tangannya berusaha untuk melepas tanganku.

"ALY! Jangan kau tendang, dasar!"

Aly berhasil membuatku terjatuh ke jalanan ketika ia menendang alat vitalku. Aku lihat ke arah Aly, dia sangat ketakutan, kesal dan cemas.

"Rasakan itu"

"Salah kau sendiri kenapa melakukan hal bodoh itu" Aly mencibir ke arahku.

Aku berusaha bangkit untuk mengejar Aly. Aly berlari sama cepatnya denganku.

"Just Friend"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang