PART 10

2.2K 76 10
                                    

“Sudah, Al. Jangan menangis”

“Oke.. Jadi begini. Aku pulang sore hari karena harus menyelesaikan hukuman yang diberikan si tua itu”

Aku langsung memotong perkataan Aly. “Si tua?” tanyaku kebingungan. Aly hanya menatapku datar. “Ehm, maksudmu guru sejarah kita?”

Aly mengangguk lalu kembali melanjutkan ceritanya. “Waktu itu aku melewati toilet wanita, kudengar suara laki-laki yang mendesahkan nama Agatha. Aku kenal suara itu, Cam. Sangat kenal. Tapi, itu bukan Erik”

“Apa itu Theo, Al?”

“Aku masih disitu mendengar desahan mereka. Aku menunggu di dekat gudang yang tidak jauh dari toilet sampai mereka keluar. Dan ya.. itu benar – benar Agatha dan Theo. Kudengar sedikit obrolan mereka”

Aly mengambil nafas, “Agatha bertanya dengan Theo tentang aku, lalu dijawab oleh Theo”

“Theo jawab apa?”

“Aly terlalu mudah didapat. Dia bodoh, dia  cocok jadi mainanku. Entahlah, aku ingin saja melihat dia menangis gara-gara seorang Theo”

fuck

“Agatha tertawa lalu bilang, ya itu bagus aku mendukungmu sayang”

Aly terdiam menahan tangisannya. “Kau harus putus dengannya, Al. Erik juga harus putus dengan pelacur itu”

Aly menatapku dalam, air matanya jatuh ke pipinya tapi Aly langsung menghapusnya dengan kasar lalu menenggelamkan kepala di tangannya.

“Dengar, Al. Walaupun dia tampan, dia populer kau jangan mudah untuk menerimanya tanpa alasan yang tepat. Kau jangan mudah memberikan apapun yang kau miliki untuknya, sekalipun jangan. Dia tidak pantas menerima ketulusan yang kau berikan selama ini. Sekarang kau lupakan dia, masih banyak laki-laki baik diluar sana”

Author POV
3 hari setelah Aly curhat dengan Cam tentang Theo.

“Kau tau kalau pacarmu bermain?” tanya Kevin sambil menghampiri Erik.

“Dia sedang latihan maksudmu?” Erik balik bertanya.

“Bukan latihan, bodoh” jawab Kevin. “enaena hehe” lanjutnya.

“Aku belum pernah enaena dengannya”

“Kau ini, kenapa? Apa punyamu terlalu kecil sehingga wanitamu itu tidak tertarik bermain denganmu?”

“ Kau meremehkanku. Punyaku jauh dari kata kecil”

“Oke oke. Aku berbicara serius”

“Apa?”

“Begini, emh. Pacarmu itu..”

“Cepatlah, aku tidak ada banyak waktu”

“Beberapa hari yang lalu. Aku mendengar dia mendesahkan nama orang lain di toilet wanita. Aku tidak tuli, Erik. Lebih tepatnya dia melakukannya dengan pacar sahabatmu itu”

Erik terkejut mendengarnya, ia bingung harus percaya dengan pacarnya atau temannya ini. Erik tau kalau Kevin tidak pernah berbohong dengannya.

Apa yang dikatakan Aly dulu benar tentang Agatha?. Pikir Erik

“Jangan diam saja, lebih baik kau putuskan Agatha dan kau jangan lupa beri tau Aly untuk putus” ucapan Kevin menyadarkan Erik. “Kau tau kan maksudku, sahabatmu itu cantik. Dia lebih cocok denganku”
Kevin pergi meninggalkan Erik yang sibuk dengan pikirannya.

Kasihan Aly, dasar brengsek kau Cameron berani menyakiti Aly.

Erik POV
Sial, kemana saja Agatha? Aku duduk dipinggir lapangan sambil menyaksikan tim ku latihan.

“Dia jalang, tidak cocok denganmu”

Aku langsung berbalik ke sumber suara, Lucas segera menyambar botol yang kupegang.

“Apa maksudmu?” tanyaku.

“Agatha. Dia berhubungan seks dengan laki-laki lain sementara dia punya kau. Dan kau terlalu percaya dengannya” jawab Lucas dengan wajah serius. Aku menatapnya minta penjelasan lebih.

“ya salahku juga tidak memberitau teman sendiri bahwa pacarnya sudah lama melakukan seks dengan pria lain” lanjut Lucas.

Aku hanya diam. Kesal. Marah. Kecewa. Menyesal. Aku tidak tau apa yang kupikirkan saat ini.

“Siapa pria itu?” tanyaku. Hanya itulah yang terucap dari mulutku.

“Pacar sahabatmu”

Jelas sudah. Aku langsung meninggalkan Lucas dan mencari Cam serta Agatha. Rasanya kalau aku bertemu Cam, aku ingin menghabisi wajahnya. Lama aku mencari Cam maupun Agatha, aku tidak menemukan mereka.

--

Sekolah sudah berakhir untuk hari ini. Aku berjalan keluar kelas sambil membawa tasku yang hanya berisi minuman.

Aku memperhatikan setiap orang yang keluar dari kelas. Orang yang kucari tidak ada. Aku memutuskan berjalan melewati kelas – kelas yang sudah mulai kosong.

Bye, Cameron”
Suara itu tidak asing di telingaku. Aku berjalan lebih cepat dan ya disana terlihat Agatha melambaikan tangan, ia berjalan ke arah parkiran. Lupakan Agatha, aku ingin menghabisi Cam.

----

vote and comment please hehe💕

"Just Friend"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang