Vote komen wajib!
Warn! Typo bertebaran!
🔞🔞
...
Haechan berlarian sembari memegangi balon yang ada ditangannya. Suara tawanya yang melengking terdengar sangat menggemaskan dan berisik.
"Channie jangan lari lari, nanti terjatuh."
"Ibu ayo tangkap aku, wleee."
Haechan masih saja berlarian dihalaman luas depan rumahnya itu, mengabaikan suara ibunya yang terus memanggil. "Habiskan dulu makanan mu sayang."
"Tidak mau, wleee. Channie ingin menunggu ayah saja." Haechan yang masih asik dengan dunianya itu, terus berlarian.
"Haechan berhenti berlari, nanti-
Brukkk!
"Huaaaaaaa."
"Astaga!"
Ibu Haechan langsung menghampiri putra tunggalnya itu yang sudah berada telungkup diatas rumput.
"Ibu sakit..hikss.."
"Kan ibu sudah bilang tadi jangan berlari."
Tangan lembut ibu Haechan mengusap lelehan air matanya yang mengalir di kedua pipinya yang tembam itu. "mana yang sakit sayang?"
"Ini hikss..." Tangan kecil itu menunjuk kearah lutut dan juga memperlihatkan telapak tangannya yang memerah.
Ibu Haechan mengusap sayang lutut anaknya yang terlihat sedikit lecet itu, lalu meraih telapak tangan anaknya untuk diberikan kecupan sayang. "Sudah, sudah sembuh, tidak sakit lagi."
Haechan sudah tidak menangis lagi dan memandang telapak tangannya yang baru saja dicium oleh ibunya. "Um- ibu benar, sudah tidak sakit lagi ehee.." ibu Haechan tersenyum dengan gemas mendengar penuturan anaknya.
"Sudah, kita habiskan dulu makanan mu ya? Baru nanti kita bermain lagi, ibu akan menemani."
"Tapi balon Channie sudah terbang ibu.."
"Nanti kita beli lagi ya sayang. Habiskan dulu makanan mu ya."
"Ung-!" Kepalanya mengangguk dengan semangat, hingga rambut jamurnya ikut bergoyang. "ibu yang terbaik, aku menyayangi ibu."
"Ibu juga menyayangimu sayang."
Haechan mengecup pipi kanan ibunya dan tersenyum lebar. "Ibu harus terus bersamaku, mengobati channie kalau luka dan membelikan lagi channie mainan yang baik."
"Ibu berjanji sayang." Ibu Haechan mengusap sayang rambut putra tunggalnya itu. "Ibu akan memastikan haechannie tumbuh besar dan menjadi pria yang tampan."
Haechan meremat kuat selimut yang menutupi hingga ke dadanya itu. Air matanya mengalir begitu saja. Mimpinya barusan terasa sangat menyakitkan untuknya.
Lama kelamaan, isakan pilu terdengar jelas keluar dari celah bibir pemuda kelahiran Juni itu.
"Ibu berbohong, ibu mengingkari janji." Haechan semakin meremat kuat selimutnya. "Aku rindu ibu. Putra mu ini merindukan tangan halusmu Bu."
Isakan Haechan semakin menjadi, dan berubah menjadi tangisannya yang terdengar semakin pilu dan menyedihkan.
Rasanya sangat Sesak dan menyakitkan. Ia rindu sosok ibunya, ibu yang sedari kecil merawatnya dan selalu berada dibelakangnya. Tidak pernah membiarkannya terluka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow | Markhyuck (On-Hiatus)
Fanfiction-BxB -Yaoi, Frontal, Angst, Adult -🔞🔞🔞 -Jangan salah lapak! Yang homophobick mending minggat aja!