2. MPLS

368 61 4
                                    

Saatnya berangkat sekolah!!!

Yap. Karna sekarang aku berumur 15 tahun, berarti aku harus sekolah kan? Ugh aku tak sabar melihat cogan-cogan lagi. Anggap saja cuci mata hehe.

Kalian tidak usah munafik. Saat hari pertama MPLS kalian juga berharap bisa cuci mata kan?

Di kehidupan ku dulu, aku tidak dapat menikmati masa-masa SMA karna sibuk dengan kesedihan yang sebenarnya tidak perlu di pikirkan. Yah mungkin karna dulu terlalu bodoh.

Baiklah... untuk menciptakan kehidupan SMA yang aman, damai, sentosa, aku harus menghindari beberapa orang yang berpengaruh besar menjadi penyebab kesialan ku di kehidupan lalu dan...

SELAMAT DATANG KEHIDUPAN SMA YANG MENYENANGKAN.

hehe.

......

Dan di sinilah aku saat ini. Berdiri di depan gerbang sekolahan yang sudah tertutup rapat.

KENAPA BISA SAMPAI TERLAMBAT SIH?

Sabar Tinta, tarik nafas... lalu hembuskan.

huh.

Dasar para OSIS menyebalkan. Kenapa menyebalkan? Karna kami yang terlambat datang tidak di ijinkan masuk gerbang sebelum mendengarkan semua ocehan mereka. Yah walaupun kami yang salah, setidaknya kalau mau mengoceh nanti dulu kek biar acara MPLS nya tidak semakin tertunda.

Hingga tiba-tiba ada seorang siswi yang berani menyela salah satu OSIS yang sedang mengoceh di depan.

"Eum... kak, tidak bisakah ini di tunda dahulu dan dilanjutkan nanti? setidaknya sampai selesai upacara pembukaan MPLS, agar kegiatannya tidak semakin tertunda." Ujar seorang siswi.

Hohoho... aku ingat kejadian ini. Di kehidupanku dulu, dia adalah seorang siswi cantik yang populer karna diperebutkan oleh para lelaki tampan di sekolah ini. Banyak yang menyukainya karna sifatnya yang baik hati dan polos. Dan sekarang, apakah kau mencoba untuk menjadi seorang pahlawan lagi nak?

Tapi sayang sekali, karna hal ini kau akan dijadikan target anak OSIS.

Yah sama seperti di kebanyakan sekolah yang ada. Saat kau mencoba menentang otoritas para OSIS, maka kau akan dijadikan target pelampiasan kekesalan mereka.

Baiklah Tinta, kau tidak perlu ikut campur. Cukup jadi pengamat saja.

"Siapa nama mu?" tanya OSIS itu tajam.

"S-seren Lumia."

Saat OSIS tersebut ingin mengeluarkan ultimatum nya kembali, lagi-lagi disela oleh seseorang.

"Rengganis! Sudahlah. Lagipula apa yang dia katakan benar adanya. Lebih baik jangan mengulur waktu lagi. Ini bisa di selesaikan nanti!" ujarnya lalu tersenyum manis ke arah kami dan berlalu pergi.

"T-tapi Bim... Bima! Bima hei! Huh awas saja nanti, kau tak akan kulepaskan Seren!"

Yah begitulah drama kali ini berakhir.

Oh iya, setelah ini masih akan ada drama lagi, dan masih seputar si Seren.

Dan parahnya lagi, kali ini akan melibatkan aku! Ini lah awal mula buruk nya masa-masa SMA ku dulu.

Pembulian.

Dulu aku juga salah satu dari sekian banyak nya korban bullying.

Tidak ada yang mau membantu ku karna aku tidak cantik. Sedangkan Seren? Oh jangan di tanya. Banyak pangeran berkuda putih yang selalu siap membelanya.

Tinta's Story [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang