6. Aneh

202 41 9
                                    

Saat berbalik setelah menutup pintu rumah, Tinta dikejutkan dengan seseorang yang tengah memandangnya seraya bersedekap dada.

Tinta yang melihatnya hanya bisa membatu dan ingin segera kabur.

Siapapun tolong selamatkan Tinta!
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Astaga Mamaaaa... bikin kaget aja tau ngga sih??" gerutunya.

Dengan santai, sang Mama menatap Tinta dengan pandangan menyelidik seraya menaikan sebelah alisnya.

"Siapa tadi yang anter pulang?"

"Temen Tinta Maaa."

"Yakin cuma temen? Ganteng gitu. Kamu kan demennya sama yang ganteng-ganteng."

"Ya Mama, cuma temen. Mama fokus aja kerja, Tinta ngga akan macem-macem."

"Mama cuma khawatir sama kamu Tinta. Mama tau, Papa dan Mama jarang punya waktu buat kamu. Makanya Mam—"

Belum selesai sang Mama berbicara, Tinta segera memotong perkataan beliau.

"Tinta bukan anak kecil lagi yang bakal nuntut ini itu ke Mama sama Papa. Tinta juga bisa jaga diri. Jadi, Mama sama Papa jangan khawatir. Sekarang Mama istirahat dulu, pasti mama baru aja sampai terus capek kan? Tinta juga mau istirahat. Selamat malam Mama."
Ujarnya seraya mengecup pipi sang Mama dan dibalas oleh tatapan sendu beliau.

Sesampainya di kamar, Tinta menghempaskan tubuhnya kekasur. Tak lama kemudian ia bergegas menyambar handuk dan segera mandi.

25 menit kemudian ia telah selesai dengan segala aktivitas nya.

Dengan gontai ia beranjak kekasur dan terlelap dalam tidurnya.

Sekitar waktu tengah malam, muncul seseorang yang mengintip dari balik jendelanya.

Tidak seperti waktu itu. Kini ia tidak bisa menyelinap seenaknya ke kamar Tinta karna ada penghuni lain di rumah itu.

Ia hanya diam mengamati dan tak berapa lama ia memutuskan untuk pergi.

Oh sungguh, ia sudah sekuat tenaga menahan keinginannya untuk menyelinap masuk ke dalam kamar.

°°°°°

Keesokan harinya setelah melakukan rutinitas pagi yang kali ini ditemani sang Mama, Tinta pun bergegas berangkat kesekolah.

Karena masih lumayan pagi, Tinta berjalan dengan santai sambil bersenandung kecil. Matanya fokus ke arah ponselnya tanpa memerhatikan jalan.

Brukk!!

"Ahh!!" teriaknya terjatuh.

"Kalau jalan mata tu di pake. Untung gue yang lo tabrak. Kalo truk? Percuma lo hidup lagi kalo akhirnya mati ngga guna."

"Apasih?! Lo aja yang ngehalangin jalan. Pakai acara nyalahin gue segala." omel Tinta.

Karena sebal, ia pun menarik kuciran Tinta dengan gemas.

"Serah lo bocah." ujarnya lalu meninggalkan Tinta yang terperangah karena tak menyangka rambutnya akan ditarik.

"Juan sialan, sini gak lo!" teriak Tinta menggelegar seraya berlari mengejar Juan.

Sesampainya di halte, mereka duduk berjauhan sambil menunggu bis datang. Terjadi keheningan yang cukup canggung hingga Tinta memutuskan untuk bersuara.

"Juan..."

"Hm?"

"Lo... sejak dari kapan lo mulai lakuin itu? Maksud gue kalo lo udah lama ngelakuin hal kaya gitu, ngga mungkin di kehidupan lalu lo bisa ketahuan sama gue kan?"

"Lo ngga perlu tau. Yang perlu lo lakuin cuma tutup mulut. Paham?"

"Hm." 

Tak lama kemudian Tinta kembali bersuara.

"Btw kok lo bisa disini? Setau gue rumah kita kan berlawanan arah?" tanya Tinta yang seketika tersadar akan kejanggalan Juan.

"Lo ga mungkin kan karena saking takutnya rahasia lo kebongkar, sampai tinggal di deket rumah gue?" lanjutnya.

Matanya memicing sambil menatap Juan dengan pandangan menyelidik.

Juan yang mendengarnya hanya terkekeh dan tersenyum miring yang membuat Tinta keheranan.

"Dasar sinting." batin Tinta.

Tak lama kemudian bis yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Tinta dan Juan bergegas masuk kedalam bis dan menuju kesekolah.

Sesampainya di sekolah, Tinta berpapasan dengan Ines di parkiran dan memutuskan untuk menuju kelas bersama-sama.

"Ta, itu si Juan kok bisa naik bis dari arah rumah lo sih?" tanya ines penasaran.

"Gue juga ngga tau. Setau gue juga rumah dia berlawanan arah sama rumah gue. Dan lagipula dia kan punya mobil anjir. Ngapain naik bis?"

"Mungkin lagi pengen merakyat." balas Ines acuh tak acuh.

"Juan merakyat? Jangan sampe besok matahari terbit dari barat." sarkas Tinta.
.
.
.
.
.

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tinta's Story [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang