5. Tentang Rangga

267 49 2
                                    

HAPPY READING
...

Tak terasa seminggu berlalu dengan cepat. Kini Tinta menempati ruangan 10 IPS 2 sebagai kelasnya selama setahun kedepan.

Wajah dan kulitnya pun semakin terlihat bersih dan cantik. Kini tidak ada lagi yang memandang Tinta sebelah mata. Ia sudah bisa dibilang termasuk kedalam jajaran cewek good looking!

Ia mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kelas yang senyap. Ya saat ini memang waktunya pembelajaran berlangsung. Dilihatnya sebagian besar para murid tampak serius mengerjakan soal dan beberapa ada yang menggosip bahkan tertidur!

"Psst... Tinta, gue liat yang nomor terakhir dong." Pinta Ines memelas.

"Aaaa makasih Tintaaa." Lanjutnya setelah menerima buku milik Tinta.

Setelahnya kembali terjadi keheningan. Ia memutuskan untuk membaca novel online di ponselnya. Ia terkikik karna merasa hidupnya sudah seperti di novel-novel saja.

Matanya tak sengaja melirik ke arah bangku yang ada di pojok belakang kelas, saat tatapannya bersibobrok dengan manik orang itu cepat-cepat ia memalingkan pandangannya. Tinta jadi panik sendiri dibuatnya.

"Nes, perasaan gue doang atau emang si Juan ngeliat ke arah sini?." Bisik Tinta.

Dengan lugunya Ines memutar badannya kebelakang dan melihat kearah Juan.

Dengan kesal Tinta memukul kepala Ines menggunakan bukunya. Ia membatin, si Ines ini polos atau bodoh sih? Kalau dia seperti itu Juan pasti tau kalau ia baru saja berbicara tentang dirinya.

Takut-takut Tinta melirik Juan, disana terlihat sesosok Juan yang sedang menyeringai kearahnya. Cepat-cepat Ia melengos dan kembali fokus ke ponselnya.

Sejak kejadian di toilet waktu itu, sebisa mungkin Tinta menjaga jarak darinya.

Juan itu berbahaya! Dimasa depan ia berhasil mengembangkan bisnisnya dan masuk kedalam jajaran pengusaha muda yang berpengaruh. Dengan kekuasaan sebesar itu sangat mungkin untuk Juan mengontrol Tinta. Jadi sebelum Juan bisa sesukses itu Tinta harus berhasil mengumpulkan kekuasaannya juga.

Terlalu sibuk dengan pikirannya, Tinta sampai tidak sadar bahwa bel istirahat sudah berbunyi.

Setelah tersadar ia segera mengajak Ines ke kantin untuk mengisi perutnya yang berdemo sejak tadi.

Sesampainya di kantin, mereka memutuskan untuk memesan makanan dan menyantapnya dengan hikmat.

"Ta, liat deh. Itu si Rangga anak IPA 1 kan ya? Keliatannya dia di bully lagi sama anak kelas 12." Adunya.

Rangga Brayuda.

Lelaki yang selalu ditindas oleh para senior karna penampilannya. Tidak ada yang akan menyangka bahwa sosok lelaki cupu itu adalah saingan bisnis seorang Arjuan Danuarta dimasa depan. Setelah kesuksesannya, ia membalas dendam akan semua kesakitan yang ia alami sewaktu remaja. Para senior yang dulu menindasnya dibantai habis, dan tidak ada satupun yang terlewat. Ugh Tinta bergidik ngeri membayangkannya.

Sepertinya Tinta harus menjalin hubungan baik dengan lelaki itu. Tapi itu pasti tidak akan mudah. Ia yakin sekali Juan pasti menargetkan Rangga untuk menjadi orangnya.

Daripada menjadi musuh, lebih baik dijadikan partner saja bukan? Tinta hapal betul dengan cara kerja otak licik Juan.

......

Sepulang sekolah, Tinta buru-buru keluar kelasnya karna ia memiliki urusan mendesak. Bahkan teriakan Ines pun tidak dihiraukannya.

Tinta's Story [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang