3. Pertemuan Tak Terduga

301 54 2
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 16.00. Bel pertanda pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi, tetapi tak menyurutkan niat Tinta untuk melihat live streaming bias nya.

Disebelahnya terdapat seorang gadis keturunan Jawa-Sunda yang baru saja resmi menjadi teman sebangkunya.

"Tintaaaa! Jadi beli skin care gak sih? Ck. Lama-lama gue tinggal juga lo!"

"Ines cantiiiik... bentar ih, dikit lagi mau abis. Jarang-jarang gue bisa kaya gini tau." Rengeknya.

Ines yang sudah jengah dengan rengekan Tinta, akhirnya merebut ponsel gadis itu dan menyimpannya di saku seragamnya.

'Dasar tidak berperasaan!'

"Ayok ah buruan. Gue gak mau ya kalau sampai kehabisan skin care nya!" Ujarnya seraya menyeret Tinta keluar kelas.

Akhirnya ia mengikuti Ines dengan langkah lesu.

Siapa sih yang tidak kesal kalau lagi asyik-asyiknya nonton live streaming tapi malah di ganggu?

Namun baru beberapa langkah Tinta berjalan, ia merasa mendapat panggilan alam yang mendesak.

"Ines! Gue mau ketoilet dulu. Kebeleeeeet." Teriaknya lalu berlari mencari toilet terdekat.

Ines yang mendengarnya hanya menghela nafas jengah dan menatap datar kearah Tinta pergi.

"YAUDAH GUE TUNGGU DIPARKIRAN. KALO LO LAMA GUE TINGGAL, BYE." Teriaknya mengancam.

......

"Shh ahhh... mphh ahh."

"Anjir suara apaan tu? Gila aja ada yang berani ngadon bayi disekolah. Mana ditoilet lagi. Gak modal banget." Rutuknya.

......

Setelah beberapa menit, ia telah menuntaskan keperluannya. Tinta yang sedang memperbaiki seragamnya dikejutkan dengan sesosok laki-laki yang menyender di pintu masuk toilet dan menatap lurus kearahnya.

Ia rasa laki-laki itu adalah orang yang sama dengan orang yang berbuat mesum tadi.

Iya sih cogan, tapi Tinta mana sudi dengan laki-laki berotak mesum!

Dengan kikuk dan sedikit was-was, ia berjalan melewati laki-laki tersebut dan hendak melangkah keluar. Namun belum sempat memegang handle pintu, ia merasakan kerah bajunya tertarik kebelakang hingga membuatnya tercekik dan mundur beberapa langkah.

"Anjir woi sakit! Lo kira gue kambing apa bisa main tarik-tarik!" sewotnya.

Dengan santai, laki-laki tersebut malah memojokkan Tinta ke wastafel dan mengendus lehernya.

Merasa dirinya dilecehkan, Tinta mendorong laki-laki tersebut dan hendak menendang asetnya.

"Wow wow... calm down girl!" ujarnya seraya mengangkat kedua tangan.

Tinta yang melihatnya hanya mendengus sebal. Yang tadinya takut dengan laki-laki itu, kini malah merasa kalau dia hanyalah sesosok bajingan mesum!

"Mau apa? Gue buru-buru, udah ditungguin. Buruan kalau mau ngomong."

"So, Tinta...." ujarnya menggantung dan kembali melangkah untuk mempertipis jaraknya dengan Tinta.

"I know your secret..." Bisiknya seraya meniup telinga tinta lalu mundur beberapa langkah.

"M-maksud lo apa?" Gugupnya.

"Well, gue rasa kita gak perlu kenalan karna gue tau lo udah kenal gue siapa. Gak usah pura-pura gak kenal gue." Ujarnya lalu bersmirk ria.

Tinta's Story [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang