03. Gone (Lia, Soobin, Yuna)

229 22 0
                                    

Love

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Love... is a thing that can make people crazy. Something that can make them happy but the other hand can hurt their feeling and shed in tears. Yeah, I knew it, now. I'm hurting because of love...




Seoul, 19th December 2020



Disebuah rumah yang terbilang mewah, seorang pria tengah duduk menghadap ke perapian. Terlihat jari jemarinya mengetik sebuah pesan di gawai kesayangannya dan mengirimkannya pada seseorang. Setelah itu ia meletakan kembali ponselnya di meja yang tak jauh dari jangkauannya.

Tiga puluh menit kemudian, terdengar suara bel yang membuatnya menoleh ke belakang. Seorang wanita paruh baya berlari kecil menuju pintu dan membukakannya. Terlihat seorang wanita muda melangkah masuk dengan menggunakan mantel bulu berwarna hitam.

"Tuan, ada yang ingin bertemu dengan Anda." Ucap si wanita paruh baya diikuti seorang wanita cantik di belakangnya. Pria yang mengenakan kemeja putih itu pun bangkit dari duduknya untuk menghampiri mereka.

"Kau boleh pergi." Titahnya, membuat sang wanita paruh baya membungkuk hormat dan meninggalkannya bersama wanita itu.

"Duduklah dulu." Ajaknya pada si wanita dan mereka pun duduk berhadapan di ruangan tersebut.

"Ada apa kau memanggilku Soobin-ah?" Pria pemilik nama Soobin itu pun tersenyum.

"Tentu saja karena aku merindukanmu. Memangnya kau pikir kenapa?" Jawabnya santai membuat wanita itu mendongkak menatapnya tajam.

"Benarkah? Aku pikir kau hanya ingin menunjukan boneka barumu padaku." Jawabnya dingin dan sarkas.

"Hahaha." Soobin tertawa lepas. "Kau memang tidak berubah Jisu-ya. Dingin dan misterius." Jisu hanya berdecak menanggapinya. Tak lama kemudian munculah seorang gadis yang langsung memeluk Soobin dari belakang.

"Oppa! kau merindukanku?" tanya gadis itu manja, membuat Jisu semakin muak melihatnya. Soobin tersenyum dan menatap gadis yang kini tengah memeluknya.

"Tentu saja Yuna-ya. Begitupun dengan wanita yang kini berada dihadapan kita." Yuna perlahan melepaskan pelukannya dan menatap Jisu.

"Ah, kau pasti teman Soobin oppa. Hallo, eonni. Senang bertemu denganmu" Dengan terpaksa Jisu menunjukan senyum palsunya dan membalas salam Yuna.

"Kau pasti Shin Yuna. Soobin sering menceritakanmu padaku." Ucapnya.

"Benar, eonni. Benarkah? Oppa, apa saja yang kau ceritakan padanya?" Tanya Yuna manja dan Jisu benci melihat gadis yang bersikap sangat manja.

"Tidak banyak yang ku ceritakan. Duduklah." Titahnya pada Yuna.

Yuna dan Soobin asyik mengobrol berdua dan tak memperdulikan Jisu yang kini tengah menatapnya. Jisu sudab seperti hantu yang tidak dianggap kehadirannya. Ia pun hanya menikmati cokelat panas yang disajikan diatas meja.

"Ah aku sampai melupakanmu Jisu-ya. Aku ingin memberikan sesuatu untukmu." Soobin pun meraih ponselnya dan mengirimkan sesuatu pada Jisu.

Tak lama kemudian ponsel Jisu pun bergetar dan terdapat pesan multimedia. Ia membuka pesan itu dan melihat sebuah video yang menampilkan kenangannya bersama Soobin selama satu tahun mereka saling mengenal.

Jisu pun memutar video itu dan terharu. Ia tidak menyangka jika Soobin memberikan ini untuknya. Walaupun pria hanya menganggapnya sebagai teman, namun ia menganggapnya lebih daripada teman biasa.

Diam-diam Jisu memang sudah lama memperhatikan Soobin. Mereka bisa saling mengenal karena mengikuti club golf yang sama. Semenjak itu, mereka menjadi teman dekat hingga saat ini. Jisu perlahan mulai menyukai Soobin, walaupun pria itu tidak pernah mengetahuinya.

Perlahan air matanya menetes membasahi pipinya. Ia menangis karena dua hal. Pertama karena video yang Soobin berikan, dan kedua karena meratapi nasib kisah cintanya yang bertepuk sebelah tangan.

"Thanks... Choi Soobin..." ucapnya sambil menghapus air matanya. Karena tidak tahan melihatnya ia pun bangkit dari duduknya.

"Aku mendadak ada urusan. Terima kasih untuk semuanya Soobin-ah, semoga kita bisa bertemu di lain waktu." Jisu pun meninggalkan keduanya.



Udara di luar memang sangat dingin. Terlihat dari uap yang keluar ketika bernafas. Jisu berlari meninggalkan rumah itu dengan perasaan hancur. Sesak, itulah yang ia rasakan. Ia tidak menyangka jika cinta bisa menyakitinya seperti ini.

Jisu menyetop taksi yang melintas di jalanan pada malam itu. Ia pun masuk dan menatap kosong keluar jendela. Kini, ia bisa merasakan rasa sakit itu. Betapa sakitnya menjalani cinta sepihak yang tak pernah terbalaskan. Air mata kembali menetes dari kedua matanya. Kini ia akan memulai kembali hidupnya dan melupakan sosok Soobin.

"Selamat tinggal Choi Soobin. Aku akan selalu mengingatmu."

Love.... why is it so painful?
Why does it make us crazy?
Why does it make us happy, but the other hand make us shed in tears?
Now, I know it.
I'm a stupid girl who believes that love can create a happiness.
Love doesn't always end up happily ever after.
Sometimes... love will end tragic and left the pain and sorrows.

FIN

Pie_cheesecakeAugust 03, 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pie_cheesecake
August 03, 2021

Txtzy DraftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang